Isu Terkini

Empat Skenario Evakuasi Ketika Kereta Anjlok

Hafizh Mulia — Asumsi.co

featured image

Hari Minggu (10/3) kemarin, Kereta Rel Listrik (KRL) Commuter Line mengalami kecelakaan. Kecelakaan berupa anjloknya beberapa gerbong tersebut terjadi di Kebon Pedes, Kota Bogor, Jawa Barat, di antara Stasiun Cilebut dan Stasiun Bogor. Proses evakuasi berjalan cukup lama. Evakuasi baru selesai pukul pukul 01.50 WIB dini hari keesokan harinya, Senin, 11 Maret 2019. Dalam prosesnya, tiang-tiang penyangga Listrik Aliran Atas (LAA) terlebih dahulu disingkirkan sebelum kereta diangkat ke jalurnya.

Skenario-skenario dalam Mengevakuasi Kecelakaan Kereta

Menghadapi kondisi kecelakaan kereta seperti ini, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan proses evakuasi. Menurut Lena Kuckland dan beberapa peneliti lainnya, dalam tulisannya yang berjudul Evacuations in Trains – The Railway Safety Challenge (2012), terdapat dua dimensi yang perlu diidentifikasi sebelum menentukan skenario evakuasi. Dua dimensi tersebut adalah tingkat ancaman dan tingkat kontrol terhadap situasi. Dari dua dimensi ini, terdapat empat skenario evakuasi yang mungkin dilakukan.

Skenario Evakuasi Terorganisir

Pertama, skenario evakuasi terorganisir. Dalam skenario ini, evakuasi dilakukan dalam kondisi kontrol yang tinggi dan ancaman rendah. Dalam kondisi ini, evakuasi dapat dilakukan dengan kondisi yang lebih stabil dengan kemungkinan-kemungkinan kecil adanya hal-hal di luar dugaan saat melakukan evakuasi. Kontrol yang tinggi dapat diartikan sebagai kondisi bahwa evakuasi tidak dilakukan dalam medan yang terjal. Sedangkan ancaman yang rendah berarti minimnya ancaman-ancaman tak terduga seperti tertabrak kereta lain atau korsleting listrik.

Skenario Evakuasi Darurat Terorganisir

Kedua, skenario evakuasi darurat terorganisir. Dalam skenario ini, evakuasi dilakukan dengan kontrol yang tinggi, namun juga ada kemungkinan-kemungkinan ancaman yang tinggi. Proses evakuasi harus berjalan dengan cepat namun tetap dalam standar keamanan yang baik. Proses perlu berjalan dengan cepat karena ancaman dapat meningkat seiring proses evakuasi berjalan. Ancaman ini dapat berupa meningkatnya suhu temperatur dalam gerbong kereta, rendahnya oksigen, atau risiko kebakaran yang tinggi.

Skenario Evakuasi Spontan

Ketiga, evakuasi spontan. Dalm proses ini, ancaman dan kontrol sama-sama dalam level yang rendah. Hal ini membuat evakuasi tidak terlalu terburu-buru, namun harus dilakukan secara spontan karena ada kondisi-kondisi di luar kuasa yang dapat sewaktu-waktu mempersulit proses evakuasi.

Skenario Evakuasi Spontan Darurat

Keempat, evakuasi spontan darurat. Dalam proses evakuasi ini, kontrol berada pada level rendah dan ancaman berada pada level yang tinggi. Hal ini membuat proses evakuasi harus berjalan dengan cepat dan spontan. Biasanya, standar evakuasi akan sulit diterapkan karena akses yang sulit. Dalam kondisi ini, evakuator harus segera menentukan sebelum lebih banyak korban berjatuhan.

Pentingnya Peran Penumpang yang Aktif

Selain mengandalkan proses evakuasi, kita sebagai penumpang juga perlu tahu cara-cara tercepat untuk keluar dari kondisi mengancam ketika kecelakaan terjadi. Hal pertama yang perlu dilakukan adalah tetap tenang. Dalam kondisi mencekam, bertindak panik dan tidak mampu mengontrol situasi diri sendiri hanya akan mempersulit keadaan. Kedua, ketahui tempat-tempat untuk evakuasi darurat. Pasti masih banyak dari kita yang selama ini tidak paham mengenai langkah-langkah menyelamatkan diri ketika insiden terjadi. Untuk berjaga-jaga, pastikan kalian mengetahui langkah-langkah darurat menyelamatkan diri di setiap transportasi umum yang digunakan. Ketiga, bantu orang lain di sekitar yang juga membutuhkan pertolongan. Menolong diri sendiri di tengah kecelakaan bisa jadi hal utama yang kita pedulikan. Meski demikian, pastikan bahwa orang di sekitar anda juga ikut terselamatkan. Hal ini penting karena bekerja sama dengan penumpang lainnya justru dapat memperbesar kemungkinan kita terselamatkan.

Share: Empat Skenario Evakuasi Ketika Kereta Anjlok