Isu Terkini

Ratusan Ribu Warga Jepang Tolak Olimpiade Tokyo 2020

Tommi Andry — Asumsi.co

featured image
Foto: Unsplash/@sbk202

Ratusan ribu orang menandatangani petisi untuk menolak penyelenggaraan Olimpiade Tokyo karena pandemi di Jepang masih dalam kondisi memprihatinkan. Jika Olimpiade tetap digelar, dikhawatirkan angka kasus Covid-19 di negeri matahari terbit ini akan melonjak tak terkendali.

Hingga Jumat (14/5/21), Reuters melaporkan, petisi itu sudah ditandatangani sedikitnya oleh 350.000 orang. Petisi itu ditujukan oleh para kritikus kepada ketua panitia Olimpiade dan Paralimpiade serta Gubernur Tokyo Yuriko Koike.

Penggagas Kampanye “Stop Tokyo Olympics” Kenji Utsunomiya mengatakan, Pemerintah Jepang tidak bisa memaksakan penyelenggaraan Olimpiade di tengah pandemi yang kasusnya cenderung meningkat. Olimpiade baru bisa digelar jika Jepang telah siap menyambut pengunjung dan para kontingen atlet secara keseluruhan di seluruh dunia.

Baca juga: Rencana Buang Limbah Radioaktif Dikecam, Jepang Harus Bagaimana?

Apalagi, dikhawatirkan jika Olimpiade tetap digelar, seluruh tenaga medis akan dikonsentrasikan ke penyelenggaraan pertandingan sehingga penanganan pasien di setiap fasilitas kesehatan bisa berkurang

“Kita (Jepang) belum berada di situasi itu (di mana kasus Covid-19 terkendali), sehingga permainan (Olimpiade) harus dibatalkan,” ujarnya dalam konferensi pers. “Sumber daya medis yang berharga akan terpaksa dialihkan ke Olimpiade jika hal ini diadakan.”

Petisi ini dibuat para kritikus sebagai bagian dari protes terhadap pemerintah Jepang. Ketika pemerintah bersikukuh menggelar Olimpiade, di saat bersamaan pemerintah juga meningkatkan status tiga area menjadi keadaan darurat akibat Covid-19.

Kini, keadaan darurat tersebut berlaku untuk Tokyo, Osaka, dan empat lainnya lainnya akibat lonjakan jumlah kasus, persis sepuluh minggu sebelum pembukaan Olimpiade pada tanggal 23 Juli mendatang.

Kemudian sebanyak 31 kota telah membatalkan diri sebagai kota tuan rumah Olimpiade. Puluhan kota itu batal menyambut para atlet dari seluruh dunia untuk training camp dan pertukaran budaya. Langkah ini diambil karena puluhan kota ini khawatir akan penyebaran Covid-19.

Salah satu area yang masuk kategori darurat yakni Hokkaido. Padahal di Hokkaido rencananya Olimpiade cabang olah raga maraton bakal digelar. Pada Kamis (13/5/21) daerah ini bahkan mencatatkan rekor kasus tertinggi yakni 712 kasus. Sementara itu, secara nasional, jumlah kasus Covid-19 di Jepang mencapai 656.000 kasus dengan 11.161 kematian.

Selain dari kampanye “Stop Tokyo Olympics”, kritik terhadap penyelenggaran Olimpiade juga muncul dari dokter dan beberapa atlet terkenal Jepang, seperti juara golf Masters Hideki Matsuyama dan superstar tenis Naomi Osaka.

Selanjutnya, beberapa tokoh bisnis Jepang, seperti CEO Softbank Group Masayoshi Son, menunjukan kekhawatirannya terhadap rencana Olimpiade Tokyo tersebut. Son mengujar bahwa beliau takut terhadap apa yang akan terjadi jika Pertandingan terus berjalan.

Baca juga: Jasa Jepang dan Arab dalam Proklamasi Kemerdekaan

Menanggapi kampanye untuk membatalkan Olimpiade, Gubernur Tokyo Yuriko Koike bersikukuh pihaknya akan bekerja untuk mewujudkan penyelenggaraan Olimpiade yang aman dan nyaman.

“Meskipun ada pandemi global, penyelenggaraan Olimpiade Tokyo 2020 yang aman dan nyaman adalah suatu hal yang penting,” ujarnya dalam sebuah konferensi pers.

Menteri Ekonomi Yasutoshi Nishimura mengatakan, penyelenggaraan Olimpiade membutuhkan dukungan Komite Olimpiade Internasional. “Saya sadar banyak yang khawatir hal itu akan menyebabkan merebaknya kasus-kasus. Saat ini pihak penyelenggara sedang bekerja sama dengan erat berdasarkan keputusan Komite Olimpiade Internasional untuk menggelar Olimpiade Tokyo 2020,” kata Nishimura kepada parlemen.

Penyelenggara bertekad untuk menjadi tuan rumah Olimpiade dengan langkah-langkah mitigasi virus corona. Penyelenggara mengatakan kepada wartawan bahwa para atlet dan pelatih telah diberitahu untuk mengikuti langkah-langkah dan menghindari pelukan dan sorak-sorai perayaan yang biasa terjadi di sela-sela acara.

Kemudian, penonton tidak akan diizinkan masuk dari luar negeri, sementara keputusan tentang penonton yang berbasis di Jepang belum dibuat. “Perilaku semacam ini tidak baik dalam hal tindakan Covid-19,” kata Yasuo Mori, wakil direktur eksekutif biro operasi Tokyo 2020.

Share: Ratusan Ribu Warga Jepang Tolak Olimpiade Tokyo 2020