Budaya Pop

Kehebohan Sosmed Pekan Ini: Dari Jerinx vs Via Vallen Sampai Pidato Inggris Jokowi Diejek

Ramadhan — Asumsi.co

featured image

Permasalahan hak cipta sebuah karya musik kembali jadi perbincangan di sosial media setelah drummer Superman is Dead (SID) Jerinx berseteru dengan penyanyi dangdut Via Vallen. Saat itu, Jerinx kesal lantaran lagu berjudul “Sunset di Tanah Anarki” milik SID dinyanyikan dengan musik dangdut koplo tanpa izin oleh Via. Perseteruan itu pun berlangsung panjang.

Jerinx memberikan penjelasan panjang soal kemarahannya di akun Instagram pribadinya. Sementara tak lama setelah itu, Via pun memberikan klarifikasi panjang juga terhadap apa yang sudah dituduhkan Jerinx kepadanya. Drama itu memunculkan berbagai reaksi di media sosial baik dari penggemar SID maupun fans Via Vallen.

Perseteruan Jerinx vs Via Vallen bukan satu-satunya isu yang ramai jadi perbincangan warganet Indonesia dalam sepekan terakhir di media sosial. Ada beberapa isu lain yang ramai dibicarakan. Apa saja itu? Mari simak rangkumannya di bawah ini.

Jerinx SID vs Via Vallen

Menurut apa yang terjadi, Via Vallen ini sebelumnya pernah menyanyikan ulang atau meng-cover lagu milik SID berjudul “Sunset di Tanah Anarki” atau SDTA. Nah, dalam konteks inilah, Jerinx menganggap Via menyanyikan ulang lagu itu tanpa seizinnya. Apalagi Jerinx menilai lagu itu punya makna mendalam sehingga harusnya tak sembarangan di-cover.

Jerinx menjelaskan panjang lebar soal makna mendalam lagu tersebut di akun Instagramnya @jrxsid. Selain tak meminta izin, ia juga kesal lantaran Via Vallen dinilai tak memahami betul isi dari lagu SDTA. Selain itu, ia juga menuding Via meraup keuntungan dari lagu itu.

Setelah ramai jadi perbincangan publik, Via lantas memberi pernyataan soal kekesalan Jerinx tersebut. Lewat tulisan yang juga panjang lebar di Insta Story Instagram pribadinya @viavallen, Via menjelaskan secara rinci soal fakta sebenarnya. Sampai akhirnya ia pun meminta maaf kepada SID karena dianggap telah merusak lagu SDTA yang ia bawakan dengan aransemen musik dangdut.

Via mengatakan bahwa dirinya tak tahu menahu soal beredarnya video-video off air-nya yang katanya dikomersilkan dalam bentuk kaset atau CD. Ia juga membantah mendapat keuntungan dari video-video tersebut. Via tak senang kenapa dirinya saja yang diserang padahal banyak penyanyi lain juga yang meng-cover lagu tersebut. Puncaknya, Via marah lantaran Jerinx menulis kata-kata tak pantas yang menyamakan Via dengan istilah f*cking wh*re.

View this post on Instagram

A post shared by JRX (@jrxsid) on Nov 10, 2018 at 11:54am PST

View this post on Instagram

A post shared by Via Vallen ???????? (@viavallen) on Nov 11, 2018 at 5:23am PST

View this post on Instagram

A post shared by Anji MANJI (@duniamanji) on Nov 11, 2018 at 6:09pm PST

Pidato Bahasa Inggris Jokowi

Seorang pemilik akun Twitter @awemany, menyinggung pidato bahasa Inggris Presiden Joko Widodo (Jokowi). Tak hanya itu saja, @awemany juga mengunggah video Presiden Jokowi yang sedang berpidato, Kamis, 15 November 2018.

Dalam video berdurasi 44 detik tersebut, terdengar Presiden Jokowi sedang berpidato di atas podium di sebuah forum internasional. Dalam pidatonya, Jokowi bicara menggunakan bahasa Inggris. Akun @awemany pun menganggap jika Jokowi tak lancar dalam menggunakan bahasa Inggris saat pidato.

Tak hanya itu saja, ia pun memberikan keterangan video dengan nada menyindir. “Males nggak sih lo?,” tulis akun Twitter @awemany.

Cuitan itu pun akhirnya viral dan mendapatkan berbaga respons dari warganet. Tak sedikit pula yang mengkritik sang pemilik akun lantaran menjelek-jelekkan kepala negara sendiri.

Males ngga sih loe? :p pic.twitter.com/xw7vwPiPX0— Pelan-pelan, Awe! (@awemany) November 14, 2018

Itu aksen jawa nyet. Maksud lo klo org jawa hrs bhs inggris versi aksen british atau american nyet? Pernah begaul sama org singapore yg speak english?

