Panglima TNI Jenderal TNI Andika Perkasa menilai saat ini peperangan tidak hanya dilakukan di dunia nyata, melainkan juga di dunia maya. Bahkan, terkadang peperangan siber atau “cyber warfare” bisa berperang lebih dulu ketimbang kontak senjata.
“Saat perang terjadi, ‘cyber warfare’ sudah bertempur terlebih dahulu, namun alutsista (hardware) masih belum terlibat,” kata Andika, dalam keterangan persnya.
Luncurkan tim respon: Mabes TNI meluncurkan tim respon insiden keamanan siber, Military Computer Security Insident Response Team (Mil-CSIRT) TNI untuk mengantisipasi ancaman keamanan siber.
Tim itu diluncurkan oleh Panglima TNI bersama Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Letjen TNI (Purn) Hinsa Siburian dan Komandan Satsiber TNI Brigjen TNI (Mar) Suaf Yanu Hardani, di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Rabu (9/2/2022).
Kolaborasi dengan BSSN: Dikutip dari Antara, Panglima TNI menjelaskan bahwa program Military Computer Security Insident Response Team ini sangat bagus, tetapi saat ini TNI memiliki banyak sekali keterbatasan termasuk sumber daya manusia (SDM).
Andika berharap BSSN dapat memandu TNI dengan mengirimkan timnya untuk selalu memberikan asistensi, karena BSSN mempunyai link secara internasional dan selalu mendapatkan update perkembangan siber yang memang sangat cepat.
Baca Juga:
Panglima TNI Pastikan Tindaklanjuti Pelaporan KSAD Dudung ke Puspomad
Panglima TNI Beri Kenaikan Pangkat 3 Prajurit yang Gugur di Papua
Panglima TNI Akui Sebanyak 35 Anggotanya Sedang Tersangkut Masalah Hukum