Covid-19

Sumbang Rp 2 Triliun Untuk Warga Sumsel Terdampak Pandemi, Siapa Akidi Tio?

Irfan — Asumsi.co

featured image
Pixabay

Di tengah pandemi Covid-19 di Indonesia yang memburuk dalam beberapa waktu terakhir, terselip sebuah kisah baik. Kali ini kisah baik itu muncul dari Sumatera Selatan. Menambah deretan solidaritas sesama rakyat, kisah kali ini berupa bantuan Rp 2 triliun yang diberikan oleh keluarga pengusaha asal Aceh, Akidi Tio.

Secara manfaat, sumbangan dari keluarga Akidi ini sebetulnya sama dengan sumbangan di simpul solidaritas lain. Karena besar maupun kecil, inisiatif warga baik berupa materil atau support moril punya andil besar di tengah pagebluk ini. Namun angkanya yang fantastis, yakni Rp 2 triliun tadi memang tak pelak membuat publik tercengang.

Siapa Akidi Tio?

Tidak banyak informasi yang bisa digali dari internet tentang sosok yang disebut sebagai pengusaha ini. Namun, dalam konferensi pers yang digelar secara daring, Selasa (27/7/2021), dokter keluarga Akidi, Prof dr Hardi Dermawan, menjelaskan bahwa Akidi adalah seorang pengusaha asal Langsa, Aceh Timur.

Bisnis Akidi bergerak di banyak bidang. Mulai dari kontraktor hingga perkebunan. Namun Prof Hardi tak merinci soal perusahaan apa saja yang ada di bawah kendali keluarga Akidi. Menurutnya, sebagai keluarga pebisnis yang sibuk, keluarga Akidi memang tak begitu mau dipublikasi.

Yang jelas, Akidi Tio sendiri sudah lama meninggal. Tepatnya pada 2009. Ia dimakamkan di Palembang, Sumatera Selatan. Sumbangan yang diberikan ini, merupakan kumpulan dana yang dijaring oleh anak-anak Akidi dan disumbangkan ke Sumatera Selatan atas nama mendiang ayah mereka.

“Anaknya (Akidi Tio) ada tujuh. Yang satu sudah lama meninggal. Baru Rp 2 triliun itu yang saya ketahui bersumber dari patungan dari 6 anak Akidi Tio yang masih hidup,” kata Prof Hardi.

Prof Hardi yang telah menjadi dokter keluarga Akidi Tio sejak dekade 70 mengatakan, keluarga Akidi selama ini memang dikenal senang berbagi. Namun sumbangan yang diberikan selama ini tak selalu dipublikasikan. Sementara pilihan untuk mempublikasikan sumbangan Rp 2 triliun ini karena jumlahnya yang banyak dan butuh pemantauan.

“Saya bilang ini uang banyak makanya panggil tokoh agama, tokoh adat, biar transparan. Saya bilang ini harus jelas, itu kan amanah dari bapaknya (Akidi),” katanya.

Baca Juga: Pelibatan TNI, Polri, & BIN dalam Tangani Pandemi Dinilai Tidak Efektif

Ia juga menyebut mulanya, keenam anak Akidi yang juga pengusaha dan kini tinggal di Jakarta hendak pulang ke Palembang untuk mengawal langsung pemberian sumbangan ini. Namun, lantaran situasi Covid-19, niat itu batal dan hanya dihadiri oleh Heriyanti yang merupakan anak bungsu Akidi Tio yang memang tinggal di Palembang.

“Dua hari sebelum penyerahan kemarin, anaknya ini (yang bungsu) menelepon saya. Awalnya saya kira minta bantuan saya sebagai dokter, rupanya meminta saya untuk menyerahkan bantuan itu Rp 2 triliun, saya terkejut karena jumlahnya tidak sedikit,” kata Hardi.

Adapun alasan keluarga Akidi Tio menyumbang untuk penanggulangan Covid-19 karena tak sanggup melihat pemberitaan soal sulitnya masyarakat menghadapi pandemi. Hal itu bahkan dialami teman-teman keluarga Akidi yang meningga karena susah mencari tempat tidur rumah sakit, kekurangan oksigen, kekurangan obat, dan nakes.

