Budaya Pop

Film Terbaik Academy Awards Kini Harus Inklusif

Raka Ibrahim — Asumsi.co

featured image

Persyaratan menjadi pemenang anugerah Best Picture di Academy Awards bertambah ketat. Pengelola penghargaan film paling termahsyur di dunia itu mengumumkan bahwa karya-karya yang didaftarkan pada kategori tersebut harus memenuhi setidaknya dua dari empat kriteria keberagaman: keberagaman di layar, dalam komposisi kru, dalam studio, serta dalam peluang pelatihan serta pengembangan karier saat proses produksi dan perilisan film.

Inisiatif ini sebetulnya telah diumumkan sejak Juni lalu, tetapi baru dijabarkan sekarang. Mulai dari Academy Awards ke-26 pada 2024 nanti, kriteria ini akan berlaku sebagai syarat kandidat pemenang Best Picture. Kategori-kategori lain tidak akan diikat dengan persyaratan tersebut.

Persyaratan tersebut tidak gampang. Agar kategori representasi di layar terpenuhi, film yang bersangkutan harus punya satu karakter utama atau karakter pendukung dengan peranan penting yang berasal dari kelompok termarjinalkan. Atau, setidaknya 30 persen peranan pendukung harus berasal dari dua kelompok termarjinalkan; atau, cerita utamanya mesti berfokus pada kelompok termarjinalkan.

Kemudian, kategori kepemimpinan kreatif dan kru film. Harus ada setidaknya dua orang dari kelompok termarjinalkan yang mengepalai tim kreatif atau departemen produksi dalam film tersebut; serta setidaknya 30 persen kru harus berasal dari kelompok yang termarjinalkan.

Kategori ketiga dan keempat berhubungan erat dengan peluang kerja serta distribusi dan pemasaran film tersebut. Produksi film wajib menyediakan peluang magang berbayar serta pelatihan terbatas untuk anggota kru dari kelompok termarjinalkan; atau mempekerjakan eksekutif senior dari kelompok termarjinalkan di tingkat studio atau rumah produksi film yang menangani pemasaran dan distribusi.

Menurut Academy Awards, kelompok termarjinalkan yang dimaksud adalah perempuan, minoritas ras seperti kulit hitam, Asia, hingga kepulauan Pasifik, kelompok LGBTQ+, atau penyandang disabilitas.

“Jarak pandang kita mesti bertambah lebar untuk mencerminkan populasi dunia yang tambah beragam, baik dalam proses kreatif maupun agar kita terhubung pada audiens di seluruh dunia,” ucap presiden Academy Awards, David Rubin. “Kami percaya standar-standar baru ini akan jadi pemantik perubahan jangka panjang yang positif bagi industri film.”

Standar inklusi ini dikembangkan oleh gugus tugas yang dipimpin DeVon Franklin dan Jim Gianopoulos, dua anggota Academy Awards, beserta Producers Guild of America. Inisiatif mereka patut diacungi jempol, tapi tidak muncul dari angan-angan belaka. Standar tersebut terinspirasi dari standar keberagaman serupa yang sudah dipakai oleh British Film Institute dan British Academy of Film and Television (BAFTA) Awards, dua penghargaan serupa dari Inggris.

Seperti dilaporkan The New York Times, tekanan kepada Academy Awards untuk lebih serius memperjuangkan keberagaman dan peluang setara di industri film telah menggelegak selama beberapa tahun terakhir. Pada 2015, minimnya nominator non-kulit putih dalam penghargaan Piala Oscars membuat perhelatan tersebut disindir dengan tagar #OscarsSoWhite. Saat itu, artis mentereng seperti Will Smith mempertanyakan kenapa, misalnya, Academy Awards tak pernah punya nominasi pemenang Aktor dan Aktris terbaik non-kulit putih selama dua tahun berturut-turut.

Persoalan semakin memuncak ketika ketahuan bahwa Academy Awards, organisasi di balik piala Oscar, didominasi oleh anggota dan pemilih yang kulit putih dan laki-laki. Bahkan pada 2020, sebanyak 81 persen anggota akademi adalah warga kulit putih dan 67 persen anggota akademi adalah laki-laki. Tahun ini, mereka terang-terangan mengundang aktris non-kulit putih seperti Zendaya dan Awkwafina bergabung dalam Academy Awards agar penilai penghargaan tersebut tak melulu lelaki berkulit putih. Namun, tekanan lebih jauh membuat organisasi tersebut terpaksa berbenah dan memberlakukan persyaratan baru.

Mulai 2024, wajah Academy Awards akan jauh lebih beragam.

Share: Film Terbaik Academy Awards Kini Harus Inklusif