General

Poltracking: Jokowi Kandidat Terkuat di Pilpres 2019, Tapi Belum Aman

Winda Chairunisyah Suryani — Asumsi.co

featured image

Salah satu lembaga survei politik, Poltracking, kemarin malam (18 Februari) merilis hasil survei terbarunya terkait bursa Pilpres 2019. Temuan dari hasil dari survei nasional yang dilakukan 23 Januari sampai 3 Februari ini bisa jadi salah satu referensi bagaimana kandidat-kandidat terkuat untuk maju di Pemilihan Presiden pada 2019 nanti. Apa aja emang temuannya? Simak infonya yuk!

Jadi siapa nih calon yang paling terkuat?

Presiden Joko Widodo sampai saat ini masih menjadi kandidat terkuat di bursa calon presiden 2019 mendatang. Nama Jokowi masih paling kuat walaupun udah disandingkan dengan nama-nama yang sering muncul di jagat politik seperti Prabowo Subianto, Agus Harimurti Yudhoyono, Anies Baswedan, bahkan Gatot Nurmantyo. Dan hasilnya apa? Jokowi tetap yang paling unggul. Jika disandingkan dengan Prabowo, maka hasilnya adalah Jokowi menang dengan 57,6 persen berbanding 33,7 persen.

“Kondisi ini menunjukkan terjadi tren kenaikan elektabilitas terhadap Joko Widodo maupun Prabowo Subianto,” kata Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia, Hanta Yuda dalam paparan hasil surveinya di Hotel Sari Pan Pacific, Jakarta, seperti dilansir dari Kompas.com.

Nah, kalau Jokowi versus Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), hasilnya mantan Walikota Surakarta itu tetap dominan. Jokowi meraih 64,7 persen sedangkan AHY hanya 13,0 persen. Sedangkan yang belum menentukan pilihan 22,3 persen.

Sedangkan jika Jokowi melawan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Hasilnya Jokowi meraih 64,8 persen sedangkan Anies hanya 14,6 persen.

“Data ini menunjukkan bahwa Joko Widodo berpotensi besar terpilih sebagai presiden dengan lawan Anies Baswedan jika Pilpres dilakukan saat ini,” jelas Hanta.

Hasil serupa juga ditunjukan apabila Jokowi disimulasikan melawan mantan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo. Jokowi memperoleh 65,7 persen dan Gatot hanya 13,6 persen. Responden yang belum menentukan pilihan 20,7 persen.

Jadi, Jokowi udah pasti menang nih saat Pilpres nanti?

Kalau diliat secara garis besar, cuma ada dua nama yang punya elektabilitas atau angka keterpilihan sampai dua digit, yaitu presiden inkamben Joko Widodo dan mantan rivalnya pada Pilpres 2014 Prabowo Subianto. Dalam simulasi head-to-head jika kedua figur dilawankan, maka akan menghasilkan angka 57,6% untuk Jokowi dan 33,7% persen untuk Prabowo.

Nah walaupun Jokowi tetap unggul dibanding Prabowo, tapi menurut Hanta lagi, posisi Jokowi masih belum bisa dikatakan aman. Soalnya seorang petahana baru bisa dikatakan aman kalau angka elektabilitasnya mencapai 60%.

“Jokowi capres terkuat tetapi masih belum aman sebagai capres inkamben karena elektabilitasnya masih di bawah 60 persen,” ujar Hanta.

Untuk Calon Wakil Presidennya gimana ya?

Jusuf Kalla menjadi kandidat calon wakil presiden (cawapres) terkuat untuk Pilpres 2019.

“Dari pertanyaan terbuka dan jawaban spontan terhadap calon wakil presiden, menempatkan tujuh nama di atas dua persen yakni Muhammad Jusuf Kalla 15,0 persen,” terang Hanta.

Pada peringkat kedua ditempati mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo dengan perolehan 4,2 persen. Selanjutnya, ada Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (4,1 persen), Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar (3,7 persen), serta politikus Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (3,6 persen).

“Kemudian Wali Kota Bandung nonaktif Ridwan Kamil 3,0 persen dan mantan Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa 2,4 persen. Nama-nama lainnya di bawah satu persen,” pungkasnya.

Share: Poltracking: Jokowi Kandidat Terkuat di Pilpres 2019, Tapi Belum Aman