Isu Terkini

Liga 1 Terkatung-katung di Tengah Pandemi

Ramadhan — Asumsi.co

featured image

Foto: Ramadhan/Asumsi.co

Kelanjutan kompetisi tertinggi sepak bola Indonesia, Liga 1, tak kunjung jelas di tengah pandemi COVID-19. Padahal, kompetisi di negara-negara lain, termasuk di Eropa, sudah bergulir kembali sejak beberapa bulan lalu. Apa yang menjadi kendala? Adakah solusinya?

PT LIB yang menaungi Liga 1 berencana melanjutkan kompetisi pada Februari 2021. Namun, sampai hari ini, izin kepolisian tak kunjung terbit dan kompetisi molor lagi.

Meski begitu, dari pertemuan PT LIB bersama para peserta Liga 1 dan Liga 2, Jumat (15/1/21) lalu, ada sejumlah saran dan masukan dari para kontestan terkait kepastian keberlangsungan kompetisi.

Mulai Musim Baru

Pertama, mayoritas klub menginginkan gelaran Liga 1 musim lalu dibatalkan, langsung diganti dengan musim baru.

“Ini kondisi yang semakin berat. Kompetisi sudah berhenti cukup lama, sejak Maret-Desember 2020. Kondisi klub memang semua, bergerak di bidang bisnis, semuanya berat. Dari segi keuangan, kepastian terutama. Ketidakpastian ini yang memunculkan permohonan seperti itu,” kata Direktur Utama PT LIB, Akhmad Hadian Lukita.

Sementara itu, Direktur Operasional PT LIB, Sudjarno, mengatakan bahwa hal pertama yang ingin didapatkan para pengelola kompetisi adalah izin kepolisian.

“Setelah izin didapatkan, kompetisi baru bisa digulirkan. Kami akan rancang skema, waktu, dan format kompetisi yang baru pada 2021. Itu masukan dari klub-klub,” kata Sudjarno.

Di sisi lain, sejumlah klub mengusulkan supaya kompetisi Liga 1 digelar setelah Hari Raya Idul Fitri 1442 Hijriah pada Mei 2021. Idealnya kompetisi bisa dimulai pada bulan Juni.

“Sebagian klub, termasuk Persita, mengajukan kompetisi untuk dimulai pada Mei 2021 atau setelah lebaran. Sekitar pekan keempat Mei 2021. Kami rasa itu waktu yang tepat,” kata manajer Persita, I Nyoman Suryanthara.

“Usulan dari kami, kompetisi 2020 dihentikan dan fokus ke kompetisi 2021 dengan format berbeda. Untuk waktu penyelenggaraannya, baiknya setelah lebaran, yaitu Juni hingga Desember 2021,” kata COO Bhayangkara FC, Sumardji.

Sumardji juga mengusulkan agar sistem degradasi pada musim 2021 dihapuskan saja. “Seperti usulan dari klub lainnya, musim 2021 digelar tanpa degradasi.”

Merespons usulan Sumardji, Sudjarno mengatakan bahwa pihaknya tak bisa memenuhi tuntutan tersebut. Sebab, aturan itu merupakan wewenang PSSI.

“Kompetisi itu berjalan, regulasi yang kami jalankan. Soal degradasi dan promosi, silakan ditanyakan ke PSSI ketika kompetisi bergulir. Pasti ada regulasinya,” kata Sudjarno.

Keberlangsungan kompetisi Liga 1 juga bisa tergantung dari peralihan kursi Kapolri di bulan ini. Seperti diketahui, Jenderal Idham Azis akan pensiun sebagai Kapolri pada akhir Januari 2021 dan kemungkinan besar bakal digantikan Komjen Listyo Sigit Prabowo yang diusulkan Presiden Joko Widodo sebagai calon tunggal.

“Kami semua berharap kompetisi bisa berlanjut, siapapun Kapolrinya. Kami sudah sowan ke beberapa pejabat, termasuk nanti ke siapa pun Kapolrinya, kami akan mencoba komunikasi dengan semua pihak,” kata Sudjarno.

Sepak Bola Tak Masuk Prioritas Vaksin

Keberlangsungan Liga 1 pun semakin gelap manakala Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) baru-baru ini tak memasukkan cabang olahraga sepak bola ke dalam prioritas penerima vaksin COVID-19. Kemenpora memang telah mengusulkan atlet, pelatih, dan ofisial, dari 17 cabor untuk mendapat prioritas vaksin COVID-19 dari pemerintah.

Dilansir dari Antara, 17 cabor tersebut adalah bulu tangkis, angkat besi, panahan, renang, pencak silat, tenis, karate, taekwondo, judo, wushu, voli, menembak, senam, catur, dayung, boling, dan selancar ombak.

Meski begitu, Sesmenpora Gatot S Dewa Broto mengungkapkan bahwa Kemenpora saat ini telah mengusulkan tiga cabor lainnya, termasuk sepak bola, ke Kementerian Kesehatan (Kemenkes) untuk mendapat prioritas vaksin. Namun, menurut Gatot, kepastian cabor-cabor tersebut mendapat vaksin tetap merupakan kewenangan Kemenkes.