Adapun alasan kenapa Sumsel yang dibantu karena amanat orang tua mereka. “Saya tanya ini untuk siapa?. Mereka bilang untuk masyarakat Palembang dan Sumsel,” katanya.

Uang itu lantas dipercayakan kepada Kapolda Sumsel, Irjen Pol Eko Indra dan diserahkan secara langsung pada 26 Juli 2021. Pilihan ini diambil karena Akidi Tio beserta tujuh anaknya sudah mengenal yang bersangkutan sejak lama saat Eko Indra bertugas di Langsa dan berpangkat sebagai perwira pertama.

“Makanya saya akhirnya sampaikan ke Pak Eko. Dia juga terkejut dengan jumlah fantastis ini,” katanya.

Mengutip Kompas, Kapolda Sumsel, Eko Indra mengatakan, sumbangan dari keluarga Akidi Tio ini nantinya akan digunakan untuk penanganan pandemi Covid-19 di Sumsel. Nantinya akan dibentuk tim ahli yang akan mengalokasikan dana bantuan tersebut sesuai kebutuhan.

Indra menyebutkan, dirinya hanya sebagai perantara dalam menyalurkan bantuan dari pihak keluarga Akidi ke Pemerintah Provinsi Sumsel.

“Saya hanya makelar kebaikan saja. Terkait alokasi, nanti akan ada ahli-ahli yang lebih paham. Saya hanya membantu untuk menyampaikan seperti dengan gubernur, pangdam, dan steakholder terkait lainnya,” ujar Indra.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Sumatera Selatan Lesty Nurainy mengatakan, selain kebutuhan obat, dana tersebut kemungkinan digunakan untuk mempercepat proses pemeriksaan atau tes. Salah satunya dengan menambah jumlah laboratorium PCR mengingat saat ini Sumsel hanya memiliki 15 laboratorium dengan kapasitas 2.000 sampel per hari.

Tak Gantikan Tanggung Jawab Pemerintah

Ekonom Institut for Development of Economics and Finance (Indef) Nailul Huda kepada Asumsi menyebut kebaikan dari setiap orang sangat berharga di tengah pandemi seperti ini. Tak peduli bentuk dan besarannya, semua bantuan yang diberikan memberikan harapan bagi semua.

“Entah mereka menyumbang Rp 50 ribu, Rp 1 juta, atau Rp 2 triliun, akan sangat bermanfaat di tengah pandemi seperti ini,” kata Nailul.

Namun untuk bantuan yang besar ini tentu akan sangat bisa disalurkan langsung ke masyarakat terdampak. Misalnya membantu mereka yang kehilangan akses ekonomi karena kebijakan PPKM. Ia pun menilai, baiknya bantuan untuk masyarakat berupa uang tunai. Namun, bantuan ini tak lantas menggugurkan kewajiban pemerintah seperti yang sudah diatur di UU.

“Itu bukan pengganti uang dari pemerintah ke masyarakat, melainkan tambahan. Jadi pemerintah masih wajib memberikan bantuan yang berasal dari kas negara. Kalo ini dari masyarakat ke masyarakat,” ucap dia.

Sementara itu, dikutip dari Detik, peneliti dari Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, Yusuf Rendy Manilet menilai tindakan keluarga Akidi Tio hendaknya bisa dicontoh oleh orang kaya lainnya.

“Apalagi kalau kita merujuk pada data Credit Suisse yang menyatakan bahwa di tengah pandemi justru orang kaya di Indonesia yang mempunyai kekayaan di atas US$ 100 juta mengalami peningkatan,” katanya, Selasa (27/7/2021).

Menurutnya jika para orang kaya sepakat mendonasikan hartanya 10% saja dari total US$ 100 juta misalnya, dana yang terkumpul bisa mencapai US$ 10 juta atau setara dengan Rp 14 triliun.

“Bantuan donasi seperti ini saya kira bisa memangkas proses administrasi yang panjang jika dibandingkan dengan bantuan yang diberikan pemerintah,” ucap dia.

Share: Sumbang Rp 2 Triliun Untuk Warga Sumsel Terdampak Pandemi, Siapa Akidi Tio?