Kesehatan

Langkah Konkret Terapkan Self Love: Berani Berkata ‘Tidak’

Manda Firmansyah — Asumsi.co

featured image
milenialis.id

Psikolog klinis Inez Kristanti mengungkapkan, cara konkret
yang dapat dilakukan dalam keseharian untuk melatih self love (mencintai diri
sendiri).

Konsep: Self love merupakan suatu kondisi ketika diri
sendiri merasa layak untuk dicintai dan diprioritaskan. Jika seseorang belum
mampu merasakan kelayakan tersebut, tetapi setidaknya memiliki kemauan untuk
memotivasi dirinya sendiri agar merasakan hal tersebut.

Ia mengakui konsep self love tampak mudah ketika
dibicarakan, tetapi lebih sulit dan menjadi tantangan tersendiri ketika
dijalankan setiap hari.

“Siapapun kita, apapun latar belakang kita, masa lalunya,
bentuk badannya, kita semua itu berharga dan layak untuk dicintai,” ujar
psikolog lulusan Universitas Indonesia itu, dilansir dari Antara.

Self love merupakan bagian dari perjalanan dalam hidup manusia
yang selalu berproses dan tidak pernah selesai. Namun, konsep self love
hendaknya tidak dijadikan sebagai tujuan hidup. Sebab, pada dasarnya, manusia
mustahil untuk selalu merasa dan berpikir positif. Bahkan, ada masanya
seseorang menjadi sulit untuk melihat hal-hal positif di dalam dirinya sendiri

“Jadi, yang bisa kita lakukan adalah dengan melakukan usaha,
misalkan langkah-langkah apa yang bisa kita lakukan untuk bisa mengingatkan
kepada diri sendiri bahwa kita berharga,” tutur Inez.

Mendengar kebutuhan diri: Menurut Inez,  tubuh dan jiwa manusia seperti ponsel yang
kadang kala mengalami kondisi kehabisan daya, sehingga membutuhkan waktu untuk
mengisi ulang energi dan mengistirahatkannya.

“Kalau baterai handphone low-bat, kita panik, kan? Kenapa kalau
diri sendiri ‘low-bat’ dibiarkan? Kita juga dalam tanda kutip ada baterainya,
butuh di-charge juga dengan hal-hal yang mungkin bisa meningkatkan energi kita
dan membuat kita jadi lebih beristirahat,” ucapnya.

Ia mengangap perlu mendengarkan kebutuhan diri sendiri dan
mampu memenuhinya. Ini bisa dimulai dengan hal yang paling sederhana, seperti
kualitas tidur harian.

Selain itu, perlu memisahkan dan mengatur lebih bijak antara
jam kerja dengan jam istirahat.

Berani berkata tidak: 
Menurut Inez, berkata ‘tidak’ atau menolak permintaan bantuan dari orang
lain bukan berarti mengindikasikan seseorang jahat atau tidak baik. Perlu
memberi batasan pada diri sendiri ketika merasa tidak mampu untuk menolong atau
memenuhi permintaan orang lain.

Ketika hendak menolak permintaan orang lain, kata dia,
sebaiknya menggunakan komunikasi yang lebih asertif dengan sopan dan tegas,
sehingga lawan bicara tidak merasa tersinggung.

Me time: Kegiatan me time, kata dia, sebetulnya tidak harus
membutuhkan waktu yang lama. Namun, me time harus ketika kita ‘mau’. Untuk
menikmati waktu sendiri, kata dia, bisa dilakukan dengan cara apapun. Yang
terpenting, me time bermanfaat untuk kesehatan mental diri sendiri, karena
tidak selamanya hidup seseorang hanya dilakukan untuk orang lain.

Yang tak bisa diubah: 
Biasanya, orang mengalami overthinking (berpikir berlebihan) terkait
dengan hal-hal yang tidak bisa diubah atau di luar kendali diri sendiri.

“Misalkan, situasi pandemi ini. Pandemi selesainya kapan,
kita kan juga tidak bisa ubah, ya, kita tidak bisa kendalikan. Tetapi, kita
bisa melakukan hal-hal apa sih yang bisa kita ubah, lalu kita
pisahkan,”ucapnya.

Sebaiknya, hal itu dituliskan dalam kolom terpisah, daftar
apa saja apa yang berada di bawah kendali pada sisi kolom kiri dan apa saja
yang ada di luar kendali pada sisi kolom kanan.

“Pisahkan kedua hal itu dan fokus ke hal-hal yang ada di
bawah kendali. Kalau misalkan kita tidak memisahkan ini, kepala kita jadi ruwet
sehingga tidak terlalu merasa bahagia. Dengan memisahkan keduanya, ini juga
bisa jadi bentuk self love,” ujar Inez.

Baca Juga

Share: Langkah Konkret Terapkan Self Love: Berani Berkata ‘Tidak’