Budaya Pop

3 Seniman Mural Indonesia yang Bisa Diajak Kerjasama Untuk Memeriahkan Asian Games

Winda Chairunisyah Suryani — Asumsi.co

featured image

Mural yang dibuat petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) DKI Jakarta masih jadi bahan pergunjingan publik, khususnya para netizen yang budiman di berbagai lini media sosial. Foto-foto hasil mural yang akhirnya jadi bahan nyinyiran netizen itu juga diunggah di akun Facebook ‘Humor Politik’.

Tak ayal, berbagai komentar dengan gaya menyindir menghujani foto yang diposting sejak 23 Juli 2018 itu. Kabar tak sedap itu pun akhirnya sampai di telinga orang nomor satu di Jakarta, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Ia pun ngasih konfirmasi, bahwa pihaknya tak pernah menginstruksikan PPSU atau pasukan oranye untuk membuat mural Asian Games 2018.

“Kayanya Gubernur enggak pernah instruksikan. Tapi memang harus diberi ruang kreativitas,” kata Anies di Balai Kota, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, pada media, Selasa, 24 Juli 2018.

(function(d, s, id) { var js, fjs = d.getElementsByTagName(s)[0]; if (d.getElementById(id)) return; js = d.createElement(s); js.id = id; js.src = ‘https://connect.facebook.net/en_US/sdk.js#xfbml=1&version=v3.1’; fjs.parentNode.insertBefore(js, fjs); }(document, ‘script’, ‘facebook-jssdk’));

keren, ini baru karya seni ????????☝️ https://tirto.id/dki-tak-punya-uang-untuk-bikin-mural-asian-games-yang-lebih-bagus-cPUUPosted by Humor Politik on Monday, July 23, 2018

Tapi sayangnya, pengakuan Anies itu enggak senada dengan Wakil Gubernur DKI Sandiaga Uno. Sandi justru bilang, bahwa PPSU memang bagian dalam persiapan Asian Games. Pasukan itu, kata Sandi, dikerahkan untuk ikut memeriahkan Asian Games.

“Mereka (pasukan oranye) jadi bagian dari ‘beautifikasi’,” kata Sandiaga di Hotel Double Tree, Cikini, Jakarta Pusat, pada media, Selasa 24 Juli 2018.

Nah, daripada dinyinyirin netizen, dan belum punya jawaban yang kompak, mending Pemerintah Provinsi DKI minta tolong aja sama seniman-seniman Indonesia yang emang bertalenta di bidang mural. Negara kita punya banyak kok seniman mural, graffty, atau street art yang bisa diajak kerja sama untuk ‘mempercantik’ dinding kota menjelang Asian Games 2018. Contohnya aja:

The Popoh

Ryan Riyadi atau yang lebih dikenal dengan nama ‘Popo’ adalah salah satu seniman jalanan, atau street artist, yang karya-karyanya banyak menghiasi berbagai tembok di ruang publik Jakarta. Dengan karakter kebanggaannya yaitu The Popo, melalui karyanya Ryan ini juga punya ciri khas sebagai pengkritik sosial

Dari keunikan ide-idenya itu, pria kelahiran 1980 berhasil meraih penghargaan The Best Mural Artist pada Tembok Bomber Award 2010. Di balik karyanya yang terlihat ‘jenaka’ namun cerdas, ternyata Popo adalah seorang dosen komunikasi visual di almamaternya, Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik di Jakarta.

Bentuk dari gambar fisik Popo sebenarnya merupakan manifestasi tubuh manusia, dengan mata melotot, tanpa hidung dan (sering tanpa) rambut, kepala lonjong, serta cenderung tanpa jari-jemari. Selain menggambar di ruang publik, Popo juga menumpahkan hasrat seninya ke berbagai media seperti kayu, kanvas, maupun media media unik lainnya, seperti instalasi atau digital printing.

Berkolaborasi dengan berbagai seniman mancanegara lainnya juga udah ia pernah lakukan beberapa kali, termasuk ketika menggelar pameran bersama di Singapura. Di negeri singa itu, salah-satu karya mural yang dikerjakannya bersama seniman dari komunitas Ruang Rupa (Ruru) adalah mural yang “ngomogin tentang Singapura” setinggi 60 meter kali 7 meter.

Bersama @headtripmama buru2 nyelesain mural sore ini di taman #kalijodo biar bisa nonton debat cagub DKI pic.twitter.com/J1hbTVBdYq— Timses Alpukat (@thepopoh) February 10, 2017

Darbotz

Nama artis mural lain yang udah banyak mengisi kekosongan tembok di Jakarta adalah Darbotz. Karakter ‘Monster Ball’ yang dimiliki Darbotz membuatnya jadi dikenal. Dengan warna khas hitam-putih yang sering ia gunakan, Darbotz kerap diajak kersama dengan brand ternama macam DC Shoes.

Kerja sama itu bermula ketika Darbotz bersama timnya diberi tugas untuk menggambar hotel dari atas sampai bawah. Karyanya itu pun dilirik oleh DC Shoes, dan Darbotz akhirnya berkolaborasi dengan pihak produsen sepatu itu untuk membuat desain produk terbaru dari DC Shoes, yang pada akhirnya produk tersebut dijual secara global.

A post shared by ???????????????????????????? (@darbotz) on Jul 15, 2017 at 11:37pm PDT

Seperti artis mural kebanyakan, Darbotz enggan memberikan identitas dirinya kepada media. Baik nama asli, ataupun foto diri sendiri. Semua itu dilakukan karena seniman akan lebih senang jika karya yang dihasilkan lebih terkenal daripada sang pembuat karya itu sendiri.

Stereoflow

Salah satu artis mural lain yang enggak kalah keren adalah Stereoflow. Ia adalah mantan mahasiswa yang sempat kuliah di jurusan Hubungan Internasional di Universitas Katolik Parahyangan Bandung dan lulus pada tahun 2005.

Enggak cuma sekedar mural aja, tapi ia juga punya karya berupa lukisan dan instalasi, yang mampu ia pamerkan di Amerika Serikat, Australia, Hong Kong dan Thailand. Sementara di Indonesia ia telah berpartisipasi dalam pameran bergengsi seperti Bazaar Art Jakarta 2013 di Pacific Place, Locafore 2013 di Bale Pare, ARTE 2014 di Jakarta Convention Centre, Manifesto 2014: Keseharian di Galeri Nasional Indonesia.

A post shared by Adi Dharma (@stereoflow_id) on May 25, 2018 at 9:03am PDT

Pria yang pernah juga pernah terlibat dalam Pameran Korea-ASEAN 25th Anniversary 2014 itu usut punya usut bernama asli Adi Dharma yang lahir di Sukabumi pada tahun 1982.

A post shared by Adi Dharma (@stereoflow_id) on Feb 11, 2017 at 10:49pm PST

Share: 3 Seniman Mural Indonesia yang Bisa Diajak Kerjasama Untuk Memeriahkan Asian Games