Misteri alam semesta memang tidak ada habisnya untuk diungkap, salah satunya fenomena antariksa. Belakangan, Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) memang kian agresif melakukan penelitian di luar angkasa.
Usai berhasil menerbangkan helikopter robotik mini yang dinamakan Ingenuity untuk kali pertama di permukaan Planet Mars, kini mereka sedang melakukan penelitian mendalam terhadap Venus.
Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Thomas Djamaluddin mengungkapkan hasil penelitian terbaru yang dilakukan NASA, terhadap planet yang dijuluki bintang kejora itu.
Thomas mengatakan, hasil penelitian terkini NASA menyatakan perbedaan waktu sehari yang terjadi di Venus, rata-rata berlangsung selama 243 hari di Bumi. Kok, bisa?
Keunikan Rotasi Venus
Kepala LAPAN menjelaskan, fakta ini diperoleh berdasarkan penelitian ilmuan NASA terhadap Venus sejak tahun 2006 hingga tahun lalu. Penelitian dilakukan lewat transmisi gelombang radio ke Venus menggunakan Antena Goldstone yang berlokasi di Gurun Mojave California.
“Hasil penelitiannya menunjukkan periode rotasi yang terjadi sehari di Venus berlangsung selama 243 hari di Bumi, sedangkan periode revolusi atau orbitnya adalah 225 hari di Bumi. Jadi memang periode rotasinya, lebih lambat daripada periode orbitnya,” jelasnya kepada Asumsi.co, melalui sambungan telepon, Sabtu (8/5/21).
Penyebab periode rotasi yang super lama ini, disebabkan Venus yang mengalami tumbukan planet yang lebih banyak, dibandingkan Bumi.
“Sehingga arah rotasinya berbalik, dibandingkan dengan Bumi. Kalau dilihat dari Kutub Utara itu berlawanan dengan arah jarum jam. Kalau Venus, justru itu arahnya searah jarum jam. Inilah mungkin yang menyebabkan periode rotasinya lambat sekali,” tuturnya.
Fakta lainnya, kata dia, Matahari terbit dapat terlihat di Venus setiap 117 hari di Bumi. “Karena sambil berotasi dia juga mengelilingi Matahari. Itu memang menjadi keunikan rotasi di Venus,” imbuhnya.
Hasil penelitian terbaru ini, imbuhnya, menjadi bekal NASA untuk merencanakan misi pendaratan di Venus pada masa depan.
Mungkinkah Misi Pendaratan di Venus Terjadi?
Sebetulnya, kata Thomas, eksplorasi ke Venus sudah dilakukan pada tahun 1970. Kala itu, Rusia yang masih bernama Uni Soviet melakukan misi mengirimkan wahana bernama Venera-7 ke Venus. Namun, wahana tersebut meledak akibat tekanan udara yang ekstrem.
“Saya enggak tahu nasibnya seperti apa mendarat ke sana. Apakah sempat dan bisa mengirimkan datanya karena kondisi planet tersebut sangat ekstrem. Suhunya sangat tinggi mencapai ratusan derajat Celcius,” terangnya.
Saat ini, lanjutnya, gagasan NASA untuk melakukan pendaratan di Venus masih sebatas hipotesis yang terus dilakukan kahian mendalam.
“Saat ini menurut saya belum ada rencana yang lebih detail terkait dengan misi ke planet Venus. Saat ini, misi pendaratan lebih diarahkan NASA ke planet Mars yang kemungkinan menjanjikan adanya tanda-tanda kehidupan masa lalu,” tuturnya.
Menurutnya, misi pendaratan antarplanet lebih mungkin dilakukan di Mars, dibandingkan Venus. Sebab, medan pendaratan di planet merah lebih minim risiko.
“Kalau mendarat ke permukaannya tentu lebih mudah di Mars. Sedangkan, untuk di planet Venus itu tidak tahu kondisi permukaannya seperti apa karena tertutup oleh awan asam sulfat,” katanya.
Enggak kebayang kan, kalau manusia yang mendarat di sana? Kepala LAPAN bilang, pastinya bisa mati seketika!
Sinyal Misterius dari Venus, Alien?
Laporan terbaru, NASA menangkap sinyal misterius dari Venus. Sinyal ini, ditangkap wahana Parker Solar Probe NASA saat melintasi planet tersebut, di tengah proyek penelitian mendekati Matahari.
Sinyal radio berfrekuensi rendah tersebut lalu diterjemahkan oleh NASA, melalui instrumen FIELDS ke dalam bentuk suara berdurasi 7 menit. Suara alien? Tunggu dulu, NASA memperkirakan gelombang radio ini berasal dari lapisan gas yang ada di Venus.
“Seperti Bumi, Venus memiliki lapisan gas bermuatan listrik di tepi atas atmosfernya, yang disebut ionosfer. Lautan gas bermuatan, atau plasma, secara alami memancarkan gelombang radio yang dapat dideteksi oleh instrumen seperti FIELDS,” demikian disampaikan NASA seperti dikutip Detik.com.
Menyikapi hal ini, Kepala LAPAN mengatakan kandungan udara di Venus 90% lebih merupakan gas karbon dioksida.
“Di sana juga selalu diselimuti awan, tapi bukan awan air, melainkan asam sulfat berwarna putih yang menbuatnya terlihat cemerlang sekali ketika memantulkan cahaya Matahari,” terangnya.
Sementara soal kemungkinan adanya kehidupan makhluk asing atau alien, Thomas menyebut kemungkinannya kecil sekali adanya kehidupan.
Sebab, suhu di sana sangat panas, meski kemungkinan dulunya ada air membentuk lautan yang bisa menjadi sumber kehidupan di sana.
“Dulu diduga memang ada kandungan air, lautan tetapi karena sangat panas dan itu menguap, sehingga kemungkinannya kecil ada kehidupan di Venus,” tandasnya.
Menurut kalian gimana gengs, kira-kira ada alien enggak sih, di Venus?