General

JK Dukung Jokowi di Pilpres 2019 dan Hubungan Keduanya yang Sempat Pasang Surut

Ramadhan — Asumsi.co

featured image

Wakil Presiden RI Jusuf Kalla menyampaikan bahwa dirinya mendukung penuh pasangan capres-cawapres nomor urut 01 Joko Widodo-Ma’ruf Amin di Pilpres 2019. Tak hanya itu saja, JK juga mengungkapkan alasannya mendukung pasangan Jokowi-Ma’ruf. Ia menilai Jokowi merupakan sosok pemimpin yang bersih dan tak otoriter.

Pernyataan tersebut disampaikan JK dalam acara Deklarasi Dukungan Jokowi-Ma’ruf sekaligus Rapat Konsolidasi Nasional (Rakornas) Jenggala Center di Hotel JS Luwansa, Jakarta, Minggu, 3 Februari 2019. Pada kesempatan itu, JK mengatakan, negara ini bisa mundur karena dua hal yakni, gaya otoriter pemimpin, dan jika keluarga, anak-anak pemimpin, menguasai bisnis negara. Dua hal itu pula yang menurut JK, tak ada dalam sosok Jokowi.

Jokowi Sosok Egaliter

“Dua hal itu, tidak ada dalam diri Jokowi. Jokowi memimpin negara dengan egaliter, yang selalu mendahulukan kebersamaan, dan selalu mau mendengar banyak pihak sebelum mengambil keputusan. Karena itulah, Pak Jokowi terlalu sering rapat. Kami bisa rapat 200 kali dalam setahun,” kata JK.

“Tapi ini salah satu ciri pemimpin yang egaliter ingin mendengar semua pandangan orang, tidak otoriter,” ucap sosok yang pernah menjadi Wakil Presiden RI yang mendampingi Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono periode 2009-2014 tersebut.

Selain itu, JK juga mengatakan bahwa dirinya mengenal betul sosok Jokowi yang bersih. Apalagi dari sisi keluarga, lanjut JK, anak-anak Jokowi tak satu pun yang merintis bisnis dengan negara. Semua anak Jokowi bahkan memiliki usaha mandiri yang dirintis sendiri. “Anak-anaknya semua orang tahu, tidak berbisnis dengan negara. Ada yang menjual martabak, ada yang dagang pisang goreng,” ucap JK.

JK mengetahui betul kepribadian Jokowi, apalagi selama kurang lebih empat tahun terakhir dirinya selalu bersama-sama mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut. Menurut JK, Jokowi tidak pernah punya kepentingan pribadi dengan bisnis negara.“Selama empat tahun bersama dengan Presiden Jokowi, belum pernah sekali pun saya bicara proyek dengan Jokowi, baik untuk kepentingan Jokowi, maupun untuk kepentingan saya,” ujarnya.

Tak hanya itu saja, JK juga menilai bahwa sosok Jokowi merupakan yang terbaik dari kandidat yang ada di Pilpres 2019. “Kenapa kita sepakat pilih nomor 1, tentu yang paling bisa menjawab itu saya sebenarnya, karena saya harus bersama-sama sudah 4 tahun dengan beliau. Saya dapat melihatnya dari dalam dan dari luar. Mungkin beliau bukan yang terbaik tapi yang jelas yang terbaik dari yang ada. Silahkan pilihan kita cuma dua,” ungkapnya.

JK Kerahkan Relawan 2014 Menangkan Jokowi-Ma’ruf

Sebelumnya, Jusuf Kalla (JK) mengerahkan relawannya di Pilpres 2014 untuk memenangkan pasangan Joko Widodo (Jokowi)-Ma’ruf Amin. JK meminta relawannya untuk berkonsolidasi dengan seluruh relawan di Indonesia.

“Pak JK mengimbau sudah untuk memenangkan. Kita semua sudah diberitahu tiap rapat. Ini bukan Makassar saja, semua wilayah ada,” kata Ketua Panitia Rapat Konsolidasi Jenggala Center, Ibnu Munzir, di Hotel JS Luwansa, Jalan HR Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan, Minggu, 3 Februari 2019.

