Muncul kabar yang menyatakan BPJS menggelar pelantikan sejumlah pejabat secara sembunyi -sembunyi di DI Yogyakarta. Pelantikan ini disebut sampai menelan biaya Rp1 miliar.
Kabar ini pertama kali diungkapkan sebuah akun X anonim dengan alamat @dhemit_is_back, pada Rabu (22/1/2025).
Pelantikan dengan biaya jumbo ini mendapat sorotan masyarakat di tengah isu badan jaminan kesehatan itu akan bubar lantaran disebut menghadapi kesulitan keuangan. Pada November tahun lalu, Direktur Utama BPJS Kesehatan, Ali Ghufron Mukti mengatakan angka defisit tahun 2024 bahkan bisa mencapai hingga Rp20 triliun.
Akun itu juga menyebut bahwa suvenir alias tanda mata dalam acara itu mempunyai nominal senilai Rp900 ribu. Sementara jumlah peserta sebanyak 280 orang.
“Selamat dan sukses ya pelantikan pejabat @BPJSKesehatanRI hotel jln solo Jogja, tapi kenapa harus diam² dan dilarang ambil dokumentasi serta terkesan ditutupi ya?anggaran ± 1M buat 280 org peserta itu lumayan Lo.. Souvenir aja ± harga 900rb Ingat itu uang rakyat,” demikian tulis kabar itu.
Asumsi.co berusaha menghubungi pihak BPJS Kesehatan dengan mengontak Ali Ghufron maupun Kepala Humas BPJS Kesehatan, Rizzky Anugerah, namun sampai berita ini diterbitkan, mereka belum memberikan penjelasan. Ali Ghufron sendiri bilang bahwa saat ini ia tengah menghadiri rapat.
“Maaf masih pimpin rapat,” kata Ali kepada Asumsi.co.
Demikian juga dengan Kepala Deputi Direksi Bidang Komunikasi Organisasi BPJS Kesehatan, Irfan Humaidi.
Sebelumnya, Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengakui jika Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan, saat ini belum bisa menanggung seluruh biaya pengobatan sejumlah jenis penyakit. Hal itu lantaran keterbatasan pembiayaan yang dimiliki BPJS Kesehatan akibat rendahnya biaya iuran para peserta.
“Saya mau sampaikan, tidak semua itu (penyakit) ter-cover (ditanggung) BPJS. BPJS hanya menanggung biaya untuk masing-masing treatment yang masuk dalam paketnya,” kata Budi kepada media di Jakarta, Kamis (16/1/2025).
Budi mencontohkan penyakit jantung, dalam penyakit ini BPJS Kesehatan hanya bisa menanggung biaya pemasangan ring. Sementara jika melebih itu, maka di luar jangkauan sistem jaminan kesehatan itu. Menurut Budi, jika biayanya lebih tinggi dari itu, hanya sekitar 70-80 persen yang ditanggung BPJS Kesehatan.
Menteri berusia 60 tahun itu memaklumi hal tersebut. Pasalnya menurut dia biaya iuran kepesertaan BPJS Kesehatan paling rendah adalah Rp48 ribu per bulan. Sementara ada biaya pengobatan yang mencapai puluhan hingga ratusan juta rupiah.
“Dengan iuran seperti itu, memang tidak cukup untuk meng-cover seluruh kebutuhan pengobatan,” tambahnya.
Opsi Alternatif
Menurut Budi, guna mengatasi kekurangan tersebut, pemerintah tengah memperbaiki mekanisme. Tujuannya agar masyarakat memiliki perlindungan tambahan dengan pelibatan asuransi swasta.
“BPJS memberikan kebaikan untuk masyarakat, tetapi harus diakui ada kekurangan, terutama dalam meng-cover obat dan pengobatan tertentu,” katanya.
Baca Juga:
Beredar Kabar BPJS Bakal Dihilangkan
Iuran Terlalu Murah, Menkes Akui BPJS Tak Bisa Tanggung Semua Biaya Pengobatan
Harvey Moeis dan Sandra Dewi Terdaftar sebagai Peserta PBI BPJS Kesehatan Sejak 2018