Isu Terkini

Hoaks “Jakarta Zona Hitam” COVID-19

Ramadhan — Asumsi.co

featured image

Jagat media sosial mendadak heboh pada Rabu (12/8/20) terkait beredarnya sebuah peta yang menunjukkan kondisi COVID-19 di seluruh wilayah DKI Jakarta yang sudah masuk menjadi zona hitam sejak Minggu (9/8). Namun, setelah ditelusuri lebih jauh, informasi tersebut ternyata hoaks.

Dalam video berdurasi 1 menit 37 detik itu terdapat peta dengan logo Badan Intelijen Negara (BIN) Republik Indonesia berwarna merah dan kuning yang berada pada pojok kanan atas, yang seakan merujuk pada sumber informasi dan data grafik di peta itu. Video diawali dengan bumper berlogo BIN dan setelahnya muncul tulisan ‘Kondisi COVID-19 di DKI Jakarta’.

Peta yang meliputi Jakarta Timur, Jakarta Barat, Jakarta Selatan, Jakarta Pusat, dan Jakarta Utara tampak berwarna hitam. Ada pula indikator warna yang menunjukkan bahwa daerah tersebut berwarna hitam karena jumlah kasus aktif COVID-19 melampaui angka 1.000 orang.

Tertulis juga recovery rate atau angka kesembuhan yang mencapai 62,44 persen dan case fatality rate-nya berada pada angka 3,62 persen. Pada peta itu, tercantum pula data sebaran kasus COVID-19 di masing-masing wilayah Jakarta.

Di Jakarta Pusat tercantum total 1.916 kasus aktif COVID-19, sementara ada 1.617 kasus aktif di Jakarta Utara, 1.264 kasus aktif di Jakarta Barat pada pekan kedua Agustus 2020. Lalu, pada periode yang sama, kasus aktif COVID-19 di Jakarta Selatan berjumlah 1.234, Jakarta Timur 1.176 kasus, dan Kepulauan Seribu sebanyak 14 kasus.

Terkait informasi yang kepalang beredar tersebut, Deputi VII Bidang Komunikasi dan Informasi BIN Wawan Hari Purwanto menjelaskan peta “Kondisi COVID-19 di DKI Jakarta” tersebut bukanlah data yang dikeluarkan lembaganya.

“Itu bukan dari BIN. Itu hoaks,” kata Wawan dikutip dari Kompas, pada Rabu (12/8).

Sementara itu, Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria langsung membantah bahwa seluruh di DKI Jakarta masuk zona hitam COVID-19. “Tidak ada zona hitam,” kata Riza, Rabu (12/8). Ia menyebut penyebaran kasus COVID-19 di Jakarta memang tinggi, apalagi jumlah kasus yang terus melonjak beberapa waktu terakhir.

Meski begitu, Riza menyebut bahwa tingginya jumlah kasus itu karena tak lepas dari swab test massal yang dilakukan Pemprov DKI Jakarta. “Di Jakarta memang penyebarannya tinggi karena disebabkan, testing banyak. Luar biasa testing kita. Jumlahnya bisa 5.000 hingga 10.000 per harinya. Sudah jauh di atas 55.000 lebih (per pekan),” ucapnya.

“Menyelesaikan masalah kan harus mengidentifikasi masalah. Itu solusi dengan testing. Kalau testing diperbanyak memang angka penyebarannya kelihatan,” katanya.

Berdasarkan data Satuan Tugas (Satgas) COVID-19 pusat, lima wilayah yang berada di DKI Jakarta ini memang memiliki jumlah kasus yang tinggi. Data tersebut juga menampilkan kode warna zonasi wilayah yang ada di DKI Jakarta, yang didominasi merah dan oranye.

Berikut kode warna zonasi di enam wilayah DKI Jakarta:

Jakarta Selatan: Zona oranye atau zona dengan risiko sedang

Jakarta Barat: Zona merah atau zona dengan risiko tinggi

Jakarta Timur: Zona merah atau zona dengan risiko tinggi

Jakarta Pusat: Zona merah atau zona dengan risiko tinggi

Jakarta Utara: Zona merah atau zona dengan risiko tinggi

Kepulauan Seribu: Zona oranye atau zona dengan risiko sedang

Wilayah DKI Jakarta hanya didominasi oleh zona merah dan oranye, tidak ada satu wilayah pun yang menunjukkan zona warna hitam.

Sementara itu, berdasarkan data di situs corona.jakarta.go.id per Kamis (13/8) sore, tercatat ada 27.863 kasus positif di DKI Jakarta. Selain itu, sebanyak 2.714 orang masih dirawat, 17.838 dinyatakan sembuh, 981 meninggal dunia, dan 6.330 menjalani isolasi mandiri.

Share: Hoaks “Jakarta Zona Hitam” COVID-19