Isu Terkini

Di Luar Kejadian Lion Air JT-610, Ternyata Pesawat Masih Jadi Moda Transportasi Paling Aman di Dunia

Ramadhan — Asumsi.co

featured image

Peristiwa kecelakaan pesawat Lion Air JT-610 rute Jakarta ke Pangkal Pinang yang terjatuh di perairan Tanjung Karawang, Senin, 29 Oktober 2018 pagi lalu, menyisakan ketakutan banyak orang. Apakah pesawat merupakan moda transportasi paling aman? Mengingat kecelakaan pesawat yang terjadi selalu mengerikan.

Baru-baru ini, Wakil Presiden RI Jusuf Kalla mengatakan bahwa pesawat terbang merupakan moda transportasi yang paling aman. Ia menjelaskan persentase kecelakaan transportasi darat lebih banyak ketimbang transportasi udara.

“Pesawat terbang itu sangat aman, lebih banyak orang meninggal akibat kecelakaan di darat daripada di udara,” kata Wapres JK di kantornya, Selasa, 30 Oktober 2018.

JK pun mengaku tidak khawatir bepergian dengan pesawat komersial, karena moda transportasi udara relatif aman. Ia pun mengungkapkan dalam beberapa kali kunjungan kerja ke luar negeri, dirinya kerap menggunakan pesawat komersial seperti saat menghadiri Sidang Umum PBB di New York, dan kunjungan kerja ke Tokyo, Jepang.

Lebih jauh, JK menegaskan bahwa sebetulnya regulasi penerbangan di Indonesia sudah cukup ketat. Seperti saat maskapai Indonesia dilarang terbang memasuki wilayah Eropa, pemerintah pun dengan sigap semakin memperketat sistem pengawasan penerbangan.

Sehingga penerapan sistem yang ketat tersebut akhirnya berdampak bagus terutama saat keamanan sistem penerbangan di Indonesia diakui oleh dunia internasional, dan mendapatkan izin terbang ke wilayah Eropa.

Bicara soal dunia penerbangan komersil, JK membeberkan pertumbuhan moda transportasi udara di Indonesia cukup besar. Sehingga kebutuhan terhadap sumber daya penerbangan juga semakin banyak. Maka dari itu, sekolah-sekolah penerbangan di Indonesia jumlahnya tumbuh pesat di sejumlah daerah seperti Cirebon, Banyuwangi, Kalimantan, dan Sulawesi.

Meski begitu, JK memastikan bahwa pesatnya pertumbuhan moda transportasi di Indonesia juga diimbangi dengan ketatnya sistem pengawasan penerbangan. Hal itu dilakukan dengan tujuan agar risiko kecelakaan pesawat terbang bisa diminimalisir.

“Tapi bagaimana pun kita selalu atasi dengan regulasi yang baik, dengan sistem dan juga tanggung jawab perusahaan yang baik,” ujar pria kelahiran Watampone, Sulawesi Selatan pada 15 Mei 1942 silam itu.

Terkait dengan kecelakaan yang menimpa Lion Air JT-160, Jusuf Kalla mengatakan, pemerintah belum bisa memastikan apakah dengan kejadian tersebut Eropa akan kembali mengeluarkan larangan bagi maskapai penerbangan Indonesia. Saat ini pemerintah tengah menunggu hasil investigasi KNKT.

“Kalau memang (kecelakaan Lion Air) akibat kelalaian regulator atau pemerintah, bisa saja ada sanksi lagi, kan bertahap, dulu semua pesawat Indonesia tidak boleh kemudian hanya Garuda boleh, setelah itu semua boleh,” kata Jusuf Kalla.

Pernyataan JK itu tentu bukan tanpa alasan. Berdasarkan data-data yang ada, pesawat terbang memang masih jadi moda transportasi paling aman di dunia. Salah satu alasannya adalah tingkat kecelakaan yang sangat rendah dan angka kemungkinan untuk terjadi kecelakaan jauh di bawah jenis kecelakaan dari transportasi lain seperti sepeda motor, mobil, dan kereta api.

