Isu Terkini

Hari Kesaktian Pancasila, Salah Satu Hari Besar yang Ditetapkan di Zaman Orde Baru

Hafizh Mulia — Asumsi.co

featured image
Asumsi.co

Loh, Hari Kesaktian Pancasila itu bukannya Juni?”

Pertanyaan itu masih sering ditanyakan ketika Hari Kesaktian Pancasila tiba, yaitu setiap 1 Oktober. Ternyata, masih ada orang-orang yang bingung membedakan antara Hari Kesaktian Pancasila dan Hari Lahir Pancasila. Padahal Hari Lahir Pancasila sendiri jatuh pada 1 Juni. Sedikit informasi, Hari Lahir Pancasila memperingati hari di mana konsep dan rumusan Pancasila dikemukakan oleh Soekarno dalam sidang Dokuritsu Junbi Cosakai. Sementara Hari Kesaktian Pancasila ditetapkan pada masa kepemimpinan Soeharto dan memiliki arti politis serta perjuangan di dalamnya.

Lalu, apa arti politis dan semangat perjuangannya yang terkandung dalam hal ini? Bagaimana seharusnya kita merayakan Hari Kesaktian Pancasila?

​​​Di Balik Penetapan Hari Kesaktian Pancasila

Pada hari Sabtu, 17 September 1966, melalui SK No. 977/9/1966, Soeharto menetapkan tanggal 1 Oktober sebagai Hari Kesaktian Pancasila. Pemilihan tanggal 1 Oktober pun tidak lepas dari konteks politis dan sejarah di dalamnya. Dalam konteks politis, ditetapkannya hari ini di tanggal 1 Oktober sebagai simbol bahwa G30S sekalipun tidak akan pernah menghapuskan kesaktian Pancasila itu sendiri. Tanggal 1 Oktober, bertepatan dengan satu hari setelah G30S, dipilih agar bangsa ini merasa bahwa Pancasila merupakan ideologi penting yang sakti dan harus diperjuangkan. G30S yang dianggap oleh rezim Orde Baru sebagai upaya PKI untuk menghancurkan Indonesia, membuat Soeharto merasa pentingnya mengingatkan masyarakat pada kuatnya nilai-nilai Pancasila.

Dalam konteks sejarah, SK ini juga dikeluarkan karena Soeharto merasa bahwa Indonesia semenjak merdeka telah berkali-kali dicoba dan dihantam oleh berbagai pihak, namun tetap berdiri tegak. Indonesia pernah menghadapi serbuan Belanda setelah merdeka, pernah jatuh bangun di masa Demokrasi Parlementer, dan G30S juga dinilai oleh Soeharto sebagai sebuah cobaan untuk Indonesia. Soeharto menilai bahwa tetap tegaknya Indonesia merupakan bukti saktinya Pancasila. Untuk mengenang hal ini, maka ditetapkanlah Hari Kesaktian Pancasila tersebut.

Hari Kesaktian Pancasila Dirayakan dengan Berbagai Cara di Indonesia

Tahun 2018 ini, Kementerian Pendidikan dan Budaya sebenarnya telah memberikan pedoman merayakan Hari Kesaktian Pancasila untuk berbagai instansi terkait, mulai dari Kementerian, Lembaga Tinggi Negara, kejaksaan Agung, hingga Kampus dan Sekolah Negeri. Berdasarkan pedoman ini, perayaan dilaksanakan dengan melaksanakan upacara di hari Senin, 1 Oktober 2018, di masing-masing instansi terkait.

Namun terlepas dari pedoman tersebut, Hari Kesaktian Pancasila juga dapat diperingati dengan berbagai macam cara lainnya. Di Boyolali, misalnya, perayaan Hari Kesaktian Pancasila tahun 2017 dirayakan dengan gelaran festival reog dan berbagai kesenian lintas budaya dengan nama Festival Reog Bhayangkara. Festival ini memang diinisiasi oleh Pemkab dan Polres Boyolali, namun rakyat juga ambil andil besar dalam suksesnya gelaran ini. Terdapat 101 kelompok reog dan kesenian lain berjejer di jalan Pandanaran. Selain itu, siswa SMA Taruna Nusantara juga ikut serta dalam acara ini. Para siswa SMA ini mengirimkan perwakilan kelompok drum band untuk acara ini.

Selain di Boyolali, di tahun 2017 kemarin, siswa SMAN 1 Tebing Tinggi juga turut serta memperingati Hari Kesaktian Pancasila di luar mengadakan upacara. SMAN 1 Tebing Tinggi ini mengadakan perlombaan yaitu membaca puisi, drama, paduan suara, dan mading untuk seluruh siswa. Tujuan dari acara ini sendiri adalah tentu untuk memngingatkan kembali tentang pentingnya sejarah sekaligus mengasah kemampuan para siswa.

Sedangkan para prajurit TNI Angkatan Darat di Martapura kemarin (30/9) memperingati Hari Kesaktian Pancasila dengan berdoa bersama. Dipimpin oleh Komandan Komando Distrik Militer 1006/ Mtp Letkol Inf Muchamad Ghoffar Ngismangil, acara doa bersama ini dihadiri oleh perwira, Babinsa, ASN TNI-AD dan Persit Kck Kodim 1006 Martapura. Acara berdoa bersama ini dirayakan sebagai momentum untuk dapat mengenang para arwah Pahlawan Revolusi, sekaligus mendoakan saudara yang sedang terkena musibah bencana alam dan Tsunami di Palu dan Donggala.

Share: Hari Kesaktian Pancasila, Salah Satu Hari Besar yang Ditetapkan di Zaman Orde Baru