Isu Terkini

Karyawan AEON Mall BSD Positif COVID-19, Bagaimana Mitigasinya?

Permata Adinda — Asumsi.co

featured image

Pusat perbelanjaan AEON Mall di Bumi Serpong Damai (BSD), Tangerang, akan ditutup sementara setelah pengelola mengetahui dua orang karyawan mereka positif COVID-19.

“Sebagai langkah pencegahan penyebaran COVID-19, juga mengacu pada imbauan pemerintah, mulai 6 Agustus 2020 AEON Mall BSD City akan berhenti beroperasi untuk sementara waktu untuk melakukan penyemprotan disinfektan menyeluruh dan rapid test kepada 1.000 karyawan dan tenant AEON Mall BSD City yang membutuhkan,” ujar Director PT AMSL (AEON Mall BSD City) Indonesia, Alphonzus Widjaja, di rilis persnya (6/8).

Karyawan mal yang diketahui positif COVID-19 dikatakan bekerja di bagian administrasi dan tidak berhubungan langsung dengan para pengunjung mal. Upaya isolasi telah dilakukan. Begitu pula tes usap atau swab test bagi pihak-pihak yang berhubungan langsung dengan dua karyawan tersebut.

“Berdasarkan hasil analisis, kemungkinan besar karyawan tertular pada saat berada di luar AEON Mall BSD City,” ungkapnya. Pihak mal juga menyampaikan akan selalu taat mengikuti protokol kesehatan dari pemerintah, termasuk melaporkan dan berkoordinasi langsung dengan pemerintah dan mengutamakan keselamatan pelanggan.

Ahli epidemiologi Pandu Riono mengatakan penutupan mal sebenarnya tak perlu dilakukan jika kasus yang terkonfirmasi masih terbilang sedikit. Menurutnya, potensi kasus baru akan selalu ada selama aktivitas sosial dan ekonomi kembali dilonggarkan.

Hal terpenting yang perlu dilakukan adalah mengisolasi orang yang terbukti positif dan melakukan contact tracing ke setiap orang yang berkontakan erat dengan kasus positif. Ia juga menekankan bahwa pihak mal mesti melakukan tes usap atau PCR, sebab rapid test yang hanya mendeteksi sel antibodi tidaklah efektif.

“Ini kan penyakit menular, dari kontak per kontak. Setiap kontak itu dia tertular dari mana, dia ketemu siapa aja selama seminggu terakhir. Orang-orang itu kemudian diperiksa. Itu jauh lebih penting daripada menutup [mal],” ujar Pandu ketika dihubungi Asumsi.co (6/8).

“Kalau meluas, baru ditutup,” lanjutnya. “Tapi kalau cuma satu atau dua orang, yang penting orang-orang ini yang diisolasi, bukan malnya. Risiko ini kan bisa terjadi di mana saja, jangan buka tutup tapi tidak melakukan strategi yang benar-benar mengurangi risiko.”

Berbagai penelitian menunjukkan bahwa virus Corona akan lebih mudah menular jika seseorang berada di ruangan dengan ventilasi udara yang buruk, dikelilingi banyak orang, dan dalam waktu lama. Artinya, ruangan tertutup seperti mal yang selama masa PSBB transisi ini semakin ramai dikunjungi juga punya risiko penularan yang tinggi.

Penelitian pada salah satu mal di Cina menunjukkan bahwa sejumlah pegawai dan pengunjung mal tertular COVID-19 walaupun mereka tidak pernah berkontak erat dengan orang positif. Penularan pun diindikasi terjadi secara tidak langsung, yaitu lewat tombol lift, keran air di toilet, atau disebabkan oleh virus yang mengendap di ruangan-ruangan tertutup dan sempit.

“Kami menemukan adanya indikasi bahwa penularan dengan intensitas rendah terjadi tanpa pasien berkontakan erat dan dalam waktu lama di mal. Dengan kata lain, virus menyebar secara tak langsung,” ujar peneliti dalam studi yang berjudul “Indirect Virus Transmission in Cluster of COVID-19 Cases, Wenzhou, China, 2020”.

Pandu Riono mengatakan risiko penularan COVID-19 di ruangan-ruangan tertutup di mal dapat dihindari selama sistem pendingin menggunakan teknologi filter berefisiensi tinggi yang dapat menyaring virus. Teknologi filter ini juga telah wajib diaplikasikan di mal-mal di New York, Amerika Serikat, atas arahan dari Gubernur Andrew Cuomo.

“Yang penting sirkulasi jalan. Boleh AC sentral tapi harus diperbaiki sirkulasinya. Filter yang harus dipakai di AC dan bisa nyaring virus juga sudah ada sejak zaman flu burung. Sekarang problem-nya apakah filter ini digunakan di AEON atau nggak,” katanya.

Share: Karyawan AEON Mall BSD Positif COVID-19, Bagaimana Mitigasinya?