Isu Terkini

Balas Perundungan, Netizen Indonesia Sebut Korsel “Jepang Barat”. Apa Maksudnya?

Irfan — Asumsi.co

featured image
Unsplash

Warganet Indonesia meradang. Pasalnya, TV, warganet hingga atlet Korea Selatan melakukan perundungan selama Olimpiade Tokyo 2020. Netizen Indonesia pun balas merundung Korea Selatan dengan menyebutnya “Jepang Barat”.

Di Twitter, cuitan ini bahkan menjadi trending topic. Bersanding dengan tagar #SouthKoreaRacist. Hingga Minggu (1/8/2021) pukul 9:30 WIB, Jepang Barat dicuit 2544 kali. Sementara tagar #SouthKoreaRacist dicuit 1025 kali.

Memang apa saja yang dilakukan Korea Selatan?

Mendeskripsikan Negara Lain Dengan Isu Sensitif

Selama Olimpiade Tokyo 2020 berlangsung, Korea Selatan memang melakukan sejumlah hal kontroversial. Sasarannya bukan cuma Indonesia tapi banyak negara lain peserta Olimpiade yang digelar di tengah pandemi ini. Bahkan, atlet panahan Korea Selatan peraih medali emas pun kena rundung warganet negaranya sendiri karena isu feminisme yang sensitif di negara yang besar lewat industri hiburannya itu.

Di tayangan pembukaan Olimpiade Tokyo 2020, MBC, stasiun TV Korea Selatan misalnya mendeskripsikan sejumlah negara peserta dengan deskripsi yang menyinggung dan sensitif. Deskripsi ini ditautkan pada tayangan, saat kontingen dari sejumlah negara memasuki area parade pembukaan.

Satu contoh saat MBC mendeskripsikan Indonesia. Mereka menyebut Indonesia sebagai negara dengan kasus Covid-19 tertinggi di dunia yang tingkat vaksinasi dan GDP-nya rendah. Selain Indonesia, negara lain yang disinggung di antaranya Kepulauan Marshall yang disebut sebagai negara tempat uji coba nuklir AS, Haiti yang Presidennya mati terbunuh, atau Suriah yang disebut sebagai negara perang.

MBC telah meminta maaf soal ini. Namun sejumlah negara, di antaranya Haiti, menyebut permintaan maaf itu tidak cukup.

Menyebut Atlet Iran Teroris

Atlet menembak pria asal Korea Selatan, Jin Jong-oh, juga menuai kontroversi setelah menyebut Javad Foroughi, peraih medali emas di nomor 10 meter asal Iran sebagai teroris. Mengutip Korea Times, Jin Jong-oh bahkan menyebut IOC tak punya akal sehat karena mengizinkan Foroughi ikut Olimpiade.

Jin menyebut, Foroughi adalah anggota Korps Garda Revolusi Iran yang dicap teroris oleh Amerika Serikat pada 2019. Sedangkan di Iran, korps ini adalah salah satu sayap militer resmi milik negara. Bahkan, mantan presiden Iran Ahmadinejad pernah bergabung dengan korps ini pada 1986.

Setelah mendapat banyak hujatan dan pernyataan resmi dari Kedutaan Besar Republik Islam Iran di Korea Selatan, Jin pun meminta maaf atas pernyataannya itu.

“Saya sangat merenungkan hal ini, dan saya meminta maaf kepada Foroughi yang terluka oleh pernyataan saya,” ucap Jin dikutip dari CNN Indonesia.

Atlet Korea Dirundung Karena Rambut Pendek

Rundungan juga ternyata menimpa atlet Korea Selatan sendiri. Ironisnya perundungan ini dilakukan oleh warganet Korea Selatan kepada atletnya yang meraih medali emas. Sebabnya? Cuma karena si atlet menunjukan citra feminis –dalam anggapan orang Korea Selatan– dengan berambut pendek.

Atlet itu adalah An San. Perempuan 20 tahun yang menyumbang medali emas di cabang olahraga panahan. Tak main-main, ia bahkan menyumbang tiga emas buat negerinya.

Baca Juga: Perilaku Misogini Dalam Perundungan Atlet Panahan Korea Selatan An San

Namun alih-alih dirayakan bak pahlawan. An malah dapat hujatan cuma karena rambutnya. Ia dihujani komentar misoginis dari para warganet yang kebanyakan laki-laki. Feminisme di Korea Selatan memang sering disalahmaknai sebagai hal yang radikal.

Namun, meski banjir hujatan, banyak juga upaya perlawanan dari warganet dan figur perempuan lain atas tudingan negatif warganet Korea Selatan atas An.

