Isu Terkini

Medsos Pekan Ini: Wali Kota Risma dan Mati Lampu

Ramadhan — Asumsi.co

featured image

Nama Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini ramai dibicarakan dalam sepekan terakhir di Twitter. Risma dinilai bisa menuntaskan permasalahan sampah di Jakarta. Pembahasan soal Risma akhirnya melebar ke soal pilkada, sindiran TGUPP, dan berbagai respons warganet.

Selain Risma, warganet juga dihebohkan dengan matinya lampu di berbagai daerah di Pulau Jawa, seperti Jabodetabek hingga beberapa wilayah Jawa Barat dan Jawa Tengah. Pihak Perusahaan Listrik Negara (PLN) langsung memberi pernyataan resmi. Namun, lantaran listrik mati dalam waktu yang cukup lama, masyarakat pun resah hingga banyak yang mengungkapkan kekesalannya di media sosial.

Walkot Surabaya Risma dan DKI

Senin (29/07/19) lalu, Risma menerima kunjungan rombongan Badan Pembentukan Peraturan Daerah (Bapem Perda) DPRD dan Pemda DKI Jakarta yang melakukan studi banding soal pengelolaan sampah. Saat itu, Ketua Fraksi NasDem DPRD DKI Jakarta Besari Barus menyebut permasalahan sampah Jakarta bisa teratasi jika Risma memimpin ibu kota.

Awalnya, Besari mengungkapkan bahwa tempat pembuangan sampah di Bantargebang Kota Bekasi akan overload pada 2021. Sementara Pemprov DKI baru berencana membangun TPA pada tahun 2020. “Apakah Ibu Risma mau kita boyong ke Jakarta dalam waktu dekat? Masalah sampah ini bisa terselesaikan kalau Pilkada mendatang Bu Risma pindah ke Jakarta,” kata Bestari di Ruang Sidang Balai Kota Surabaya, Senin (29/07).

Tak hanya itu, Besari juga mengkritik Pemprov DKI Jakarta perihal jumlah anggaran yang cukup besar untuk menyelesaikan masalah sampah di ibu kota. Risma sendiri terkejut mengetahui dana yang dikeluarkan Pemda DKI Jakarta untuk pengolahan sampah, Rp3,7 triliun. “Kalau di Surabaya hanya menghabiskan dana Rp30 miliar. Kami menghemat biaya-biaya yang tidak perlu. Kami juga punya rumah-rumah kompos dan berhati-hati untuk menimbang sampah,” kata Risma.

Warganet pun ramai membicarakan Risma yang dinilai bisa mengatasi masalah sampah di Jakarta jika ikut dalam pilkada di ibu kota. Kehebohan itu akhirnya ditanggapi salah satu anggota Tim Gubernur untuk Percepatan Pembangunan (TGUPP) DKI Jakarta, Marco Kusumawijaya, di Twitter dengan sindiran.

“Keren! Bagus banget buat Jakarta kalau Bu Risma mau jadi Kepala Dinas Persampahan. Dinas Lingkungan Hidup bisa dipecah menjadi salah satunya Dinas Persampahan. Semoga beliau mau, kalau sudah lega dengan urusan anaknya,” kicau Marco, Rabu (31/07), yang menanggapi sebuah tweet soal DPRD DKI Jakarta yang meminta Risma ke Jakarta untuk menyelesaikan permasalahan sampah..

Tweet Marco menuai kontroversi. Pihak Pemkot Surabaya menyesalkan kicauan tersebut lantaran dianggap menyerang secara personal sosok Risma.

Ekspresi Bu Risma saat dengar anggaran sampah di DKI Jakarta sampe 3,7 trilyun. Antara kaget sama mau ketawa, meski takut dosa.