Apa saja faktor-faktor yang membuat pesawat masih menjadi moda transportasi paling aman di dunia? Mari simak penjelasannya di bawah ini.

Pesawat Memiliki Standar Keamanan Tinggi

Pesawat dianggap sebagai moda transportasi dengan tingkat keamanan tinggi. Perlu diketahui bahwa pihak-pihak yang terlibat dalam operasional pesawat terbang seperti pilot merupakan orang profesional. Pilot sendiri sudah terdidik dan terlatih bertahun-tahun untuk bisa dan mahir menerbangkan pesawat.

Untuk mendapatkan lisensi seorang pilot, jalan yang dilalui pun tak mudah, juga membutuhkan biaya yang tak murah. Maka dari itu, seorang pilot dipercaya untuk menerbangkan pesawat yang berisi ratusan manusia.

Selain itu, pesawat juga wajib melalui proses pengecekan sebelum take off atau lepas landas dan sesudah landing atau mendarat. Tak hanya itu saja, dari sisi perawatan pesawat, moda transportasi udara ini dapat dikatakan sebagai moda transportasi yang paling terawat dan terkontrol.

Bayangkan saja, setiap kali pesawat hendak lepas landas dan sesaat setelah mendarat, pesawat harus melalui proses pengecekan kondisi berbagai komponen pesawat yang dilakukan oleh teknisi yang terdidik dan terlatih.

Tingkat Kecelakaan Rendah Ketimbang Transportasi Lain

Faktanya pesawat sebagai moda transportasi udara punya tingkat presentase kecelakaan yang sangat kecil ketimbang moda transportasi lainnya seperti mobil, kapal, hingga kereta api.

Menurut data dari Aviation Safety Network, selama 40 tahun, angka kecelakaan pesawat terbang menurun drastis setiap dekadenya. Di era 1970-an, terdapat rata-rata 68,1 kecelakaan setiap tahunnya, lalu era 2000-an angkanya menurun hingga 39,6 kecelakaan per tahun.

Dilansir dari laman USA Today, ternyata mengemudi kendaraan lebih berbahaya ketimbang pesawat terbang karena ada 5 juta kecelakaan lalu lintas berbanding 20 kecelakaan pesawat terbang. Dalam angka, rasio kecelakaan pesawat komersil adalah 1;1,2 juta atau ada satu kecelakaan dari 1,2 juta penerbangan. Hal ini menunjukkan jika angka kecelakaan pesawat itu sangat kecil.

Lalu, data dari Aviation-Safety.net menunjukkan bahwa ada 3,6 miliar penumpang pada 34 juta penerbangan internasional di 2015 dengan perbandingan 16 kecelakaan pesawat dengan korban sebanyak 560 orang. Jika dibandingkan, angka kecelakaan di pesawat sangat kecil dibandingkan dengan banyaknya penerbangan yang terjadi.

Sementara itu, Aviation Safety Network juga mengungkapkan bahwa tahun 2017 lalu dianggap sebagai tahun paling aman dalam dunia penerbangan. Memang, tahun 2017 menjadi tahun teraman dalam perjalanan pesawat penumpang komersial karena tidak ada korban meninggal akibat kecelakaan pesawat dari seluruh maskapai di dunia.

Perusahaan konsultan penerbangan asal Belanda, To70 dan Aviation Safety Network melaporkan tidak ada penumpang pesawat penerbangan komersial yang meninggal sepanjang tahun lalu. “Tahun 2017 merupakan tahun teraman bagi penerbangan sepanjang sejarah,” kata Adrian Young dari To70, seperti dilansir Reuters, Selasa, 2 Januari 2018.

