General

DPR RI Naik Kelas, Ada Peran ‘Tangan Dingin’ Bamsoet

Ramadhan — Asumsi.co

featured image

Satu hari sebelum hari jadi DPR RI yang ke-73, institusi perwakilan rakyat ini berhasil “naik kelas”. Penilaian tersebut berdasarkan hasil survei yang dilakukan atas inisiatif Asumsi.co yang bekerja sama dengan lembaga survei Charta Politika. Diadakan di Resto Penang Bistro, Jakarta Selatan kemarin (28/8), hasil survei menyatakan kalau DPR dinilai sukses meningkatkan kepercayaan publik dan hal ini dipercaya tidak lepas dari peran sang ketua saat ini, Bambang Soesatyo (Bamsoet).

Dalam acara rilis hasil phone survey bertajuk “DPR Terima Rapor: Survei Persepsi Publik Mengenai Kinerja DPR RI” tersebut, Muslimin Tanja selaku Manajer Riset Charta Politika mengungkapkan bahwa survei digelar di delapan kota besar di Indonesia. Mengikutsertakan 800 responden, hasil survei mendeskripsikan fakta-fakta yang mendukung naiknya kepercayaan masyarakat terhadap DPR.

Memang perolehan angka dalam survei tersebut mengungkapkan adanya beberapa lembaga negara yang masih lebih dipercaya. Tapi, Muslimin melanjutkan, tingkat kepercayaan DPR sendiri meningkat dibanding periode sebelumnya.

“Pertama, kita coba lihat kepercayaan publik terhadap beberapa lembaga tinggi negara. Misalnya saja KPK yang selalu punya tingkat kepercayaan publik lebih besar dan menduduki posisi tertinggi. Sementara DPR sendiri tingkat kepercayaannya agak meningkat dibanding masa sebelumnya,” kata Muslimin.

Kali ini DPR berhasil meraih kepercayaan tinggi masyarakat dengan angka 49,3 persen. Posisi DPR ini berada di bawah TNI (73,5%), KPK (73,4%), presiden (68,6%) dan Polri (50,4%). Sementara kepercayaan masyarakat terhadap DPR masih lebih tinggi dibanding kepercayaan mereka terhadap partai politik (45.8%).

Dilihat dari fungsi DPR, adalah fungsi legislasi dengan besar angka 53,5% yang diinget para responden ketika ditanya mengenai peranan DPR. Sedangkan 17,5% dari resondeng, yang merupakan angka terkecil, mengingat fungsi pengawasan mereka.

Terkait kinerja masing-masing bidang, Komisi III DPR dipercaya publik paling menunjukkan kinerja dengan capaian angka berkisar 37%, disusul Komisi VIII DPR 35,8%, dan Komisi I DPR 27,3%. Komisi VII DPR menjadi komisi yang dianggap paling minim kinerja dengan angka 14%.

Pencapaian di atas pun menghasilkan anggapan bahwa DPR menjadi lembaga perwakilan rakyat yang paling baik dalam menjalankan fungsinya, dibanding MPR dan DPD. Menurut Muslimin, DPR sendiri biasanya selalu ada di posisi buncit. Sekarang posisi DPR malah jauh lebih baik, yaitu sebesar 34,%. Perolehan terendah jatuh pada DPR dengan 11,3%. Muslimin menjelaskan bahwa DPR dinilai lebih aktif ketimbang MPR, apalagi DPD yang dianggap seperti lembaga yang ada dan tiada.

Bukan hanya membahas kinerja DPR, survei ini juga mencari tahu pengenalan publik akan pimpinan lembaga ini. Hasil survei menyebutkan kalau Bamsoet merupakan ketua yang cukup dikenal publik yang diikuti dengan Fahri Hamzah dan Fadli Zon. Adanya 26,5% yang mengenal Bamsoet sebagai ketua DPR membuktikan bahwa etika kepercayaan publik terhadap ketuanya tinggi, maka kepercayaan publik terhadap lembaganya juga tinggi dan hal itu tak bisa terbantahkan.

Menyetuji pernyataan tersebut, Sebastian Salang sebagai Pendiri Forum Masyarakat Pemantau Parlemen mengatakan bahwa hal tersebut tidak bisa dipisahkan dari peran ketuanya. Menurutnya, kalau penilaian publik terhadap Ketua DPR-nya buruk, maka DPR-nya juga pasti anjlok.

“Kalau bicara DPR maka ada tren yang mulai membaik. Itu karena peran Mas Bamsoet lebih terbuka kepada publik dan ada upaya secara internal untuk membenahi kekurangan-kekurangan yang ada,” ucapnya.

Menanggapi hasil survei tersebut, Bamsoet sendiri bersyukur dan mengatakan masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan di sisa masa kepemimpinannya. Terutama tantangan untuk membawa DPR tetap baik di tahun politik.

“Jadi saya agak surprise bahwa berdasarkan hasil survei Charta Politika bahwa DPR bisa naik kelas ya walaupun masih banyak tantangan-tantangan yang harus kita selesaikan terutama dalam memasuki tahun politik di mana waktu kerja DPR pasti agak terganggu dengan adanya beberapa agenda politik,” kata Bamsoet.

Bamsoet mengatakan di tahun politik ini waktu kerja DPR sangat terganggu dengan berbagai macam agenda politik terutama bagaimana memenangkan capres masing-masing di Pilpres 2019. Apalagi jika ada anggota DPR yang kembali maju sebagai caleg.

“Di tahun politik ini kan, masing-masing anggota DPR juga pasti akan sibuk berjuang jadi caleg. Karena itu, pimpinan DPR berkomitmen bersama para pemimpin fraksi untuk bisa membagi tugas-tugas anggotanya, agar tetap mengisi ruang rapat maupun sidang sehingga tidak kosong,” ucapnya.

“Itulah komitmen yang kami bangun, antara pimpinan DPR dengan fraksi,” ujarnya.

Selain itu, Bamsoet juga menyatakan DPR akan menegaskan diri menjadi parlemen terbuka. “Bersama parlemen dunia, kami menjadi salah satu parlemen terbuka,” jelasnya.

Menurut Bamsoet, semua informasi tentang DPR bisa didapatkan dengan mudah saat ini, terutama melalui akses teknologi yang sistemnya sudah ada. Bamsoet juga mengatatakan bahwa saat ini sudah tersedia aplikasi DPR Now yang akan diluncurkan di hari ulang tahun parlemen.

“Tujuan kami DPR harus kelihatan dan bisa diakses secara real time oleh masyarakat,” kata politisi kelahiran Jakarta pada 10 September 1962 silam itu .

Bamsoet menegaskan bahwa DPR akan tetap memasang telinga, dan tajam mata dalam mengawasi kerja pemerintah. Hal ini untuk memastikan pemerintah menyelesaikan tugas dengan baik dan benar.

“Pelaksanaan undang-undang dan anggaran yang sudah disetujui DPR juga agar tepat sasaran,” ucapnya.

Share: DPR RI Naik Kelas, Ada Peran ‘Tangan Dingin’ Bamsoet