General

3 Alasan Ma’ruf Amin Lebih Ditunggu Saat Debat Dibanding Jokowi, Prabowo, dan Sandiaga

Winda Chairunisyah Suryani — Asumsi.co

featured image

Debat Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 yang pertama akan diselenggarakan pada Kamis, 17 Januari 2019 malam ini. Beberapa pihak menganggap bahwa penampilan para calon wakil presiden (cawapres) akan menjadi sorotan yang lebih dinanti dibanding calon presiden (capres). Terlebih lagi penampilan cawapres nomor urut 01 Ma’ruf Amin.

Setidaknya ada tiga alasan mengapa Ma’ruf lebih dinanti dibanding capres Joko Widodo (Jokowi), capres Prabowo Subianto, dan cawapres Sandiaga Salahuddin Uno.

Dipilih Jadi Cawapres dalam Keadaan Kontroversial

Menjelang detik-detik terakhir pendaftaran peserta Pilpres ke Komisi Pemilihan Umum (KPU), Jokowi baru bisa memutuskan pasangannya pada Kamis, 9 Agustus 2018 petang lalu. Ia menunjuk Ma’ruf Amin sebagai cawapres untuk mendampinginya menghadapi kontestasi Pilpres 2019.

“Dengan mempertimbangkan masukan-masukan dan saran dari berbagai elemen masyarakat, maka saya memutuskan dan telah mendapatkan persetujuan dari partai-partai koalisi yaitu Koalisi Indonesia Kerja bahwa yang akan mendampingi saya sebagai calon wakil presiden periode 2019-2024 adalah Profesor Doktor KH Ma’ruf Amin,” ungkap Presiden Joko Widodo.

Sekedar mengingatkan, pada momen itu, publik sempat terheran-heran dan cukup merasa kaget. Sebab, sebelumnya nama yang lebih sering digadang-gadang sebagai pendamping Jokowi adalah Mahfud MD, seorang Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK). Tak hanya publik yang dibuat kaget, bahkan kabarnya Mahfud MD sendiri juga merasakan hal yang demikian.

“Saya tidak kecewa, kaget saja, karena sudah diminta mempersiapkan diri, bahkan sudah agak detail. Biasa di dalam politik, itu tidak apa-apa. Kita harus lebih mengutamakan keselamatan negara ini daripada sekadar nama Mahfud, nama Ma’ruf Amin,” kata Mahfud, dalam sebuah wawancara di Kompas TV, pada Kamis, 9 Agustus 2018 sore.

Setelah terpilihnya Ma’ruf Amin sebagai cawapres, publik pun bertanya-tanya. Apakah Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) itu bisa mengalahkan kompetensi yang dimiliki seorang Mahfud MD. Selain peranah menjabat sebagai Ketua MK PADA periode 2008-2013 dan Hakim Konstitusi periode 2008-2013, Mahfud MD dulunya adalah anggota DPR dan Menteri Pertahanan pada Kabinet Persatuan Nasional.

Dengan latar belakang yang demikian, jika Mahfud MD saat itu dipilih menjadi cawapres oleh Jokowi, maka publik tidak perlu lagi meragukan kualitas public speaking-nya. Namun, saat ini yang menjadi cawapres Jokowi adalah Ma’ruf Amin, yang latar belakangnya lebih banyak di bidang keagaamaan.

Debat Politik Pertama Ma’ruf Amin

Perlu diketahui bersama, debat perdana Pilpres 2019 nanti malam merupakan debat pertama juga bagi Ma’ruf Amin di bidang politik. Pria kelahiran Kresek, Tangerang, Masa Pendudukan Jepang, 11 Maret 1943 itu memang dulunya pernah terjun ke dunia politik sebagai anggota Dewan Pertimbangan Presiden pada masa jabatan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Namun tentunya jabatan itu tidak membuat dirinya memiliki pengalaman debat politik di depan publik.

Berbeda dengan Ma’ruf, cawapres Sandiaga Uno sebelumnya pernah melakukan debat, meskipun tarafnya bukanlah Pilpres. Ia pernah menjalani debat politik saat mengikuti Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta, sebagai calon wakil gubernur. Misalnya saja pada agenda debat Pilkada, Jumat, 27 Januari 2017 silam.

Saat itu Sandiaga cukup optimis jika masyarakat mampu menangkap pemaparan yang ia berikan bersama dengan pasangannya Anies Baswewdan yang saat itu menjadi calon gubernur DKI Jakarta. Sandi bahkan mengklaim, ada seorang pengusaha yang langsung menghubunginya setelah mendengar konsep pengelolaan sampah yang dibuatnya.

“Intinya sampah baru dibicarakan kemarin sudah dihadirkan solusi. Kami ingin warga Jakarta mendapat pemimpin siap bekerja, memiliki jaringan dan bisa ada solusi hadapi permasalahan,” kata Sandiaga kala itu.

Selain Sandiaga, kedua capres, baik Jokowi maupun Prabowo keduanya sama-sama pernah memiliki pengalaman yang sama dalam debat Pilpres. Mereka berdua di tahun 2014 juga sempat ikut berkontestasi dalam debat Pilpres dan sama-sama berstatus sebagai capres.

Melihat kenyataan itu, bisa kita simpulkan bahwa hanya Ma’ruf Amin lah yang tidak memiliki pengalaman debat politik.

Umurnya yang Tak Lagi Muda

Salah satu hal yang paling mengkhawatirkan ketika Jokowi memilih Ma’ruf Amin adalah faktor umurnya. Sebab, di tahun ini Ma’ruf akan memasuki usia ke-76. Sehingga membuat ia menjadi yang paling tua di antara peserta Pilpres lainnya, di mana Sandiaga berusia 50 tahun, Prabowo 68 tahun, dan Jokowi 58.

Hal ini tentunya menjadi kekhawatiran sendiri bagi masyarakat. Dengan umur yang lagi muda, Ma’ruf bisa saja terserang bermacam penyakit. Belum lagi cara jalan Ma’ruf yang kerap dipapah oleh orang lain.

Mantan Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama itu juga pernah mengalami terkilir di bagian kakinya. Ia sendiri mengaku bahwa kakinya sempat terkilir lama namun tetap ia paksakan berkeliling ke beberapa daerah di masa kampanye. Hingga akhirnya dokter menyarankan Ma’ruf untuk tak melanjutkan kampanye dan istirahat di rumah beberapa saat. Maka dari itulah, Ma’ruf sempat tak ada kabar beberapa saat.

“Dalam arti cuma kaki terkilir. Kalau kaki terkilir jangankan orang tua, anak muda saja bisa pincang. Itu biasa lah,” kata Ma’ruf pada media di kediamannya, Menteng, Jakarta, Kamis, 6 Desember 2018.

Hal ini tentunnya menjadi pertanyaan besar, apakah saat debat nanti malam, Ma’ruf bisa fit seperti peserta yang lainnnya, atau?

Share: 3 Alasan Ma’ruf Amin Lebih Ditunggu Saat Debat Dibanding Jokowi, Prabowo, dan Sandiaga