To70 memperkirakan tingkat kecelakaan fatal bagi penumpang penerbangan komersial dalam pesawat besar adalah 0,06 per 1 juta penerbangan atau 1 kecelakaan untuk tiap 16 juta penerbangan. Aviation Safety Network juga menyampaikan tidak ada kematian yang terjadi dalam penerbangan jet komersial pada tahun lalu.

Sebaliknya, fakta berbeda justru terjadi pada 2018. Dalam tiga bulan pertama pada 2018, setidaknya sudah ada 200 korban jiwa terkait dengan penerbangan dalam empat kali kecelakaan di seluruh dunia.

Jika dibandingkan dengan moda transportasi darat, misalnya di jalan raya, secara statistik, memang transportasi darat paling berbahaya dalam melakukan perjalanan. Selama ini, insiden kecelakaan pesawat terbang memang selalu menjadi pemberitaan besar baik di level nasional hingga internasional.

Kehebohan itu muncul karena kecelakaan pesawat relatif jarang terjadi. Berbeda halnya dengan kecelakaan mobil yang jumlahnya jauh lebih banyak di seluruh dunia dan nyaris setiap hari.

Asosiasi Keselamatan Perjalanan Darat Internasional mengestimasi ada sekitar 3.287 orang tewas akibat kecelakaan mobil setiap hari. Sekitar 1,3 juta korban tewas dalam setahun, belum termasuk 20 sampai 50 juta yang terluka parah.

Sementara studi lain yang dilakukan Universitas Northwestern pada 2001 membandingkan antara kecelakaan mobil dan pesawat. Untuk setiap 1 miliar mil perjalanan dengan mobil, ada 7,2 orang meninggal, sementara pesawat hanya 0,07 orang saja.

Dalam hal ini, peluang pengemudi meninggal adalah 1 dari 114 dalam kecelakaan dan 1 dari 654 kemungkinan sebagai penghuni mobil. Kemudian, dari 35.092 kematian di jalur darat atau jalan raya pada tahun 2015, rinciannya adalah 12.628 dari mobil penumpang, 9.813 mobil seperti pick up dan 4.976 adalah pengendara sepeda motor.

Faktor Pemberitaan Media Membuat Kecelakaan Pesawat Jadi ‘Phobia’

Jadi memang, kecelakaan pesawat terbang merupakan kejadian luar biasa (KLB). Yang membuat heboh lagi adalah karena kecelakaan pesawat di belahan bumi manapun sudah pasti disiarkan langsung oleh media nasional bahkan internasional, sehingga selalu diperhatikan publik.

Hal itu tentu berbeda sekali dengan kecelakaan moda transportasi yang terjadi di jalan raya. Meski sering terjadi namun kecelakaan di jalur darat hanya termuat di media lokal saja.

Status KLB membuat kecelakaan pesawat benar-benar diekspos secara besar-besaran. Secara detail hampir seluruh media membahas bagaimana pesawat bisa hilang dari radar, hilang kontrak, hingga akhirnya terjatuh.

Tak hanya itu saja, dalam kecelakaan pesawat, baik media nasional maupun internasional hampir dipastikan akan mengulik tuntas bagaimana upaya evakuasi terhadap korban, lalu kalau pesawatnya jatuh ke laut, bagaimana proses mengumpulkan potongan tubuh korban yang belum ditemukan.

Belum lagi kalau kotak hitam atau black box belum ditemukan, proses panjang para petugas berwenang dalam pencarian tersebut akan terus jadi pembahasan. Kondisi itu semakin dibuat histeris dan misteri dengan beredarnya berita-berita hoax di media massa hingga media sosial.

Sederhananya, dengan masifnya pemberitaan semacam itu, maka masyarakat semakin termakan dengan anggapan bahwa bepergian naik pesawat sangat tidak aman. Sebaliknya, dilihat dari data dan statistik yang ada, pesawat justru menjadi moda transportasi paling aman di dunia.

Share: Di Luar Kejadian Lion Air JT-610, Ternyata Pesawat Masih Jadi Moda Transportasi Paling Aman di Dunia