General

Plus Minus Gerakan Emas ‘Minum Susu’ Prabowo-Sandi 

Ramadhan — Asumsi.co

featured image

Calon Presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto mendeklarasikan Gerakan Emas atau Gerakan Emak-Emak dan Anak Minum Susu di Stadion Klender, Jakarta Timur, Rabu, 24 Oktober 2018. Pada kesempatan itu, Prabowo berjanji jika terpilih di Pilpres 2019 nanti, ia akan merealisasikan Gerakan Emas hingga ke desa-desa.

“Kalau Insya Allah nanti Prabowo Sandi terpilih saya berjanji di depan rakyat Indonesia, saya akan melaksanakan gerakan ini sampai ke seluruh desa,” kata Prabowo yang memakai kemeja berwarna biru muda, dipadu dengan celana biru tua dan peci berwarna hitam  pagi hari ini (24/10).

Sebenarnya apa sih Gerakan Emas ini? Ternyata gerakan ini merupakan rangkaian dari Revolusi Putih yang menjadi salah satu program pasangan Prabowo-Sandiaga, program ini juga sempat digaungkan Prabowo saat maju di Pilpres 2014. Revolusi Putih sendiri adalah gerakan memberikan susu kepada masyarakat.

Hal itu dilakukan dalam rangka mencerdaskan masyarakat Indonesia. Revolusi Putih merupakan gagasan Prabowo dan Partai Gerindra untuk membangun karakter bangsa yang sehat dan kuat. Namun, program tersebut akhirnya berubah nama menjadi ‘Gerakan Emas’ lantaran diksi ‘revolusi’ sendiri tak disukai kalangan muda.

Yang jelas, Gerakan Emas sendiri memiliki prinsip yang sama dengan Revolusi Putih. Bedanya, ada beberapa tambahan pemberian makanan yang mengandung protein selain susu.

Pada kesempatan itu, Nur Asia Uno berharap anak-anak rajin minum susu dan asupan gizi lainnya supaya bisa menjadi generasi impian di masa depan. “Mau kayak Bang Sandi enggak anaknya? Minum susu yang banyak ya,” kata istri Sandiaga Uno tersebut.

Apa Itu Gerakan Emas Prabowo-Sandi?

Sebelumnya Koordinator Juru Bicara Prabowo-Sandi, Dahnil Anzhar Simanjuntak menjelaskan soal Gerakan Emas ini. Menurut Anzhar, pada dasarnya Gerakan Emas masih seperti Revolusi Putih, program yang berfokus pada pemberian susu kepada anak sebagai bagian dari pembentukan generasi ke depan.

“Ada yang disebut namanya tahapan dalam satu gerakan dan itu biasa. Nah ini tahapan awal tentu penyediaan protein itu. Kemudian nanti kita kan punya banyak relawan,” kata Koordinator Jubir Prabowo-Sandi, Dahnil Anzhar Simanjuntak, kepada wartawan, Rabu, 17 Oktober.

“Gerakan Emas itu gerakan emak-emak dan anak minum susu. Jadi orientasinya pada penyediaan protein buat anak dan ibu miskin ya, karena ada tantangan serius buat masa depan Indonesia yaitu stunting growth itu,” ujarnya.

Anzhar mengatakan bahwa orientasi dari Gerakan Emas sendiri bukan hanya sekedar meminum susu saja, tapi juga soal kecukupan protein bagi anak. Program ini nantinya akan melibatkan masyarakat sehingga menjadi gerakan bersama.

“Penyediaan protein anak-anak dan emak, keluarga miskin tapi dalam bentuk gerakan. Pak Prabowo keberatan kalau kemudian gerakan ini hanya dalam bentuk charity,” ucapnya.

Anzhar menyebutkan bahwa Prabowo ingin menjadikan Gerakan Emas menjadi gerakan baik pada saat beliau menjadi presiden atau sebelum menjadi presiden. Dalam hal ini, Prabowo ingin dorong semua komponen masyarakat, untuk terlibat dalam menyiapkan kecukupan protein bagi keluarga-keluarga yang tidak mampu.

Melibatkan Relawan untuk Edukasi

Anzhar menerangkan, nantinya Gerakan Emas akan melibatkan relawan yang berasal dari masyarakat yang mampu secara intelektual dan keuangan. Selain ikut menyediakan asupan protein bagi ibu dan anak, relawan tersebut juga akan memberikan edukasi terhadap pentingnya pola hidup sehat, asupan gizi yang cukup dan pembinaan-pembinaan jangka panjang.

“Jadi fokusnya begini, jadi selama ini program-program pemerintah berhenti pada program-program sporadis kemudian kehilangan kontinuitas keberlanjutan. Kita ingin membangun keberlanjutan dalam jangka panjang, artinya relawan kemudian masyarakat yang mampu misalnya itu menjadi pendamping dari masyarakat-masyarakat yang rentan dengan stunting problem ini.”

Menurut Anzhar, pihaknya ingin mendorong masyarakat yang mampu menjadi partner dan tidak sekedar membangun kebijakan melalui fiskal dan melalui APBN saja, di saat Prabowo memerintah nanti. Lebih dari itu, gerakan itu diharapkan bisa menjadi kesadaran kolektif, jadi gerakan kebangsaan, dan gerakan sosial.

Selain itu, Gerakan Emas juga nantinya tidak hanya sekedar sebuah gerakan gotong royong saja. Lebih dari itu, Anzhar mengatakan bahwa Gerakan Emas juga akan diperluas menjadi sebuah kebijakan utama dalam pemerintahan Prabowo-Sandi jika terpilih pada Pilpres 2019 mendatang.