Teranyar, Gatot mengatakan bahwa PSSI telah mengajukan 178 nama untuk menjadi prioritas penerima vaksin COVID-19 dari pemerintah. “Tidak hanya atlet, yang ada dalam daftar juga pelatih dan tenaga pendukung,” kata Gatot kepada dikutip dari Antara, Senin (18/1).

Lebih lanjut, Gatot mengatakan bahwa 178 nama itu terdiri dari para pemain, pelatih dan ofisial tim nasional U-16, U-19, U-23 serta senior. Rinciannya, dari Timnas U-16, PSSI mendaftarkan nama 30 atlet, empat pelatih dan sembilan anggota tim pendukung.

Lalu dari Timnas U-19 ada 27 atlet, lima pelatih dan 18 anggota tim pendukung. Di sini termasuk pelatih asal Korea Selatan Shin Tae-yong. Ada pula 36 atlet dan 10 tenaga pendukung untuk Timnas U-23. Terakhir, ada 29 atlet dan 10 anggota tim pendukung dari timnas senior.

Dari daftar nama tersebut, Gatot memastikan tidak ada sosok Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan. “Pak Ketua Umum PSSI tidak masuk dalam daftar karena memang harus adil, sama dengan yang lain,” ucapnya.

“Yang menjadi prioritas adalah atlet, pelatih dan ofisial yang akan dikirimkan ke turnamen internasional. Jika tidak, mereka akan menunggu vaksinasi yang sudah diprogramkan pemerintah,” ujar Gatot.

Dengan masuknya permohonan PSSI untuk vaksin COVID-19, Kemenpora memastikan bahwa saat ini sudah ada 18 federasi cabang olahraga yang mengajukan atlet, pelatih serta ofisialnya untuk menjadi prioritas penerima vaksin.

Riwayat Penundaan Kompetisi Liga 1 2020

Liga 1 musim 2020 sendiri pertama kali ditunda pada 14 Maret 2020 lalu akibat merebaknya pandemi COVID-19. Keputusan tersebut disampaikan Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan setelah laga pembuka Liga 2 2020. Saat itu, PSSI memutuskan menunda Liga 1 dan Liga 2 untuk sementara selama dua pekan.

Namun, kondisi justru berubah, terlebih saat virus Corona terus merebak. Dua pekan setelah penundaan pertama, tepatnya pada 27 Maret 2020, PSSI justru memperpanjang masa penangguhan Liga 1 dan Liga 2 dengan pertimbangan status Darurat Bencana virus Corona di Indonesia.

Lalu, Liga 1 dan Liga 2 yang sedianya bakal dimulai lagi pada awal April 2020, akhirnya ditunda lagi hingga Mei dengan masa pertimbangan hingga Juni. Saat itu, Iwan Bule, sapaan akrab Iriawan, menyebut masa penangguhan kompetisi harus diperpanjang karena situasi sudah termasuk kategori Force Majeur.

Adapun keputusan tersebut terdapat dalam Surat Keputusan SKEP/48/III/2020 tertanggal 27 Maret 2020. Dalam surat tersebut, Liga 1 dan Liga 2 direncanakan untuk dilanjutkan lagi pada Juli 2020.

Lantaran kompetisi yang tertunda berbulan-bulan, PSSI akhirnya mengizinkan tim peserta Liga 1 dan Liga 2 untuk mengubah kontrak kerja yang sudah disepakati dengan pemain. Misalnya seperti gaji pemain, pelatih, staf, dan ofisial untuk bulan April hingga Juni saat itu bisa disesuaikan menjadi hanya 25 persen dari kewajiban yang tertera dalam kontrak.

Tak berhenti sampai di situ, jelang masa akhir pertimbangan penangguhan kompetisi, PSSI kembali membuat keputusan baru pada 28 Juni 2020 yakni Liga 1 dan Liga 2 akan dilanjutkan pada awal Oktober 2020. Keputusan tersebut membuat PT Liga Indonesia Baru (LIB) selaku operator kompetisi, langsung mengambil langkah menyusun jadwal, aturan baru, hingga protokol kesehatan.

Adapun sejumlah aturan baru yang rencananya akan diterapkan dalam kelanjutan Liga 1 adalah kompetisi terpusat di Pulau Jawa, laga tanpa penonton, pembukaan bursa transfer, dan tidak ada degradasi. Pada 19 Juli 2020, PT LIB mengumumkan bahwa Liga 1 musim ini akan dilanjutkan pada 1 Oktober 2020.

Saat itu, Liga 1 rencananya akan berlangsung selama lima bulan hingga Februari 2021. Lantas, kabar bahagia itu sempat membuat tim peserta Liga 1 antusias dengan mengumpulkan pemain, renegosiasi kontrak, merombak skuad, serta menentukan stadion yang akan dijadikan kandang.

Sayangnya, lagi-lagi PT LIB dan klub-klub peserta dibuat kecewa lantaran PSSI kembali memperpanjang masa penangguhan sampai November 2020, bahkan berlanjut hingga hari ini.

Sekadar informasi, saat ditunda pada Maret, Liga 1 2020 baru menyelesaikan tiga pekan jadwal awal atau masih menyisakan 31 pekan lagi, di mana Persib Bandung tampil sebagai pemuncak klasemen sementara.

Share: Liga 1 Terkatung-katung di Tengah Pandemi