Covid-19

Tabung Oksigen Langka, Waspada Panic Buying dan Penimbunan Massal

Ikhwan Hardiman — Asumsi.co

featured image
Samuel Ramos/Unsplash.com

Lonjakan kasus COVID-19 pada
Jumat 2 Juni 2021 mencapai rekor tertinggi, yaitu bertambah 25.830 orang.
Penambahan tersebut menyebabkan total kasus Covid-19 di Indonesia saat ini
mencapai 2.228.938 orang. Lonjakan kasus juga membuat kapasitas rumah sakit di
beberapa daerah penuh, bahkan bed okupansi rate (BOR) di Wisma Atlet sepekan
terakhir sudah mencapai 95 persen.

Tak hanya sampai di sana, imbas
dari penuhnya rumah sakit di beberapa daerah membuat masyarakat harus melakukan
proteksi dengan skema isolasi mandiri, vitamin, obat sampai tabung oksigen jadi
objek buruannya. Karena banyak diburu warga, beberapa item seperti tabung
oksigen harganya terkerek naik.

Harga Tabung Oksigen Mahal

Keluhan tentang langkanya tabung
oksigen dirasakan oleh seorang warga Jakarta bernama Faris. Ia mengaku
kesulitan mendapatkan tabung oksigen. Kalaupun dapat, ia terpaksa merogoh kocek
jauh lebih dalam dibandingkan sebelumnya.

“Tarifnya mahal sekarang,
normalnya Rp800 ribu, kemarin saya beli (dengan harga baru) Rp2 juta. Ada
kenaikan dua kali lipat,” kata Faris, melansir dari Suara.com.

Baca Juga : Konsumsi Banyak Vitamin C Bisa Perkuat Imun, Benarkah?

Faris mengatakan, dirinya
membutuhkan oksigen untuk sang ibu yang sedang menjalani isolasi mandiri di
rumah. Setiap hari, setidaknya Faris harus menyediakan dua tabung berukuran 1
meter kubik untuk membantu pernapasan orangtuanya.

Pasokan Terbatas

Naiknya harga tabung oksigen
dipicu oleh langkanya pasokan yang dikirimkan produsen ke distributor. Hal
tersebut diungkap Pedagang tabung gas dari Oxygen Medical Jakarta, Ervan. Ia
menjelaskan tokonya terpaksa menjual tabung oksigen berukuran 1-2 meter kubik
dengan harga mulai Rp2,5 juta hingga Rp 4,5 juta. Ia mengaku tak punya pilihan
selain menaikkan harga yang sebelumnya berada di angka Rp800 ribu hingga Rp1,5
juta.

Keluhan tentang langkanya tabung
oksigen dirasakan oleh seorang warga Jakarta bernama Faris. Ia mengaku
kesulitan mendapatkan tabung oksigen. Kalaupun dapat, ia terpaksa merogoh kocek
jauh lebih dalam dibandingkan sebelumnya.

“Kalau stok pabrik datang (lagi),
kami bisa menurunkan (harga) sebetulnya. Tapi dari pabrik juga susah restock.
Ini aja takut kemahalan jual segitu. Tapi di Jakarta (harganya bisa) Rp3 juta
buat 1 meter kubik,” kata Ervan seperti dikutip dari Detik.

Ia mengaku tokonya hanya menyediakan
lima tabung untuk setiap ukuran per hari dan hampir selalu habis diburu
pembeli.

Hal Serupa diungkapkan Ketua
Harian Himpunan Pedagang Farmasi Pasar Pramuka, Yoyon. ia menjelaskan stok
tabung oksigen di Pasar Pramuka yang menjadi pusat perdagangan alat-alat medis
terus menipis bahkan sering kali kosong.

“Awalnya memang kita nggak
punya stok banyak, karena memang (sempat) nggak laku. Jadi kemarin yang beli
langsung banyak dan habis. Stok di sini habis dan di pabrik juga belum
ada,” ucap Yoyon.

Masyarakat Panic Buying

Menanggapi sulitnya akses
masyarakat untuk membeli tabung oksigen, mengutip Tirto.id Presiden Direktur PT
Aneka Gas Industri Rachmat Harsono mengeluarkan surat edaran untuk distributor
dan penjual agar tidak menjual tabung oksigen pada konsumen yang tidak membawa
surat rekomendasi dari dokter.

“Kami sudah memberikan surat
edaran pada seluruh perusahaan kami yang ada dan distributor yang ada bahwa
kami untuk membatasi penjualan tabung hanya untuk orang isoman ya. Untuk orang
isolasi mandiri, itu kami bisa berikan dua tabung, dengan asumsi ada surat
keterangan dokter,” jelas dia.

Baca Juga : Biar Seimbang, Ini 4 Cara Bagi Waktu Kerja dan Santai Saat WFH

Rachmat menjelaskan, kebijakan
tersebut dilakukan usai adanya lonjakan permintaan tabung oksigen dari
masyarakat seiring adanya lonjakan kasus COVID-19 yang terjadi selama sepekan
terakhir.

“Karena kami engga tau kan mereka
bisa aja beli dua kemudian tetangganya beli dua kemudian dikumpulkan ini kami
enggak tau, harus ada surat keterangan dokter yang harus kami catat,” terang
dia.

Ia menjelaskan, adanya potensi
tabung oksigen kurang untuk memenuhi permintaan selalu ada. Maka dari itu, ia
mengimbau pada distributor agar membatasi pembelian tabung oksigen untuk
kebutuhan yang tidak mendesak. Hal ini dilakukan agar masyarakat tidak panic buying dan membuat penimbunan masal.

“Ini harus diimbau, jadi temen-temen yang
sebelumnya mungkin distributor ada yang beli 10 ini dilayanin. Itu yang mesti
disikapi, agak masyarakat ini engga terjadi panik kalau panik,” jelas dia.

Bagaimana Upaya Pemerintah
Menjaga Stok Tabung Oksigen?

Kementerian Perindustrian
(Kemenperin) RI, mengklaim sudah menginstruksikan berbagai para pelaku industri
tabuung gas oksigen untuk menjaga ketersediaan tabung oksigen di tengah
lonjakan kasus harian Covid-19 di Indonesia.

“Kami akan terus memastikan
kebutuhan oksigen di rumah sakit terpenuhi dan disanggupi oleh asosiasi.
Kemenperin berharap industri yang menyuplai gas oksigen untuk medis juga
mendapatkan listrik terus menerus. Kami meminta Perusahaan Listrik Negara memastikan
ini,” ujar Agus.

Share: Tabung Oksigen Langka, Waspada Panic Buying dan Penimbunan Massal