Sementara itu, JK mengatakan Jenggala Center akan kembali aktif mendukung Jokowi di Pilpres 2019. JK menjelaskan bahwa relawannya sudah terbentuk sejak dirinya berpasangan dengan Jokowi di Pilpres 2014 lalu. Bahkan Jenggala Center sendiri pernah berkontribusi dalam pemenangan Jokowi-JK di Pilpres 2014

“Ini kan lembaga. yang kemarin-kemarin baik dari berbagai wilayah dan daerah. Tentu dengan siap kembali (memenangkan). Ini kan sejak 2014, kembali seperti 2014,” ucap JK.

Seperti Apa Hubungan Jokowi-JK Selama Ini?

Sejauh ini, hubungan Jokowi-JK memang harmonis dan baik-baik saja. Namun, jauh sebelumnya, ternyata hubungan keduanya sempat panas, meski dalam waktu yang tak lama. Misalnya saja pada 25 Mei 2014 lalu ketika beredar sebuah video lama ketika JK menyindir Jokowi yang hendak maju ikut Pilpres 2014.

Cuplikan video itu berisi wawancara sebuah media nasional dengan JK. Video tersebut heboh di YouTube saat pertama kali muncul pada 25 Mei 2014. Dalam video berdurasi 3 menit 38 detik itu berbicara soal kepemimpinan nasional ke depan. Salah satu sosok yang disebut JK dalam video itu adalah Jokowi.

Dalam video yang diambil jauh sebelum JK menjadi calon wakil presiden Jokowi di Pilpres 2014 tersebut, JK menilai bahwa sosok presiden Indonesia haruslah yang jelas pengalamannya. Ia mengambil contoh seperti di Malaysia dan India, pemimpin negaranya adalah seorang yang telah bertahun-tahun jadi menteri.

“Siapa bilang pak Jokowi tak punya pengalaman? Dia kan gubernur DKI, pengalamannya lewat kota Solo. Tapi jangan tiba-tiba karena terkenal di Jakarta dicalonkan jadi Presiden, bisa hancur negeri ini, bisa masalah negeri ini,” kata JK dalam cuplikan video tersebut.

Namun JK menggarisbawahi bahwa Jokowi dipersilahkan maju sebagai capres bila sudah sukses memimpin di DKI. “Janganlah dicampuradukkan seperti itu. Biarlah dia fokus sebagai gubernur DKI. Jangan tiba-tiba dicampur aduk, nanti negeri ini tak punya nilai, nanti kacau negeri ini,” ujar JK saat itu.

Video tersebut memang merupakan video lama yang baru dimunculkan jelang kampanye Pilpres 2014 di mana JK akan berpasangan dengan Jokowi. Meski begitu, isu panas tersebut tak berlangsung lama. Hubungan Jokowi-JK kembali harmonis, terutama setelah keduanya terpilih di Pilpres 2014 dan masih berpasangan sampai hari ini.

Terbaru, hubungan Jokowi-JK sempat disebut merenggang terutama jelang Pilpres 2019. Beberapa waktu lalu atau sekitar pertengahan Januari 2019, JK bahkan tiga kali melontarkan kritik dan pernyataan kontroversial terhadap program pemerintah dan Joko Widodo. Kritikan pertama muncul pada Jumat, 11 Januari 2019, saat JK mengomentari proyek LRT yang dianggapnya terlalu mahal serta tak efisien.

Tak menunggu waktu lama, tiga hari setelahnya atau pada Senin, 14 Januari 2019, JK mengomentari pemberlakuan aturan uang muka 0 persen yang diberlakukan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terhadap kredit kendaraan bermotor. Lalu, pada hari yang sama, JK juga mengomentari dukungan alumni UI terhadap Jokowi yang dianggapnya tak perlu membawa nama universitas.

Namun, banyak pihak melihat bahwa kritikan yang dilontarkan JK tersebut adalah hal yang biasa apalagi JK memang merupakan sosok yang kritis. Kritik itu pun semakin terasa biasa apalagi saat ini JK menegaskan bakal mendukung penuh dalam pemenangan pasangan Jokowi-Ma’ruf di Pilpres 2019

Share: JK Dukung Jokowi di Pilpres 2019 dan Hubungan Keduanya yang Sempat Pasang Surut