Vaksinasi kini menjadi salah satu upaya yang sedang dikejar pemerintah, untuk menekan penyebaran virus Covid-19. Saat ini, vaksinasi makin dikejar seiring laju penularan Covid-19 yang memburuk.
Namun, tak mudah membuat orang mau divaksin. Selain alasan yang sulit dipahami seperti, keberadaan chip untuk mengontrol manusia, hingga teori konspirasi lainnya. Kebanyakan, penolak vaksin justru karena cuma sekadar takut pada prosesnya.
Ya, mau tidak mau, sampai saat ini, untuk memasukkan vaksin ke tubuh mesti melalui proses suntik. Takut suntik, inilah yang jadi penghambat.
Isu ini sebetulnya bukan isu baru. Sejak ikut program vaksinasi di sekolah dasar, suntik sudah jadi momok yang menakutkan buat banyak orang. Saat tenaga kesehatan masuk ke kelas untuk melakukan vaksinasi, tak jarang anak-anak malah berkumpul di pojokan kelas, dan mendorong temannya agar lebih dulu disuntik.
Baca Juga: Peneliti Australia Bakal Uji Coba Vaksin Semprot, Lebih Bagus Mana Sama yang Suntik? | Asumsi
Dari situ ada yang mulai memberanikan diri sampai menangis tak terperi. Tapi bukan anak kecil saja yang takut suntik. Program vaksinasi Covid-19 yang dilakukan, buat semua usia menunjukan kalau ketakutan pada jarum suntik bisa dialami siapa saja.
Dengan mudah, di platform YouTube misalnya, kita bisa melihat ketakutan yang tak kalah lucu dari orang dewasa pada jarum suntik. Bahkan, orang dengan profesi yang kelihatannya gagah seperti TNI-Polri saja masih ada yang takut disuntik.
Begitu juga dengan tenaga kesehatan yang kita anggap biasa pada prosedur medis. Ada juga yang takut disuntik.
Dalam proses tes kesehatan Bakal Capres 2019 pada 2018 lalu, Prabowo Subianto yang kini menjabat Menteri Pertahanan Republik Indonesia juga menyatakan hal serupa. Ia lebih memilih terjun dari helikopter ketimbang disuntik.
“Saya takut disuntik, lebih baik terjun saja,” ucap Prabowo di depan wartawan yang meliput kala itu.
Lalu Apa sih, yang Membuat Orang Takut Disuntik?
Mengutip laman Hello Sehat, orang yang takut disuntik berbeda dengan mereka yang sudah mencapai tahap fobia. Mereka yang takut, mungkin hanya enggan untuk disuntik.
Sementara di tahap fobia, pengidap bisa mengeluarkan reaksi seperti mengalami tekanan darah tinggi, dan denyut jantung yang meningkat. Tak jarang, pengidap fobia suntik akan pingsan saat disuntik, saking takutnya.
Namun secara umum, ketakutan orang pada jarum suntik adalah rasa sakit yang ditimbulkan. Bisa juga karena trauma disuntik saat kecil, yang membuatnya menjadi segan saat harus menerima suntikan saat dewasa.
Baca Juga: Ide Wisata Vaksin di Tengah Lonjakan COVID-19, Tepatkah? | Asumsi
Beberapa psikolog percaya bahwa, rasa takut disuntik mungkin berawal dari pikiran. Mereka berpikir kalau luka tusukkan pasti berbahaya, bahkan sampai mematikan.
Padahal, ketakutan ini bisa jadi justru membahayakan. Soalnya, dalam perjalanan hidup manusia, ada saja pelayanan kesehatan yang memerlukan proses suntik. Misalnya, kebutuhan vaksinasi Covid-19 saat ini. Atau paling tidak pengecekan darah untuk kesehatan.
Bagaimana Menyikapinya?
Direktur UFHealth Florida Exposure and Anxiety Research (FEAR) Lab di Gainesville, Florida, Joe McNamara, menyebutkan di situs Livestrong, ada sejumlah cara yang bisa dilakukan untuk meminimalisir ketakutan pada jarum suntik.
Cara yang pertama adalah, memberanikan diri sendiri. Orang dengan ketakutan pada jarum suntik harus menyadari, kalau menghindar dari disuntik tak akan menyelesaikan rasa takutnya pada jarum suntik.
McNamara merekomendasikan, orang yang takut disuntik untuk membiasakan diri dengan jarum. Entah itu, lewat gambar atau melihatnya secara fisik dan menyentuhnya secara aman.
Cara lain yang bisa dilakukan adalah membuat janji disuntik. Dengan begitu, anda akan memberanikan diri untuk menepati janji. Jika belum merasa dapat melakukannya, maka disarankan untuk menghubungi profesional.
“Apabila Anda merasa takut untuk pergi, kemudian merasa lega karena sudah berakhir saat anda keluar dengan penuh kemenangan, itu benar-benar normal, ucap McNamara.
Cara ketiga adalah, dengan menggunakan teknik relaksasi. Saat berada di janji temu vaksin, ada beberapa cara untuk mendorong respons relaksasi. Caranya, dengan bernapas dalam-dalam.
“Apabila anda secara sadar memperlambat pernapasan dengan mengambil napas ‘perut diafragma, anda memperoleh respons yang menenangkan. Memperlambat napas memperlambat detak jantung anda, yang kemudian memberi tahu otak anda semuanya baik-baik saja,” kata dia.
Saat melakukan ini, pastikan menarik napas untuk membesarkan perut, dan kemudian mengeluarkannya untuk menariknya kembali. Cara ini dapat membantu orang yang takut disuntik rileks, dan juga mengalihkan pikiran dari kekhawatiran pada jarum suntik.