Sedangkan Surabaya hanya 30 milyar. Jauh sekali bedanya. Makmur Gubernurnya, bahagia warganya..
Ngga Bakalan Demo ???????????????? pic.twitter.com/VKUtTqEWqe— Presiden Runner Up (@P3nj3l4j4h) July 30, 2019

Keren! Bagus banget buat Jakarta kalau Bu Risma mau jadi Kepala Dinas Persampahan. Dinas Lingkungan Hidup bisa dipecah menjadi salah satunya Dinas Persampahan. ???????? Semoga beliau mau, kalau sdh lega dg urusan anaknya. https://t.co/7WAf7Qtljy— marco (@mkusumawijaya) July 31, 2019

Razia Buku

Razia buku kembali terjadi di Indonesia. Pada Sabtu (27/07/19) lalu, dua mahasiswa yang tergabung dalam komunitas Vespa Literasi ditangkap Polsek Kraksaan, Probolinggo, Jawa Timur. Penangkapan berawal saat mereka membawa buku biografi D.N. Aidit, pemimpin Partai Komunis Indonesia (PKI), di lapak baca gratis Alun-alun Kraksaan.

Dalam kesempatan itu, setidaknya ada empat buku yang dipermasalahkan, yakni: Aidit: Dua Wajah Dipa Nusantara, Menempuh Djalan Rakjat D.N AIDIT, Sukarno, Marxisme & Leninisme, serta D.N. Aidit: Sebuah Biografi Ringkas.

Tak hanya itu saja, razia buku pun berlanjut beberapa hari setelahnya. Kelompok yang mengatasnamakan Brigade Muslim Indonesia (BMI) melakukan razia buku di Gramedia di Trans Mall, Makassar, Sulawesi Selatan, Sabtu, 3 Agustus 2019.

Bahkan, kelompok massa melakukan sweeping terhadap beberapa buku yang dipajang di Gramedia. Mereka melarang buku-buku berpaham Marxisme untuk dipajang di display Gramedia. Dalam video yang beredar, ada empat pemuda yang memegang setumpuk buku yang salah satu sampulnya bergambar Karl Marx.

“Sedang melakukan pancarian buku-buku berpaham radikal yang sebenarnya telah dilarang undang undang,” kata seorang pemuda dalam video itu yang mengaku sebagai jubir. Ia juga mengatakan pihaknya meminta Gramedia mengembalikan buku-buku itu ke percetakan karena melanggar Undang-undang.

“Jadi menganggap buku buku seperti ini adalah bagian dari penyebaran paham itu dan alhamdulillah kami bekerjasama dengan pihak Gramedia untuk menarik buku ini dan mengembalikan ke percetakannya. Kami sepakat bahwa Makassar harus bebas dari paham Marxisme dan Leninisme,” sambungnya.

Razia buku oleh kaum nalar beku Wahabi Makassar. Aliran materialis Islam yg epistemologinya persis sama dengan kaum Marxis yg mereka musuhi. Apa akibat overdosis kencing onta?

Buku yg mereka pegang diantaranya adalah karya Franz Magnis-Suseno, yg justru anti Marxisme-Leninisme. pic.twitter.com/wDdarudryw— adit andito (@anditoaja) August 3, 2019

pendiri bangsa kita adalah para pembaca buku kiri, termasuk yg kalangan islam en militer

tjokroaminoto menulis islam dan sosialisme, panglima sudirman ikut tan malaka, mereka berakar di kalangan pemuda radikal

republik ini basisnya buku, stop razia buku, jgn jadi bangsa durhaka— JJ Rizal (@JJRizal) July 30, 2019

Gibran dan Kaesang Ramaikan Bursa Pilkada 2020

Dua putra Presiden RI Joko Widodo, Gibran Rakabuming dan Kaesang Pangarep, masuk dalam bursa Pemilihan Wali Kota Surakarta periode 2020-2025. Nama Gibran dan Kaesang muncul dalam survei Laboratorium Kebijakan Publik Universitas Slamet Riyadi (Unisri) Surakarta. Hal itu langsung memantik berbagai spekulasi di lini masa Twitter.

Kita berharap suatu saat Mas @Chilli_Pari dan @kaesangp menjadi pemimpin nasional, tapi bukan karena politik dinasti, tapi dari kualitas jati diri yang mereka miliki.
.
.
.
.https://t.co/8d5gX0QZ6H— RJA (@AntoniRaja) July 27, 2019

Gibran dan Kaesang punya hak politik yang sama dengan kita. Tapi, untuk bertanding di Pilkada, sebaiknya menunggu hingga satu atau dua tahun setelah Bapaknya purna bakti sebagai Presiden. Baik bagi demokrasi, baik bagi nama baik keluarga.— Rachland Nashidik (@RachlanNashidik) July 30, 2019

Gempa Banten-Lampung

Gempa bumi terjadi di perairan Banten, Jum’at (02/08) malam. Peristiwa itu membuat masyarakat panik. Awalnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebut kekuatan gempa itu bermagnitudo 7,4 kemudian diperbaharui menjadi 6,9.

