Foto: Ramadhan/Asumsi.co
Belum habis sebatang rokok dan segelas kopi hitam, Budiman–bukan nama sebenarnya–bergegas mengenakan masker. Ia dan rekan-rekannya menghampiri ambulans yang baru tiba di TPU Tegal Alur, Jakarta, untuk mengangkut peti jenazah pasien COVID-19.
“Kita nggak bisa nentuin bisa pulang ke rumah kapan. Di pemakaman dari pagi bisa sampai malam,” katanya pada Jumat (8/1). “Harus standby, karena kan jenazah pasti ditangisin dulu sama keluarganya. Ada yang nggak rela ngelepas juga.”
Dengan penuhnya TPU Pondok Ranggon, Jakarta Timur, Tegal Alur di Jakarta Barat kini menjadi satu-satunya pekuburan khusus korban COVID-19 di ibu kota.
“Setiap pulang dari pemakaman langsung mandi dulu di kantor. Jadi pulang dalam kondisi tubuh sudah bersih, dan sampai rumah nggak was-was juga mikirin keluarga,” kata Nurdin, petugas pengangkat jenazah lainnya.
Di satu sisi, Budiman, Nurdin, dan rekan-rekan mereka bertaruh nyawa. Di sisi lain, pekerjaan yang berisiko tinggi itu memberikan penghidupan. Sekarang, di negeri ini, keselamatan sehari-hari mungkin telah selangka keajaiban.
Pada hari saya mengunjungi TPU Tegal Alur, hujan deras sempat mengguyur ibu kota. Aroma tanah basah menyambut saya di gerbang pekuburan sekira pukul 15.00 WIB. Jalan becek dan sepatu saya tiba-tiba penuh lumpur. Di area dalam, area pemakaman jenazah-jenazah pasien COVID-19, petrikor digantikan semerbak aroma kamboja.
“Sudah berapa ambulans yang datang, Bu?” tanya saya kepada seorang penjual bunga tabur yang berdagang di area pemakaman jenazah COVID-19.
“Hari ini masih sedikit, Mas. Nggak kayak biasanya. Ada makam COVID-19 yang jeblok juga tadi karena hujan, sekarang lagi dibenerin petugas,” katanya.
Sore itu, setidaknya ada tiga ambulans yang terparkir. Satu ambulans sudah kosong karena jenazah sudah dimakamkan, sementara satu ambulans bersiap mengeluarkan peti jenazah, dan satu ambulans lainnya baru tiba. Pada saat bersamaan, satu unit ekskavator menggali liang kubur.
Selepas menguburkan jenazah pertama, para petugas pengangkut jenazah mengambil jeda sedikit untuk beristirahat, sekadar minum atau merokok. Itu kesempatan yang tak selalu tersedia. Biasanya, mereka terlampau sibuk menangani jenazah yang berdatangan.
Satu per satu keluarga jenazah meninggalkan area pemakaman, begitu pula para petugas. Mereka bahkan sudah lebih dulu menjauh setelah liang lahat tertimbun tanah. Tak ada yang terlihat ingin berlama-lama. Semuanya seakan hendak meninggalkan kematian dengan segera.
Pada Minggu (3/1/21), para petugas memakamkan 60 jenazah terkait COVID-19 di TPU Tegal Alur. Jumlah tersebut merupakan rekor tertinggi selama pandemi melanda Jakarta. Sebelumnya, jumlah penguburan terkait COVID-19 per harinya hanya berkisar antara 25 sampai 35.
Namun, sejak Natal hingga akhir tahun, rata-rata para petugas mengubur lebih dari 40 jenazah per hari. Kata Ketua Pelaksana TPU Tegal Alur, Wawin Wahyudi, kondisi itu membuat beban para petugas makam berkali-kali lipat dari biasanya.
Semakin hari, lahan di TPU Tegal Alur semakin sempit.
Lahan makam yang disiapkan untuk lima tahun ke depan seketika habis dalam rentang hanya 10 bulan. Kini, lokasi makam untuk jenazah COVID-19 beragama Islam di TPU Tegal Alur pun dinyatakan telah penuh dengan 4.500 liang lahat terisi.
“Tegal Alur masih menerima pemakaman di unit non muslim. Di unit muslim bisa dengan sistem tumpang,” kata Wawin, Selasa (12/1).
Saat ini, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sedang mengupayakan pembukaan lahan pemakaman baru di TPU Rorotan, Jakarta Utara. Di tahap pertama, 1.500 petak makam baru akan disediakan.
Menurut data Pemprov, kasus COVID-19 di ibu kota kembali menjadi yang tertinggi secara nasional, dengan penambahan kasus baru yang lumayan masif, yakni 2.669 kasus, per Selasa (12/1).
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Dwi Oktavia mengatakan, penambahan kasus itu merupakan hasil pemeriksaan 13.218 orang pada hari itu. Adapun dari 13.218 yang diperiksa, terdapat 2.669 orang yang dinyatakan positif, sisanya sebanyak 10.549 orang dinyatakan negatif.
“Untuk rate tes PCR total per 1 juta penduduk sebanyak 216.656. Jumlah orang yang dites PCR sepekan terakhir sebanyak 119.737,” kata Dwi dalam keterangan tertulis, Selasa (12/1).
Bertambahnya kasus baru tersebut membuat Jakarta kini secara kumulatif mencatatkan total 211.252 kasus. Dari jumlah keseluruhan tersebut tercatat 188.675 pasien dinyatakan sembuh atau 89,3 persen dari total kasus yang tercatat.
Penambahan juga terjadi pada status pasien dalam perawatan. Kini tercatat 18.988 pasien dalam perawatan di Jakarta. Korban meninggal dunia akibat COVID-19 di Jakarta kini mencapai 3.589 orang. Dari hari ke hari, kematian makin akrab.