Lalu bagaimana dengan sindiran Jepang Barat dari warganet Indonesia?

Ada komentar beberapa warganet yang menyebut kalau “Jepang Barat” adalah sebutan Jepang untuk Semenanjung Korea saat masih bercokol di negara itu. Seperti diketahui, Semenanjung Korea berada di bawah kendali Jepang untuk 35 tahun lamanya.

Namun, apa betul saat itu Korea disebut sebagai Jepang barat?

Asumsi belum menemukan fakta sejarah yang menyebut bahwa di era kolonialisme Jepang, Semenanjung Korea disebut dengan nama Jepang Barat. Berdasarkan sejumlah sumber, di Korea sendiri zaman penjajahan Jepang dikenal dengan Zaman Pendudukan Jepang atau Ilje gangjeomgi atau Zaman Kekaisaran Jepang (Ilje sidae). 

Kadang-kadang juga disebut Wae jeong yang artinya “Administrasi Jepang”. Di Jepang, zaman ini dipanggil “Korea di bawah pemerintahan Jepang” atau Nihontōchijidainochōsen.

Kendati demikian, istilah Jepang Barat adalah singgungan populer yang disematkan warganet hanya karena posisi Semenanjung Korea yang ada di sebelah barat Jepang.

Menanggapi ini, pakar budaya Korea dari Universitas Indonesia, Rostineu menyebut di era kolonialisme Jepang di Semenanjung Korea, Jepang menyebut wilayah itu sebagai Chosŏn (Joseon). Sementara orang Korea disebut dengan Chosonjin. Ini merujuk pada kekaisaran terakhir yang berkuasa di sana sebelum pemerintahan Jepang masuk.

Adapun nama Korea yang sekarang dipakai pada pelafalan internasional merujuk pada Dinasti Koryo (918-1392) yang punya hubungan internasional luas. Dalam Bahasa Jepang saat ini, Korea Selatan disebut Kankonku. Merujuk pada sino-korea, dari nama resmi Korea Selatan yakni Daehanminguk.

“Tapi enggak banyak orang yang tahu Choson. Orang lebih tahu Korea yang dari Kuryo tadi. Jadi selama ini tidak dikenal istilah Jepang Barat,” kata Rostineu.

Ia beranggapan istilah ini mungkin muncul begitu saja karena tidak umumnya informasi tentang masa kolonialisme Jepang di Semananjung Korea yang diketahui orang Indonesia.

“Saat saya bawa tesis ke sini pun, belum banyak yang mengetahui kalau ada orang Korea yang jadi tentara Jepang saat invasi ke Indonesia. Jadi saya pikir itu (Jepang Barat), sebutan saja. Karena posisinya kan di sebelah barat Jepang,” kata dia.

Mengenai tindakan Korea Selatan yang memicu kontroversi selama Olimpiade ini, Rostineu menilai itu adalah salah satu bentuk arogansi dari sebagian warga Korea Selatan yang merasa negaranya saat ini sedang maju-majunya.

Menurutnya, sebagai negara maju, Korea Selatan bisa dibilang baru, yakni sejak kepimpinan Park Chung Hee yang menjabat sebagai presiden pada 1961-1979. Di era kepemimpinan Park, diplomasi yang sebelumnya lebih sering dilakukan oleh negara lain ke Korea Utara mulai diupayakan untuk beralih ke Selatan. Bahkan, Park membuat kebijakan kontroversial dengan membuka keran perdagangan dengan Jepang.

Dalam sejumlah rujukan, langkah Park nyatanya mampu membawa Korea Selatan ke negara dengan pendapatan menengah di 1970-an dan melompat menjadi negara dengan pendapatan tinggi pada dekade 90.

“Jadi sebagai negara yang maju di era 90-an, negara baru kaya, dengan pendekatan yang barat-sentris, ada sikap arogan dari sebagian orang-orang Korea Selatan kala memandang negara lain,” katanya.

Rostineu pun menyebut, hubungan Korea Selatan dengan Jepang saat ini pun bisa dibilang baik-baik saja. Namun, untuk generasi tua, trauma sejarah itu masih ada di kedua belah pihak. Bahkan, orang Jepang merasa khawatir kalau memiliki calon menantu dari Korea.

“Tapi kalau generasi muda, ya sama saja ada mental pasca-kolonial. Ingin seperti negara penjajah,” ucap dia.

Share: Balas Perundungan, Netizen Indonesia Sebut Korsel “Jepang Barat”. Apa Maksudnya?