Otak lo sama kaya tampang lo, butek— #IStandForAhok (@NandoMagnifico) November 14, 2018

Ini namanya aksen. Bukan parameter kecerdasan atau apapun. Kebetulan di pekerjaan saya, saya sering ke banyak negara, bertemu banyak filmmaker, pejabat, cendekia yg berbahasa Inggris dengan aksen. Jokowi berbahasa Inggris dgn aksen Jawa. Knp harus malu dan dihina? Shame on you. https://t.co/HzS7DgUdHs— Joko Anwar (@jokoanwar) November 15, 2018

Persaingan Film Hanum Rangga vs Film Ahok

Film ‘A Man Called Ahok’ vs ‘Hanum dan Rangga’ dalam sepekan terakhir ramai diperbincangkan di media sosial. Kedua film ini dianggap seperti ‘mewakili’ dua kubu yang akan bertarung di Pilpres 2019 yakni kubu Jokowi dan Prabowo. Selain memang kedua film juga tayang bersamaan yakni pada 8 November 2018.

Kehebohan berawal dari cuitan seorang warganet dengan akun @donihendarto di Twitter. Dalam cuitannya itu, Doni membahas soal perbandingan jumlah penonton dari film ‘A Man Called Ahok’ dan ‘Hanum & Rangga’. Ia menilai dari perbandingan jumlah penonton lewat warna kursi penonton di bioskop.

Dalam postingannya itu, Doni mengunggah foto perbandingan jumlah penonton ‘A Man Called Ahok’ dan ‘Hanum & Rangga’, agar warganet lainnya bisa dengan mudah menghitung dan melihat perbandingan tersebut secara jelas. Dalam foto itu, jika kalian yang bisa nonton ke bioskop, tentu sudah paham dengan warna kursi hijau dan merah ketika hendak memesan tiket.

Dalam postingan itu, terlihat bahwa perbandingan jumlah kursi penonton diambil dari aplikasi salah satu pemesanan tiket bioskop yang diambil pada Kamis, 8 November 2018 pukul 15.00 WIB atau bertepatan saat kedua film itu rilis. Doni pun cukup pede dengan penjelasannya dalam keterangan foto.

“Jumlah penonton (warna Hijau) beda jauh gitu. Bahkan ada yg kosong melompong,” kicau Doni di Twitter, Minggu, 11 November 2018.

Alhasil, cuitan Doni itu pun langsung viral dan banyak mendapatkan respons dari warganet lainnya. Sebagian besar warganet menilai Doni tak mengerti arti dari kursi tersebut, di mana kursi berwarna merah dalam aplikasi pemesanan tiket itu berarti sudah dipesan, sedangkan kursi hijau menandakan masih tersedia. Sementara Doni menjelaskan sebaliknya dan tentu salah.

Jumlah penonton (warna Hijau) beda jauh gitu ????. Bahkan ada yg kosong melompong ???????? pic.twitter.com/nAiYuNW9L8— Doni Hendarto (@Donihendarto) November 9, 2018

mon maap nih, gue kerja di bioskop, seharian ini, oh sorry, malah dari hari pertama film ahok rilis, teaternya selalu full, apalagi tadi, bener-bener berebut orang buat beli tiket film Ahok. Antrian panjang, yang biasanya jam 10an itu landing, tapi buat film ahok enggak. Gila!— Indomie???? (@Sarahnrftyh1) November 10, 2018

Mas.. aku jelasin ya..
Yang merah itu artinya udah “booked”, alias sudah terbeli tiketnya.
Jadi, yang anda sampaikan ini logikanya kebalik. Fully booked, bukan kosong melompong. ???? https://t.co/U3GlD1yNL8— Alitt Susanto (@shitlicious) November 10, 2018

‘TV Masa Kini’ Dinilai Curi Konsep Kreator Lain

Beberapa hari lalu, sebuah stasiun TV swasta Indonesia dianggap telah menjiplak ide atau konsep yang berasal dari kreator lain salah satunya dari Asumsi.co, sehingga hal itu pun menghebohkan warganet. TV tersebut dianggap meniru konsep dari konten video yang sebelumnya sudah lebih dulu dimuat Asumsi.co di channel YouTube Asumsi. Tiruan itu dianggap nyaris mirip.

Ternyata sebelumnya, TV tersebut juga dianggap meniru konsep dari kreator video lainnya. Seorang warganet dengan akun @aisyafputri mengomentari sebuah video yang diposting akun Twitter @hariluyeah pada 12 November 2018 lalu. Menurut @aisyafputri, video milik tv swasta yang diunggah @hariluyeah itu milik temannya.

Alhasil, pengakuan itu pun jadi perbincangan warganet. Sejumlah warganet menganggap stasiun televisi itu sudah tak kreatif lagi karena meniru konten video pihak lain. Ada juga yang menanyakan sejauh apa peran sang pemilik TV, yang dianggap sebagai orang paling kreatif.

