General

Selain Anies Baswedan di DKI, 3 Gubernur Daerah Ini Juga Pernah Tak Ada Wagub

Winda Chairunisyah Suryani — Asumsi.co

featured image

Sudah enam bulan lamanya DKI Jakarta tidak memiliki Wakil Gubernur sejak Sandiaga Uno mengundurkan diri pada 10 Agustus 2016 lalu. Setidaknya hingga saat ini, ada 195 hari yang telah dihabiskan Gubernur Anies Baswedan untuk memimpin Ibu Kota tanpa ada wakil yang membantunya. Partai pengusung Anies-Sandi saat Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2017 silam masih berkutat pada pembahasan siapa sosok yang pantas mengisi kekosongan tersbut.

Adalah Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) yang menjadi pengusung pertama pasangan Anies Baswedan dan Sandiaga di kontestasi Pilkada 2017. Kini kedua partai tersebut masih tarik ulur penentuan nama pengganti wakil gubernur (wagub) DKI. Usaha terbaru mereka yaitu melakukan pertemuan dengan Anies Baswedan untuk membahas uji kelayakan dan kepatutan (fit and proper tes) cawagub.

“Pertemuan Pimpinan PKS dan Gerindra DKI Jakarta dengan Gubernur Anies Baswedan Senin, 18 Februari 2019 pukul 08.00 WIB – 08.30 WIB di Kantor Balaikota. Agenda utamanya, bersilaturahim dengan Gubernur Anies dan menyampaikan informasi hasil fit and proper test Cawagub,” kata Ketua Umum DPW PKS Syakir Purnomo, Senin, 18 Februari 2019.

Selain Syakir dan Anies Baswedan, pertemuan itu juga dihadiri oleh M. Arifin, Khoirudin, Noerhadi sebagai perwakilan PKS dan M. Taufik dari partai Gerindra. Perlu diketahui, sejauh ini proses pengusungan calon wagub DKI Jakarta, telah sampai pada tahap konsultasi terkait nama yang direkomendasikan hasil fit and proper test. Menurut keterangan Syakir, Konsultasi memang perlu dilakukan kepada pimpinan partai di tingkat pusat. Sebab, lanjutnya, dokumen tersebut perlu ditandatangani oleh Ketua dan Sekretaris PKS-Gerindra DKI, Ketua Umum atau Presiden Partai, dan Sekretaris Umum atau Sekretaris Jenderal DPP.

“Surat belum dikirim, InsyaAllah akan diikhtiarkan secara maksimal agar ada penandatanganan surat bersama. Mohon doa, semoga pekan ini surat ajuan sudah dapat dikirim kepada Gubernur Anies,” ujar Syakir di kantor Gubernur, Balai Kota DKI Jakarta.

Syakir Purnomo juga sebelumnya telah membocorkan dua nama yang direkomendasikan oleh tim panelis wagub. Namun, nama itu belum final diputuskan karena belum mendapatkan tanda tangan dari Gerindra. Nama calon itu tersebut yaitu Ahmad Syaikhu, yang merupakan mantan wakil wali kota Bekasi, dan Agung Yulianto, yang kini menjabat sebagai Sekretaris Umum Dewan Pimpinan Wilayah PKS DKI Jakarta.

“Dua nama yang akan disampaikan ke gubernur, nanti insya Allah adalah Agung Yulianto dan Ahmad Syaikhu,” ungkapnya.

Melihat pernyataan Syakir di atas, nampaknya penetapan wakil gubernur DKI masih membutuhkan durasi yang lebih lama lagi. Namun, perlu diketahui pula, bahwa selain Anies, setidaknya ada tiga daerah lain yang gubernurnya juga pernah sendiri dalam rentan waktu yang cukup lama.