Lebih lanjut, BMKG merinci episenter gempa bumi terletak pada koordinat 7,32 derajat Lintang Selatan dan 104,75 derajat Bujur Timur. Tepatnya berada di laut dengan kedalaman 4,8 km pada jarak 164 km barat daya Kota Pandeglang, Banten. Lantaran ada peringatan dini tsunami, topik gempa pun jadi ramai di medsos, entah itu sekadar berbagai informasi terkini soal gempa, dan hal lainnya.

Peringatan Dini Tsunami di BANTEN,LAMPUNG,JABAR,BENGKULU, Gempa Mag:7.4, 02-Aug-19 19:03:21WIB, Lok:7.54LS,104.58BT,Kdlmn:10Km::BMKG— BNPB Indonesia (@BNPB_Indonesia) August 2, 2019

#Gempa Mag:7.4, 02-Aug-19 19:03:21 WIB, Lok:7.54 LS,104.58 BT (147 km BaratDaya SUMUR-BANTEN), Kedalaman:10 Km, Potensi tsunami utk dtrskn pd msyrkt #BMKG pic.twitter.com/IjXDhOzL98— BMKG (@infoBMKG) August 2, 2019

Saya juga merasakan goyangan gempa semalam yang, kata BMKG, 6,9 SR di dekat Banten, dan berpotensi tsunami. Syukurlah, tak ada tsunami sampai peringatan dini berakhir.

BNPB, TNI, Polri, dan Kementerian Sosial tetap siaga. Yang penting masyarakat tenang dan juga tetap waspada. pic.twitter.com/5ewII0JIZx— Joko Widodo (@jokowi) August 3, 2019

Mati Lampu

Minggu (04/08) siang ini, masyarakat mengeluhkan pemadaman listrik yang terjadi secara meluas yakni di Jabodetabek dan berbagai wilayah di Jawa Barat. PT PLN (Persero) memberi keterangan resmi bahwa turbin 1-6 di Suralaya mengalami trip, sementara Gas Turbin 7 saat ini dalam posisi mati. Selain itu Pembangkit Listrik Tenaga Gas Turbin Cilegon juga mengalami gangguan atau trip.

Gangguan tersebut mengakibatkan aliran listrik di Jabodetabek mengalami pemadaman. “Kami mohon maaf sebesar-besarnya untuk pemadaman yang terjadi, saat ini upaya penormalan terus kami lakukan, bahkan beberapa Gardu Induk sudah mulai berhasil dilakukan penyalaan,” kata Executive Vice President Corporate Communication & CSR PLN I Made Suprateka.

Di Jawa Barat disebutkan terjadinya gangguan pada Transmisi SUTET 500 kV mengakibatkan padamnya sejumlah area seperti Bandung, Bekasi, Cianjur, Cimahi, Cirebon, Garut, Karawang, Purwakarta, Majalaya, Sumedang, Tasikmalaya, Depok, Gunung Putri, Sukabumi, dan Bogor.

PLN Memohon maaf untuk pemadaman yang terjadi akibat gangguan transmisi Ungaran-Pemalang 500kV
Gangguan ini mengakibatkan aliran listrik di Jabodetabek, sebagian jawa barat dan jawa tengah mengalami pemadaman https://t.co/oHKu7c0tAE— PT PLN (Persero) (@pln_123) August 4, 2019

[askmf] AKIBAT MATI LAMPU SEHARIAN????????

pic.twitter.com/L4xjkTvtuC— Askmf (@askmenfess) August 4, 2019

Coba pikirkan lagi. Gempa adalah efek pendaratan UFO di Selat Sunda. Alien berusaha menyerap energi di bumi, hingga mengakibatkan mati lampu. Dan karena pihak berwenang tidak ingin masyarakat panik, Instagram dibuat eror. Ini pasti konspirasi Illuminati! Mata satu bijinya dua!— Fiersa Besari (@FiersaBesari) August 4, 2019

Share: Medsos Pekan Ini: Wali Kota Risma dan Mati Lampu