The smoothest move I’ve ever seen. Salut! pic.twitter.com/FeczykcpjN— hrxyd (@hariluyeah) November 12, 2018

tapi maaf sebelumnya buat yg belum tau, konsep ide video ini yg buat awalnya adalah temen gue https://t.co/kPVwjZVJJB dan pihak tv yg buat/nayangin gaada konfirmasi apa apa soal itu, kasian yg ide-nya di ambil sembarangam ????— aisyah safira (@aisyafputri) November 13, 2018

YOUTUBE YOUTUBE LEBIH DARI TV… BOOM!

???????????? pic.twitter.com/qXvvRBIclE— Iman Sjafei (@imanlagi) November 10, 2018

Satu perbedaan lainnya posisi duduknya dibalik— Hendro Saputra (@hendrosapt) November 10, 2018

Biar Home and Away ceritanya ????— Alvinsjah (@ChiBi48_Chelsea) November 10, 2018

Kasus Pelecehan Baiq Nuril

Tagar #SaveIbuNuril ramai digaungkan warganet dalam beberapa hari terakhir. Diketahui, Ibu Nuril memang mendapatkan perlakuan tak adil dalam kasus yang menjeratnya saat ini. Warganet pun memberikan simpati dan menuntu keadilan atas Ibu Nuril. Seperti apa ceritanya?

Jadi sosok bernama lengkap Baiq Nuril Maknun ini merupakan mantan guru honorer di SMAN 7 Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB). Ia dinyatakan bersalah karena dianggap menyebarkan rekaman bermuatan kesusilaan dan dihukum enam bulan penjara serta denda Rp500 juta dalam putusan kasasi Mahkamah Agung (MA).

Lantas, Baiq Nuril merasa diperlakukan tak adil karena dirinya adalah korban kasus perbuatan pelecehan yang dilakukan Kepala Sekolah SMAN 7 Mataram, M. Bahkan, dalam kejadian sebenarnya, Baiq Nuril menyebut pelecehan itu terjadi lebih dari sekali dan dimulai pada 2012, ketika dirinya masih berstatus sebagai Pegawai Honorer di SMAN 7 Mataram.

Pelecehan itu sendiri terjadi ketika Baiq ditelepon oleh M. Obrolan antara M dan Baiq berlangsung selama kurang lebih 20 menit, di mana rincian obrolannya adalah sekitar 5 menit untuk membicarakan soal pekerjaan, sementara sisanya digunakan oleh M untuk bercerita soal pengalaman seksualnya bersama dengan wanita yang bukan istrinya.

Lantaran gerah, Baiq pun merekam perbincangannya dengan M, dengan tujuan untuk membuktikan bahwa dirinya tak memiliki hubungan dengan atasannya itu. Meski begitu, Baiq hanya menyimpan rekaman itu dan tak pernah melaporkannya dengan alasan takut kehilangan pekerjaan.

Namun, Baiq berbicara dengan rekan kerjanya yakni Imam Mudawin perihal rekaman tersebut. Rekaman itu justru disebarkan oleh Imam ke Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Mataram. Perlu diketahui bahwa penyerahan rekaman itu hanya dilakukan dengan memberikan ponsel dan proses pemindahan rekaman dari ponsel ke laptop dan ke tangan-tangan lain sepenuhnya dilakukan oleh Imam.

M akhirnya melaporkan Baiq ke polisi atas dasar Pasal 27 Ayat (1) Undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE). Laporan itu dilakukan M lantaran kesal karena aibnya didengar oleh banyak orang. Padahal rekaman itu sendiri disebarkan oleh Imam, namun Baiq lah yang dilaporkan oleh M.

Akhirnya, kasus ini pun terus bergulir sampai ke tahap persidangan. Setelah laporan diproses, awalnya Pengadilan Negeri Mataram memutuskan Baiq tidak bersalah dan membebaskannya dari status tahanan kota. Sayangnya, meski kalah dalam persidangan, Jaksa Penuntut Umum justru mengajukan banding hingga kasasi ke Mahkamah Agung. Lalu pada 26 September 2018 lalu, MA memutus Baiq bersalah.

Teman, Mohon RT sebanyak mungkin!

Kabar buruk itu datang juga!
Kejaksaan Negeri Mataram akan melakukan eksekusi Putusan Mahkamah Agung terhadap Ibu Nuril pada 21/11/18. Itu artinya, Ibu Nuril akan segera diseret ke penjara. SAD!! #SaveIbuNuril pic.twitter.com/9KBb5Genqe— Socio Geeks (@InsideErick) November 16, 2018

Yth bapak @jokowi

Saya mau sampaikan surat Ibu Nuril & anaknya buat bapak. Anaknya selama ini taunya Ibunya itu sekolah selama dipenjara bbrp waktu lalu. Semoga hati bapak tergerak. Ibu Nuril adalah korban pelecehan, dia tak layak dipenjara lagi & didenda 500jt #SaveIbuNuril pic.twitter.com/fDxytqmCLv— Muhadkly Acho (@MuhadklyAcho) November 14, 2018

Share: Kehebohan Sosmed Pekan Ini: Dari Jerinx vs Via Vallen Sampai Pidato Inggris Jokowi Diejek