Gubernur Riau

Arsyadjuliandi Rachman dilantik menjadi gubernur Riau pada 25 Mei 2016. Dia bekerja tanpa wagub selama 335 hari. Arsyadjuliandi sendiri sebelumnya menjabat sebagai wagub Riau. Kemudian ia diangkat menjadi pelaksana tugas (plt) sebab atasannya, yaitu Annas Maamun terjerat kasus korupsi.

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sendiri telah menetapkan mantan Gubernur Riau Annas Maamun sebagai tersangka sejak 2014 lalu. Annas terjerat kasus dugaan suap terkait pengurusan alih fungsi lahan kelapa sawit di Kabupaten Kuantan Singingi, Provinsi Riau.

“Lewat ekspose yang dilakukan satgas dan pimpinan KPK disimpulkan bahwa kasus ini ditingkatkan ke tahap penyidikan, artinya KPK bisa tetapkan tersangka. Yang pertama adalah saudara AM (Annas Maamun) selaku Gubernur Riau,” ujar Abraham Samad yang saat itu menjabat sebagai Ketua KPK, pada jumpa pers, Jumat, 26 September 2014.

Dua tahun setelah itu, barulah Arsyadjuliandi dilantik menjadi Gubernur. Namun, masih butuh satu tahun lagi untuk mendapatkan nama baru pendamping Arsyadjuliandi. Hingga pada 25 April 2017, Presiden Joko Widodo (Jokowi) barulah melantik Wan Thamrin Hasyim sebagai wagub Riau.

Gubernur Kepulauan Riau

Provinsi pecahan Riau, Kepulauan Riau (Kepri), juga punya cerita hampir sama. Wakil Gubernur Kepri Nurdin Basirun, diangkat jadi gubernur pada 25 Mei 2016. Kursi wagub yang ditinggalkan Nurdin pun kosong selama 306 hari.

Nurdin sendiri diangkat menjadi gubernur karena atasannya H Muhammad Sani meninggal dunia pada Jumat, 8 April 2016. “Inna lillahi waina ilaihi rajiun. Telah berpulang ke rahmathullah Bapak HM Sani, Gubernur Kepri, tadi pukul 15.00 WIB di RS Abdi Waluyo, Menteng, Jakarta,” ungkap Heri Mokhrial, Kepala Biro Humas dan Protokol Pemerintah Provinsi Kepri.

Sani tercatat sebagai Gubernur Kepri periode 2010-2015 dan 2016-2021. Sani terpilih sebagai gubernur menggantikan Ismeth Abdullah pada 2010. Di hari yang sama sebelum meninggal, pria kelahiran 11 Mei 1942 itu bahkan sempat mengikuti rapat bersama kepala daerah dan Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Jakarta Pusat, pada Jumat pagi.

Setelah Gubernur Muhammad Sani meninggal, jabatannya itu digantikan oleh wakilnya Nurdin Basirun. Namun, Nurdin tak bisa cepat mendapatkan wakil pendampingnya. Sebab, posisi itu baru terisi pada 25 Maret 2017, ketika Presiden Jokowi mengangkat Isdianto sebagai wagub Kepulauan Riau.

Gubernur Sulawesi Tengah

Kekosongan posisi wagub karena kematian juga terjadi di Sulawesi Tengah. Wagub Sulteng Sudarto meninggal pada Sabtu, 1 Oktober 2016 lalu. Sudarto meninggal dunia karena serangan jantung. Meskipun sebelumnya ia sempat dibawa ke Rumah Sakit Budi Agung di Jalan Maluku, Kota Palu.

Setelah disemayamkan di rumah jabatannya di Jalan Ahmad Yani, Kota Palu. Jenazah Sudarto pun kemudian dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Tatura Palu. Dilakukan pula upacara pelepasan jenazah di Kantor Gubernur Sulteng.

Sayangnya, hingga kini, atau hampir dua setengah tahun berlalu, posisi Sudarto sebagai wagub yang telah meninggal masih kosong dan belum ada penggantinya.

Share: Selain Anies Baswedan di DKI, 3 Gubernur Daerah Ini Juga Pernah Tak Ada Wagub