Isu Terkini

Olimpiade Tokyo Jadi Olimpiade Termahal dalam Sejarah, Berapa Dana yang Dihabiskan?

Ilham — Asumsi.co

featured image
Unsplash


Sebuah studi dari Oxford menyebut Olimpiade Tokyo merupakan Olimpiade termahal dalam sejarah. Bengkaknya biaya operasional tersebut sebetulnya sudah diperkirakan sejak setahun lalu.

Penundaan Olimpiade selama satu tahun tersebut diperkirakan merugikan Jepang sebesar US$2,8 miliar, dua pertiganya dibayar dengan dana publik. Bahkan, Dewan Audit Nasional Jepang sempat melaporkan bahwa biaya akhir akan melebihi US$22 miliar

Surat kabar keuangan Nikkei dan Asahi mengklaim bahwa biaya akhir penyelenggaraan Olimpiade sebenarnya akan mencapai US$28 miliar. Tokyo adalah salah satu contoh dari tuan rumah yang harusnya belajar dari kota-kota sebelumnya terkait besarnya biaya Olimpiade.

Hamburg adalah salah satu kota yang berani menolak tawaran Olimpiade diadakan. Dikarenakan mereka mengetahui konsekuensi keuangan bisa mengerikan setelah mengadakan pertandingan.

Penelitian yang dilakukan oleh The University of Oxford pada tahun 2016 dan situs Play The Game menunjukkan bagaimana biaya membengkak di sebagian besar kota selama bertahun-tahun. Contoh-contoh penting termasuk Montreal pada tahun 1976 di mana mengalami kelebihan anggaran 720 persen dan Barcelona pada tahun 1992 yang mengalami pembengkakan biaya hingga 266 persen. 

Dalam beberapa tahun terakhir, Olimpiade 2016 di Rio menelan biaya bawah US$14 miliar, sementara Olimpiade London 2012 melihat tagihan terakhirnya di bawah US$15 miliar. Begitu juga Olimpiade Musim Dingin 2014 di Rusia menelan biaya US$21,89 miliar, 289 persen kelebihan biaya, sebagian besar akibat tempat-tempat yang terlalu banyak anggaran.

Rugi akibat ditunda

Dalam konferensi pers online, penyelenggara sempat mengatakan Olimpiade Tokyo akan menelan biaya US$15,4 miliar untuk dipentaskan. Ini naik dari US$12,6 miliar dalam anggaran tahun lalu. Tambahan US$2,8 miliar adalah biaya penundaan satu tahun.

“Pengeluaran berasal dari negosiasi ulang kontrak dan langkah-langkah untuk memerangi pandemi COVID-19,” kata Toshiro Muto, CEO panitia penyelenggara dikutip AFP News.

Ia menambahkan Pemerintah Jepang bertanggung jawab atas semua biaya kecuali US$6,7 miliar dalam anggaran operasional yang didanai swasta.

Pada bulan Oktober 2020, penyelenggara mengumumkan pengurangan biaya sebesar US$280 juta untuk perhotelan. Namun, tidak ada pemotongan pada program olahraga dengan total 11.000 atlet dan puluhan ribu ofisial, juri, dan sponsor yang diharapkan hadir.

Muto mengakui adanya kenaikan biaya untuk upacara pembukaan dan penutupan Olimpiade dan Paralimpiade. Penyelenggara diharapkan untuk melaporkan angka akhir minggu ini. Kantor berita Kyodo Jepang, mengutip sumber yang dekat dengan komite, melaporkan peningkatannya sekitar US$33 juta

 Franz Waldenberger, direktur Institut Jerman untuk Studi Jepang di Tokyo, menulis dalam sebuah makalah baru-baru ini memeriksa biaya Olimpiade. Waldenberger mencatat bahwa pemerintah kota menggunakan Olimpiade sebagai ‘peluang untuk mendapatkan dana tambahan’.

Sempat akan dibatalkan

Dalam jajak pendapat telepon dari 1.200 orang yang dipublikasikan beberapa bulan lali oleh NHK, 63 persen mengatakan Olimpiade harus ditunda lagi atau dibatalkan, dan 27 persen mengatakan pertandingan harus diadakan. Jajak pendapat dilakukan pada 11-13 Desember 2020.

IOC dan penyelenggara lokal mengatakan Olimpiade akan dibatalkan jika tidak dapat diadakan kali ini. Penyelenggara lokal mencoba untuk memulihkan sebagian dari kenaikan biaya dengan membujuk lebih banyak pendapatan dari sponsor domestik. Sekitar 70 sponsor telah menyumbang rekor US$3,3 miliar, didorong oleh Dentsu Inc., agen pemasaran untuk Olimpiade Tokyo. Surat kabar Nikkei melaporkan pekan lalu, mengutip sumber yang tidak disebutkan namanya mengatakan bahwa 15 sponsor domestik papan atas akan menambahkan sekitar US$150 juta untuk kontribusi mereka.

“Kami ingin meningkatkan pendapatan lebih dari yang diharapkan meskipun itu menantang,” kata Gakuji Ito, kepala keuangan panitia penyelenggara. Ito mengatakan pertanggungan asuransi mungkin membayar hingga US$500 juta untuk membantu menutupi peningkatan biaya.

“Semua biaya yang tidak dapat ditanggung oleh panitia penyelenggara akan menjadi tanggungan Pemerintah,” kata Ito.

Tokyo tidak sendiri

Tokyo hanya satu dari sejumlah kota tuan rumah yang menjadi tuan rumah Olimpiade. Kota dan negara lain juga mengalami pembengkakan biaya selama pelaksanaan Olimpiade yang membebani tuan rumah Olimpiade.

Statista, laman penghimpun data dan survei internasional merangkum data dana Olimpiade internasional sepanjang 1992 hingga 2021.

Berikut rincian dana Olimpiade 1992 sampai 2021:

1. Olimpiade Tokyo, Jepang (2020/2021) sebesar US$28 miliar.

2. Olimpiade Pyeongchang, Korea Selatan (2018) sebesar US$12,9 miliar.

3. Olimpiade Rio de Janeiro, Brazil (2016) sebesar US$13,7 miliar.

4. Olimpiade Sochi, Rusia (2014) sebesar US$21,9 miliar.

5. Olimpiade London, Inggris (2012) sebesar US$15 miliar.

6. Olimpiade Vancouver, Kanada (2010) sebesar US$2,5 miliar.

7. Olimpiade Beijing, China (2008) sebesar US$6,8 miliar.

8. Olimpiade Turin, Italia (2006) sebesar US$4,4 miliar.

9. Olimpiade Athens, Yunani (2004) sebesar US$2,9 miliar .

10. Olimpiade Salt Lake City, AS (2002) sebesar US$2,5 miliar.

11. Olimpiade Sydney, Australia (2000) sebesar US$5 miliar.

12. Olimpiade Nagano, Jepang (1998) sebesar US$2,2 miliar.

13. Olimpiade Atlanta, AS (1996) sebesar US$4,2 miliar.

14. Olimpiade Lillehammer, Norwegia (1994) sebesar US$2,2 miliar.

15. Olimpiade Barcelona, Spanyol (1992) sebesar US$9,7 miliar.

Share: Olimpiade Tokyo Jadi Olimpiade Termahal dalam Sejarah, Berapa Dana yang Dihabiskan?