Isu Terkini

Jangan Share Foto Korban dan Hal Lain yang Gak Boleh Dilakukan saat Terjadi Serangan Teroris

Ramadhan — Asumsi.co

featured image

Serangan bom bunuh diri terjadi lagi pagi hari ini, Senin, 14 Mei, di Markas Polrestabes Surabaya, Jawa Timur. Bom dari aksi terorisme tersebut meledak pada pukul 08:50 WIB dan terjadi di pos pemeriksaan gerbang depan Polrestabes Surabaya.

Sehari sebelumnya, Minggu, 13 Mei, tiga gereja jadi sasaran aksi terorisme. Ketiga gereja itu adalah Gereja Santa Maria Tak Bercela di Jalan Ngagel Madya, Gereja Kristen Indonesia (GKI) di Jalan Diponegoro, dan Gereja Pantekosta Pusat Surabaya di Jalan Arjuno.

Serangan bom bunuh diri di tiga gereja di Surabaya itu ternyata dilakukan satu keluarga. Berdasarkan penyelidikan pihak kepolisian, terungkap bahwa pelakunya berasal dari satu keluarga yang terdiri dari Dita Supriyanto bersama istri, Puji Kuswati, dan empat anaknya.

“Alhamdulliah, identifikasi sudah diketahui,” kata Kapolri Jenderal Tito Karnavian saat mendampingi Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) di RS Bhayangkara Polda Jatim, Minggu 13 Mei.

“Pelaku satu keluarga yang melakukan serangan ke tiga gereja,” ujarnya.

Baca Juga: Sederet Ledakan Bom dan Penyerangan yang Pernah Terjadi di Gereja-Gereja Indonesia

Kejadian serupa yang bisa memakan korban jiwa tersebut tentu tak dibenarkan dan harus dicegah agar tak terjadi lagi di lain waktu. Untuk itu, peran masyarakat untuk ikut serta mencegah, akan sangat membantu dalam situasi tersebut.

Apa saja hal-hal yang tak boleh dilakukan masyarakat saat terjadi serangan bom bunuh diri atau aksi terorisme? Yuk, simak penjelasan berikut.

Jangan ‘Share’ Foto dan Video Korban

Hal pertama yang dilarang dan tak harus kalian lakukan saat situasi mencekam usai serangan bom teroris adalah jangan menyebarkan (share) foto dan video korban. Ya, kalian wajib menyampaikan kepada teman-teman, keluarga, dan orang terdekat kalian untuk tidak melakukan hal ini.

Biarkan saja foto-foto dan video korban ledakan bom bunuh diri tersebut jadi dokumentasi pihak berwajib atau kepolisian untuk mengidentifikasi korbannya.

Seperti kalian tahu, menyebar atau sharing foto kerusakan dan korban adalah hal yang menyenangkan bagi teroris. Foto-foto atau video yang mengerikan adalah wujud
teror dan provokasi, bukti bahwa aksi mereka telah “berhasil” menciptakan ketakutan.

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigadir Jenderal (Pol) Muhammad Iqbal bahkan meminta masyarakat tak menyebar gambar atau video korban ledakan bom di Surabaya, Jawa Timur.

“Gambar-gambar di media sosial [terkait ledakan], setop [menyebarkannya]. Jangan sampai terperangkap tujuan teroris. Tujuan [para teroris membuat] kita ketakutan semua. Tunjukkan kita tidak takut! Jangan jadi bagian pelaku dengan sebarkan [gambar] teror,” kata Iqbal saat wawancara bersama Kompas TV, 13 Mei.

Jangan Menyebarkan Informasi Simpang Siur

Saat ini, terutama pasca serangan bom di tiga gereja Surabaya, banyak informasi seliweran di berbagai media sosial, terutama di jejaring WhatsApp, soal pesan yang isinya soal aksi susulan di berbagai tempat, misalnya akan ada bom susulan di sejumlah tempat perbelanjaan di Surabaya dan Jakarta.

Tempat-tempat yang jadi pusat keramaian publik seperti Tunjungan Plaza dan Pakuwon Plaza di Surabaya, juga Grand Indonesia dan Mall Kelapa Gading di Jakarta, menjadi daftar yang harus dihindari, menurut pesan berantai di group chat.

Guys, kalian wajib mewaspadai pesan tersebut. Pasalnya, bisa saja ada pihak-pihak tertentu yang sengaja menyebarkan pesan broadcast ke grup-grup WhatsApp atas nama Polri dan Badan Intelijen Negara (BIN) terkait informasi soal rencana aksi terorisme.

Padahal, kita sendiri tentu belum tahu apakah pesan tersebut sudah dikonfirmasi oleh pihak yang berwajib.

Jangan Memperkeruh Situasi dengan Komentar Negatif di Media Sosial

Peristiwa bom bunuh diri di Surabaya pada akhirnya pasti akan memunculkan orang-orang yang bersimpati, mengutuk keras aksi tersebut, dan orang-orang yang membela aksi keji terorisme tersebut.

Cukuplah bersimpati kepada korban dan keluarga yang ditinggalkan. Jangan memperkeruh suasana dengan mengeluarkan pernyataan atau komentar negatif di media sosial soal aksi bom bunuh diri tersebut, yang malah akan menimbulkan efek yang tidak diinginkan.

Komentar negatif di laman media sosial dipastikan hanya akan memperkeruh suasana, tidak banyak membantuk meredakan situasi, dan bahkan hal itu bisa menimbulkan gesekan baru antar orang.

Share: Jangan Share Foto Korban dan Hal Lain yang Gak Boleh Dilakukan saat Terjadi Serangan Teroris