“Menjadi salah satu kebijakan utama untuk mengatasi stunting growth, dan masalah sosial yang lainnya. Jadi tahapannya gitu. Awalnya revolusi putih berhenti pada susu, kemudian menjadi gerakan gotong royong, saling bersaudara, kemudian ketika Pak Prabowo jadi presiden akan jadi kebijakan.”

Anzhar juga mengungkapkan alasan mengapa Prabowo-Sandi fokus pada pemberian asupan protein pada ibu dan anak. Ia menyentil pemerintahan sekarang yang fokus membangun infrastuktur dan menegaskan bahwa yang terpenting adalah melakukan perubahan mental bangsa.

“Kalau kemudian kita mulai dengan membangun infrastruktur, tapi tidak membangun kebiasaan baru, kebudayaan tentu akan menjadi problem. Banyak infrastruktur tapi kemudian lupa mempersiapkan masyarakat yang siap menggunakan infrastruktur itu.”

“Jadi yang dibangun tentu adalah melalui relawan ini, melalui orang-orang yang saya sebut sebagai pendamping dalam memberikan edukasi.”

Selain itu, ditegaskan Dahnil, Gerakan Emas dibuat untuk menjawab ketidakcakapan pemerintah dalam menyelesaikan persoalan stunting growth di Indonesia. Gerakan Emas sebagai solusi ancaman masalah intelektual dan produktifitas kepada generasi muda di masa depan.

Kritik Kubu Jokowi Terhadap Program Gerakan Emas

Menanggapi program Gerakan Emas Prabowo-Sandi, Timses Jokowi-Ma’ruf Amin meragukan gerakan tersebut. Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional Koalisi Indonesia Kerja (TKN KIK) Abdul Kadir Karding menilai konsep yang ditawarkan justru tak matang.

“Menurut saya itu adalah satu konsep gerakan yang tidak realistis dan tidak membumi sama sekali, yang jauh dari konsep yang matang, konsepnya sangat parsial,” kata Abdul Kardin, Rabu, 17 Oktober.

Menurut Karding, masyarakat bisa mendapatkan protein dari bahan makanan lain, tak hanya dari susu saja. Dari sisi biaya pun, harga susu lebih besar dibanding sumber protein lain. “Susu sendiri dan daging itu kita tahu masih impor, dia import sehingga sangat sulit untuk impor dan mahal,” ucap Karding.

Karding menjelaskan bahwa kebutuhan protein secara keseluruhan harus bisa diakses anak-anak Indonesia. Selain susu, lanjut Karding, sumber dan kualitas protein yang bagus di antaranya dari ikan, telur, dan kacang-kacangan.

“Kenapa tidak didorong pemenuhan gizi dari local wisdom kita. Jadi potensi yang ada di daerah kita. Misalnya untuk orang-orang Indonesia Timur kita dorong untuk memakan ikan, memperbanyak konsumsi ikan,” ucapnya.

Menurut Karding, daging dan ikan lele merupakan dua jenis bahan makanan yang punya kandungan protein tinggi. Maka dari itu, ia pun menilai konsumsi susu, gerakan konsumsi susu, atau gerakan revolusi putih merupakan gerakan yang tidak membumi.

Senada dengan Karding, PDIP mempertanyakan program yang berfokus pada pemberian susu untuk ibu dan anak-anak tersebut. “Ini salah nama kayaknya karena pemerintah Jokowi sudah mendeklarasikan Generasi Emas melalui Perpres 87/2017, yaitu Program Pendidikan Karakter (PPK),” kata Sekretaris Badan Pendidikan dan Pelatihan DPP PDIP Eva Kusuma Sundari, Rabu, 17 Oktober.

Eva pun menjelaskan bahwa isi PPK sendiri, yakni lewat pendidikan karakter, Indonesia berharap akan mencetak generasi emas pada 2045. menurut Eva, generasi emas, adalah generasi yang diharapkan menjadi perintis perubahan dalam membentuk kehidupan dan peradaban bangsa yang lebih baik.

“Generasi emas yang dicita-citakan ini adalah generasi yang bermodalkan kecerdasan komprehensif, yakni produktif, inovatif, interaksi sosial yang baik, dan berperadaban unggul,” ucapnya.

Eva pun mengatakan bahwa program Prabowo berpotensi membuat bingung masyarakat karena dianggap menjiplak. “Ntar rakyat mengira PS (Prabowo Subianto) nebeng nama tenar ’emas’, walau isinya tidak sama karena ada ’emas’-nya PS adalah program peningkatan gizi lewat minum susu. Sedangkan program Jokowi lebih lengkap dan bersifat jangka panjang,” ujarnya.

Lebih jauh, Eva menjelaskan bahwa nama dan substansi program Prabowo kurang kreatif. Dalam Nawacita Presiden Jokowi, stunting, yang merupakan salah satu fokus program ‘Gerakan Emas’ Prabowo, dimaknai lebih mendasar, tidak sekadar kurang gizi.

“Karena ternyata hal tersebut akar masalahnya soal perilaku. Jadi, kalau diselesaikan melalui minum susu doang, enggak akan menyelesaikan masalah. Apalagi emak-emaknya ikut minum susu, padahal stunting hanya untuk anak-anak,” ujarnya.

Share: Plus Minus Gerakan Emas ‘Minum Susu’ Prabowo-Sandi