8.861 Remaja Putri di Karawang Alami Anemia Akibat Doyan Makan Bakso dan Seblak

Yopi Makdori — Asumsi.co

featured image
Unsplash/Anirudh/Sel Darah Merah

Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang, Jawa Barat, mendeteksi ribuan remaja putri di wilayah mereka mengalami anemia akibat pola makan tidak sehat. Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Karawang, dr. Nurmala Hasanah mengatakan, pihaknya menduga anemia massal ini terjadi lantaran remaja itu doyan mengonsumsi bakso hingga seblak, jajan khas Sunda.

“Sering mengonsumsi mie bakso dan seblak, serta menstruasi yang terlalu banyak. “Remaja kekurangan asupan nutrisi dan serat yang memadai,” kata dr. Nurmala kepada media, Rabu (15/1/2025).

Nurmala bilang, banyak remaja di Karawang lebih suka jajan ketimbang mengonsumsi makan-makanan yang bernilai gizi. Pihaknya mencatat bahwa sepanjang 2024 lalu, terdapat lebih dari 8 ribu remaja putri di kabupaten pesisir utara Jawa Barat itu.

“Sepanjang 2024, ada 8.861 remaja putri di Karawang yang mengalami anemia,” katanya.

Temuan itu berdasarkan hasil skrining alias penapisan terhadap 33.106 remaja putri di Karawang. Dari ribuan remaja putri yang mengalami anemia itu, 346 orang di antaranya mengalami anemia berat. Kemudian ada sebanyak 3.268 anemia sedang, dan 5.247 anemia ringan.

Respons Dinkes Karawang

Guna menanggulangi masalah tersebut, pihak Dinkes Karawang menjalankan program Gerakan Remaja Sehat, Keren dan Cerdas (Gres Kece) dengan memberikan tablet tambah darah kepada para remaja. Gerakan ini dilakukan dengan cara mendatangi sekolah-sekolah di Karawang.

“Kami mendatangi sekolah-sekolah. Remaja putri yang normal diberi satu tablet per minggu, anemia ringan satu tablet per hari, anemia sedang dua tablet per hari, sedangkan anemia berat dirujuk ke rumah sakit,” katanya.

Anemia merupakan sebuah kondisi yang ditandai dengan kurangnya sel darah merah yang sehat. Anemia mengganggu kemampuan tubuh untuk mengantarkan oksigen ke jaringan, membuat penderitanya merasa lelah, lemah, dan dalam kasus yang parah, berisiko mengalami komplikasi yang mengancam jiwa.

Kondisi kesehatan ini umum, namun sering diabaikan, memengaruhi jutaan orang di seluruh dunia, secara perlahan menguras energi dan vitalitas mereka.

Kondisi ini disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari kekurangan nutrisi hingga penyakit kronis. Jenis yang paling umum, anemia defisiensi zat besi, terjadi ketika tubuh kekurangan zat besi untuk memproduksi hemoglobin—protein penting dalam sel darah merah. Jenis lainnya, seperti anemia defisiensi vitamin B12, anemia defisiensi asam folat, dan anemia yang terkait dengan penyakit kronis, menunjukkan kompleksitas kondisi ini.

Gejalanya sering kali halus namun berdampak besar: kelelahan yang terus-menerus, kulit pucat, sesak napas, dan pusing. Tanda-tanda ini sering tidak disadari, yang menyebabkan keterlambatan diagnosis dan pengobatan. Jika dibiarkan, anemia dapat memburuk, memengaruhi fungsi jantung dan kesehatan secara keseluruhan.

Pencegahan dan pengobatan anemia dapat dimulai dengan pola makan yang sehat. Makanan kaya zat besi, seperti daging merah, bayam, dan sereal yang diperkaya, serta sumber vitamin B12 dan asam folat, memainkan peran penting dalam menjaga kesehatan darah. Jangan ragu untuk memeriksakan diri ke dokter jika gejala anemia muncul. Deteksi dini dapat mencegah dampak serius yang ditimbulkan oleh gangguan ini.

Baca Juga:

BKKBN Ingatkan Usia Hamil Perempuan Maksimal 35 Tahun untuk Cegah Anak Lahir Stunting

Kunjungi Warga Kapuk, Jakarta Barat, Siti Atikoh Ganjar Turut Menggelar Program Ibu Sehat Keluarga Kuat

Jokowi Bicara Cara Cegah Stunting: Jangan Beri Bayi Bubur Instan dan Biskuit

Share: 8.861 Remaja Putri di Karawang Alami Anemia Akibat Doyan Makan Bakso dan Seblak