Jagat media sosial ramai dengan diskusi warganet soal
 konsumsi vitamin C demi menjaga imunitas tubuh. Bahkan, ada sebagian orang yang
 percaya semakin banyak vitamin C yang masuk ke tubuh manusia, kemampuan
 menangkal penyakit akan lebih tinggi. 
Konten kreator media sosial, Tirta Hudhi atau yang lebih
 dikenal dengan dr. Tirta membantah informasi liar yang menyebut konsumsi
 vitamin C 1 gram per 3 jam akan memperkuat imun. 
“Batas konsumsi harian vitamin C (orang) dewasa itu 200
 mg-500mg. Kalau kelebihan ya dibuang ginjal. Terlalu banyak justru enggak bagus
 untuk ginjal,” begitu cuitan dr. Tirta di akun Twitter-nya. 
Menanggapi hal ini, Ahli Gizi dari Rumah Sakit Medistra
 Jakarta, dr. Cindy Pudjiadi Sp.GK meminta masyarakat untuk mengikuti standar
 takaran konsumsi vitamin harian. “Ikuti saja pedomannya,” kata dia
 saat dihubungi Asumsi.co, Kamis (1/7/2021). 
Dilansir dari laporan National
 Institue of Health (NIH) Amerika Serikat, vitamin C adalah senyawa
 bersifat asam yang terkandung dalam berbagai makanan. Jika masuk ke dalam
 tubuh, zat tersebut bersifat antioksidan untuk membantu regenerasi sel yang
 rusak karena radikal bebas dari makanan yang dikonsumsi, paparan sinar matahari
 berlebih dan polusi udara. 
Baca juga: Vaksin COVID-19 Pengaruhi Siklus Menstruasi, Benar Enggak Sih? | Asumsi
Tubuh membutuhkan vitamin C sebagai pembentuk kolagen yang
 berfungsi untuk menyembuhkan luka. Selain itu, vitamin C membantu penyerapan
 zat besi dari makanan berbasis tumbuhan, serta meningkatkan kinerja sistem imun
 tubuh dari penyakit. 
Pertanyannya, berapa banyak vitamin C yang harus dikonsumsi
 manusia setiap hari?
Jumlah vitamin C yang dibutuhkan setiap orang sejatinya
 tergantung pada usia dan jenis kelamin. Para ahli membuat klasifikasi berisi 13
 pengelompokan. 
Buah-buahan dan sayur-mayur menjadi sumber vitamin C paling
 umum yang bisa diakses konsumen dengan mudah. Buah dengan rasa asam biasanya
 mengandung vitamin C tinggi seperti jeruk, anggur, dan kiwi. Sedangkan untuk
 sayur, manusia bisa mengomsumsi brokoli dan tomat. Bagi mereka yang merokok, wajib
 menambah 35 mg vitamin C setiap hari untuk mencegah rusaknya organ akibat
 polusi asap dan zat kimia dari tiap batang rokok. 
Ilmuwan sepakat vitamin C dapat menurunkan risiko kanker dan
 tumor. Dalam penerapan kemoterapi bagi penyintas kanker, biasanya suntikan
 vitamin C diberikan untuk mengembalikan kondisi tubuh pascatindakan terapi.
 Selain itu, mengonsumsi vitamin C yang cukup dapat mencegah serangan jantung,
 katarak, dan flu. 
Bicara soal flu, virus corona yang menarget sistem
 pernapasan menjadi momok tersendiri di penjuru dunia selama hampir dua tahun ke
 belakang. Vitamin C disebut-sebut menjadi salah satu benteng pertahanan untuk
 menjaga daya tahan tubuh dari Covid-19. 
Baca juga: Perbedaan Sinovac, Astrazeneca, dan Sinopharm, Serta Efektivitasnya Pada Varian Virus Baru | Asumsi
Anggapan semakin banyak mengonsumsi vitamin C ke dapat
 meningkatkan daya tahan tubuh pun bergulir di grup-grup WhatsApp dan media
 sosial lainnya. Padahal menurut ilmuwan NIH, hal tersebut berbahaya. 
Ahli Gizi Masyarakat dari Fakultas Kedokteran Universitas
 Indonesia, dr. Tan Shot Yen ketika dihubungi Asumsi.co, Kamis (1/7/2021)
 menyampaikan terdapat ambang batas atau upper limit untuk konsumsi
 vitamin C.