Politik

Cerita Penolakan Gatot Nurmantyo saat Diajak Kudeta AHY dari Ketum Demokrat

Ramadhan — Asumsi.co

featured image
Biro Pers Setpres

Mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo mengaku pernah ditawari untuk mengambilalih Partai Demokrat dengan mengkudeta Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dari posisi ketua umum melalui kongres luar biasa (KLB). Namun, Gatot dengan tegas menolak ajakan tersebut lantaran teringat jasa Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Gatot bercerita soal isi ajakan kepadanya untuk menggulingkan AHY. Cerita itu ia sampaikan dalam sesi wawancara di kanal YouTube Bang Arief, Sabtu (6/3/21) lalu.

Dalam video tersebut, tertulis keterangan bahwa wawancara dilakukan sebelum KLB Demokrat di Deli Serdang, Sumatera Utara, yang menetapkan Kepala Staf Kepresidenan Jenderal (Purn) Moeldoko sebagai ketua umum.

“Banyak yang bertanya kepada saya, Bapak juga digadang-gadang menjadi (Ketum Demokrat). Saya bilang, siapa sih yang enggak mau partai dengan (suara) delapan persen, kalau enggak salah kan. Besar, pernah presiden segala macam,” kata Gatot.

Baca Juga: Genderang Perang Usai Kudeta Partai Demokrat

Lalu, Gatot bertanya bagaimana proses menjadi Ketua Umum Demokrat. Menurut Gatot, ia mendapat jawaban bahwa prosesnya adalah dengan melakukan kongres luar biasa dan mengganti AHY terlebih dulu.

“Ada juga yang datang sama saya. Datang, ‘Wuh, menarik juga’. Saya bilang, gimana prosesnya? ‘Begini Pak, nanti kita bikin KLB. KLB terus gimana? Ya nanti visi yang dilakukan adalah kita mengganti AHY dulu. Mosi tidak percaya, AHY turun. Setelah turun, baru pemilihan’, ‘Bapak nanti pasti deh begini, begini’. Oh begitu ya, saya bilang begitu gitu.”

Setelah mendengar ajakan tersebut, Gatot langsung teringat jasa dari Presiden RI ke-6, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), ayah dari AHY, yang berperan besar dalam perjalanan kariernya di militer. Ia pun langsung menolak untuk ikut menurunkan AHY dari posisinya.

Menurut Gatot, ketika menjabat presiden keenam, SBY tentu mengetahui setiap jenjang kariernya sebagai tentara, misalnya ketika naik bintang tiga dan menjadi Panglima Komando Strategis TNI Angkatan Darat.

“Saya bilang menurunkan AHY, saya bilang gini lho, ‘Saya ini bisa naik bintang satu, bintang dua, taruh lah itu biasalah. Tapi kalau begitu saya naik bintang tiga itu Presiden pasti tahu kan gitu. Kemudian jabatan Pangkostrad, pasti Presiden tahu. Apalagi Presidennya tentara waktu itu, Pak SBY ya kan. Tidak sembarangan gitu,” kata Gatot.

Baca Juga: Inilah Beberapa Dualisme Parpol Indonesia Di Masa Lalu

“Bahkan saya Pangkostrad dipanggil oleh SBY ke Istana, ‘Kamu akan saya jadikan Kepala Staf Angkatan Darat’. Karena saya terima kasih atas penghargaan ini dan akan saya pertanggungjawabkan. ‘Laksanakan tugas dengan profesional. Cintai prajuritmu dan keluarga dengan segenap hati dan pikiranmu. Itu saja, selamat’. Beliau tidak titip apa-apa, tidak pesan lainnya lagi.”

Gatot menyebut bahwa SBY hanya berpesan agar dirinya bisa profesional serta mencintai prajurit dan keluarganya dengan segenap hati dan pikiran. “Beliau tidak nitip apa-apa, tidak pesan lain-lainnya lagi.”

Lebih lanjut, Gatot menyebut SBY adalah sosok presiden yang banyak berjasa membantunya meraih prestasi di dunia militer. Sehingga, tanpa berpikir panjang, ia langsung menolak ajakan kudeta tersebut.

“Maksud saya begini, apakah iya saya dibesarkan oleh dua Presiden. Satu Pak Susilo Bambang Yudhoyono, satu lagi Pak Joko Widodo, kan gitu. Terus saya membalasnya dengan mencongkel (kudeta) anaknya.”

Gatot juga mengaku ingin mewariskan nilai-nilai yang baik kepada anak-anaknya sendiri. Ia tak ingin dianggap tak beradab kepada orang yang pernah berjasa. “Saya terima kasih, tetapi moral etika saya tidak bisa menerima itu,” ujar Gatot, yang kini merupakan Presidium Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI).

Sebelumnya, Moeldoko ditetapkan sebagai ketum Partai Demokrat tandingan versi KLB di Deli Serdang, Sumut, Jumat (5/3). Hasil itu langsung memicu kehebohan, di mana AHY menyebut Moeldoko sebagai ketum Demokrat abal-abal versi KLB ilegal, hingga SBY yang menyesal pernah memberi jabatan kepada Moeldoko semasa masih jadi presiden.

Share: Cerita Penolakan Gatot Nurmantyo saat Diajak Kudeta AHY dari Ketum Demokrat