Isu Terkini

Belajar dari Reuni Akbar 212

Hafizh Mulia — Asumsi.co

featured image

Reuni Akbar Aksi Damai 212 yang digelar di silang Monas tanggal 2 Desember 2018 kemarin menjadi salah satu gerakan massa yang begitu masif. Baik dalam jumlah yang hadir, maupun dari jumlah yang membicarakan. Di satu sisi, banyak orang menilai bahwa reuni akbar 212 ini menjadi ajang yang semakin tidak relevan, tetapi juga tidak sedikit yang berbicara bahwa reuni akbar 212 tahun ini terjadi pelonjakan minat, terutama berkaitan dengan jumlah kehadiran peserta. Sementara itu, acara ini berhasil meninggalkan kesan-kesannya tersendiri. Apa saja itu?

Meninggalkan Impresi Baik

Yang pertama dan paling membekas adalah betapa damainya acara ini berlangsung. Sebelumnya, banyak spekulasi yang menyatakan bahwa aksi damai ini tidak akan berlangsung sedamai namanya. Hal ini pun terlihat dari bagaimana jumlah pengamanan yang dipersiapkan. Namun untungnya, sikap para peserta aksi yang begitu kooperatif untuk menjaga keberlangsungan acara dengan baik terus terjaga. Bahkan, untuk sekadar menginjak rumput saja, para peserta aksi damai saling mengingatkan untuk tidak menginjak rumput. Padahal, jika mereka memang berkeinginan, mereka bisa saja menginjak rumput. Salah satu foto yang jelas menggambarkan tidak diinjaknya rumput oleh para peserta acara reuni akbar ini diunggah oleh akun Instagram @jktinfo.

View this post on Instagram

A post shared by JAKARTA INFO (@jktinfo) on Dec 1, 2018 at 9:02pm PST

Kesan positif kedua yang cukup membuat takjub tim observasi adalah bahwa para peserta reuni akbar 212 saling bahu membahu memberikan apapun yang bisa diberikan secara gratis untuk kepentingan berlangsungnya acara. Ada yang menyumbangkan mobil ambulans, ada yang menyumbangkan obat-obatan, ada yang memberikan makanan dan minuman, dan bahkan ada yang secara sukarela menjadi petugas kebersihan mengangkut sampah-sampah yang berserakan. Hal ini merupakan tanda bahwa adanya rasa keinginan untuk saling tolong-menolong sesama para peserta aksi.

Kemudian, kesan positif ketiga dari acara ini adalah sabarnya pihak kepolisian dan dinas perhubungan mengatur lalu lintas hingga sampai ke Pasar Senen. Kemacetan yang begitu parah, ditambah arus manusia yang begitu deras, tentu membuat pihak kepolisian dan Dinas Perhubungan kewalahan. Namun ternyata, mereka menjalankan tugasnya dengan begitu baik, sehingga relatif, ketika bubaran selesai, tidak butuh waktu lama untuk alur lalu lintas kembali pulih. Jika berdasarkan berita Tempo.co, Polisi membagi lalu lintas menjadi 5 Zona Rekayasa Lalu Lintas. Selain itu, berbagai sumber pun menyatakan sekitar 1459 Polantas diterjunkan untuk mengatur lalu lintas di Reuni Akbar 212 ini.

Sampah dan Pengaturan Lalu Lintas yang Meninggalkan Catatan Sendiri

Sayayngnya, sampah masih menjadi persoalan setelah acara selesai. Meskipun sudah ada peringatan dan himbauan untuk tidak menyampah, dan bahkan sudah ada pihak-pihak yang secara sukarela membantu membersihkan sampah-sampah yang berserakan, permasalahan sampah ini masih tidak terselesaikan. Memang iya, permasalahan sampah ini tidak hanya eksklusif untuk acara 212, karena permasalahan sampah ini sebenarnya masih menjadi bagian dari kebiasaan buruk orang Indonesia. Meski begitu, alangkah baiknya jika Reuni Akbar 212 bisa menjadi contoh untuk tidak menyampah di suatu acara.

Kemudian, juga ditemui masalah terkait pengaturan arus keluar masuk massa. Tidak ada yang tahu mengenai mana pintu masuk atau pintu keluar, mana yang seharusnya menjadi jalanan umum, mana yang seharusnya dilewati oleh para peserta, menjadi sebuah permasalahan yang cukup runyam. Akibatnya, massa berjalan tak satu arah, menciptakan hambatan arus yang luar biasa, terutama di dekat silang Monas yang menjadi titik pusat acara. Alangkah baiknya jika sebelum acara, panitia mempersiapkan arus masuk dan keluar bagi seluruh peserta aksi, sehingga tidak ada tabrakan arah yang mengakibatkan kebingungan para peserta aksi. Dalam kondisi yang lebih serius, kondisi tabrakan arus ini dapat mengakibatkan hambatan laju gerak, yang dapat membuat banyak orang kehabisan oksigen dan lalu pingsan.

Terakhir, kesan negatif dari acara ini adalah ambulans yang masih belum mendapat perhatian lebih. Sudah jelas setidaknya akan ada ribuan massa yang memadati acara, sebaiknya ambulans dan jalurnya sudah dipersiapkan dengan matang. Agar ketika terjadi sesuatu dan membutuhkan pertolongan pertama, ambulans tidak terhambat apapun. Sedangkan yang terjadi kemarin, ambulans masih harus berdesak-desakan dengan kemacetan mobil biasa dan arus keluar massa dari Monas, membuat pertolongan pertama jadi begitu terhambat.

Share: Belajar dari Reuni Akbar 212