Isu Terkini

KTT ASEAN Sepakat Hentikan Kekerasan dan Buka Dialog di Myanmar

Awan — Asumsi.co

featured image
Foto: Asean.org

Pemimpin negara-negara ASEAN akhirnya menyelesaikan
Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) mereka yang fokus membahas solusi untuk krisis
politik akibat dari kudeta yang dilakukan di Myanmar. Setidaknya ada lima
kesepakatan yang dibidani di pertemuan Sabtu (24/4/21) kemarin.

Dalam keterengan resminya, Pemimpin Brunei Darussalam,
Sultan Hassanal Bolkiah yang juga menjabat sebagai ketua ASEAN menyebut
kekerasan yang terjadi di Myanmar harus segera dihentikan. Para petinggi di
ASEAN juga mendesak untuk diadakannya dialog yang konstruktif untuk
menyelesaikan masalah di Myanmar. Para petinggi juga sepakat mengirim delegasi
ke Myanmar dan memberikan bantuan kemanusiaan bagi para korban krisis politik.

Baca juga: Menakar Taji ASEAN Mengentaskan Krisis Myanmar, Efektifkah?

“Keprihatinan yang mendalam atas situasi, korban jiwa dan
eskalasi yang terjadi di Myanmar,” ujar Hassan.

Mengutip AFP, kudeta di Myanmar menjadi perhatian dunia
lantaran lebih dari 700 orang dikabarkan meninggal dunia akibat kekerasan yang
terjadi. Selain itu, ada lebih dari 3.000 orang yang ditahan oleh junta Militer
Myanmar. Warga sipil Myanmar masih menentang adanya kudeta dan berharap
pemimpin mereka Aung San Suu Kyi bisa dibebaskan.

Lawan Junta Militer Myanmar Nanti Komitmen Hasil KTT

AFP juga melaporkan, oposisi Junta Militer Myanmar, yang
menamakan dirinya sebagai Pemerintah Persatuan Nasional menyambut baik hasil
keputusan yang didapat dari pertemuan KTT di Jakarta kemarin. Kekerasan harus
dihentikan dan dialog dengan pihak yang berselisih harus dilakukan. Komitmen
dari KTT sangat dinanti.

Pemerintah Persatuan Nasional Myanmar terus menyuarakan hak
politiknya dalam senyap. Pasalnya, mereka masih menjadi buruan junta militer
yang dipimpin Jenderal Min Aung Hlaing karena dituduh sebagai pengkhiatan
tingkat tinggi oleh junta militer.

Junta Militer Myanmar pun mengatakan tidak akan menolak delegasi dari ASEAN yang akan menyelesaikan krisis di negara tersebut. Hal ini disampaikan Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Long seperti dikutip dari CNA, Sabtu (24/4/21).

“Akhirnya, Jenderal Min Aung Hlaing menanggapi. Dia mengatakan mendengar kami dan akan mengambil poin yang dianggap membantu. Dia tidak menentang ASEAN memainkan peran konstruktif, atau kunjungan delegasi ASEAN, atau bantuan kemanusiaan, serta mereka akan bergerak maju dan terlibat dengan ASEAN lewat cara yang konstruktif,” kata Lee.

Baca juga: Siapa Milk Tea Alliance dan Bagaimana Solidaritasnya di Indonesia?

Myanmar Rajin Jadi Sorotan ASEAN

Bukan kali pertama Myanmar jadi sorotan dari pemimpin
negara-negara ASEAN. Kasus dan isu kemanusiaan Rohingya juga masih lekat dalam
ingatan. Pada perhelatan KTT ASEAN ke-35, pada 2019 silam, para pemimpin ASEAN
juga mendesak Myanmar untuk segera hentikan kekerasan terhadap etnis Rohingya.

Krisis kemanusian makin menjadi manakala banyak pengungsi
Rohingya yang mulai melarikan diri ke perbatasan Bangladesh. Kala itu, banyak
pengungsi Rohingya yang terlantar di perbatasan karena menghindari kekerasan
militer yang terjadi.

 

Share: KTT ASEAN Sepakat Hentikan Kekerasan dan Buka Dialog di Myanmar