Festival musik elektronik terbesar di Asia Tenggara, Djakarta Warehouse Project (DWP) 2024 mendapat sorotan lantaran sejumlah penonton mengeluhkan penangkapan dan diperas oleh polisi. Gelaran musik yang diadakan di JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat, sejak 13-15 Desember lalu itu dikeluhkan sejumlah penonton, terutama mereka yang berasal dari Malaysia.
Seorang pengguna X mengungkap deretan tangkapan layar berisi komentar para pengguna di unggahan Instagram resmi DWP yang mengeluhkan hal tersebut. Salah satu pengguna dengan nama akun @squissybum mengaku bahwa dirinya melihat banyak penonton yang ditadatangi polisi saat tengah menikmati acara tersebut.
“Saat saya sedang asyik bersenang-senang, tiba-tiba polisi datang dan mulai menangkap orang-orang di sekitar saya. Saya merasa sangat kasihan kepada semua orang yang saya lihat di hari ke-1, ke-2, dan ke-3. Acara internasional dan banyak sekali turis mancanegara yang ditangkap. Bagaimana ini bisa terjadi?” ujar akun tersebut.
“Saya tidak menggunakan narkoba…Bagaimana bisa polisi menangkap dan membawa orang satu per satu? Seperti yang kita ketahui, wilayah ini termasuk dalam wilayah hukum Polres Jakarta Pusat,” katanya.
Selanjutnya dia menyerukan untuk memboikot gelaran DWP di masa mendatang. Sementara itu, seorang pengguna lain dengan nama akun @kikyshmsdn mengaku diperas polisi sampai RM200 ribu (Rp719 juta) hanya.
“Pengalaman itu dirusak oleh petugas polisi korup yang menargetkan dan menangkap turis secara acak, terutama warga Malaysia. Bahkan mereka yang hasil tes urinenya bersih pun ditahan, terutama saat berkelompok. Yang lebih buruk, mereka meminta suap yang keterlaluan mulai dari RM90.000 hingga RM 200.000 !!!” tulisnya.
Pengguna tersebut mengaku baru pertama mengikuti acara tersebut dan atas pengalaman itu, dia memastikan tidak akan kembali datang dalam acara DWP lagi.
“Maaf untuk mengatakan, INI PENGALAMAN DWP PERTAMA DAN TERAKHIR SAYA! TAK AKAN LAGI. Penonton Malaysia tidak akan lagi mendukung acara DWP dan melarang Anda. Kalian benar-benar mengecewakan. Meskipun saya suka Jakarta, DWP adalah hal yang sangat TIDAK!” ujarnya.
Di Instagram lagi sileweran template ini. Dari komen akun resmi DWP, banyak WNA khususnya Malaysia ditangkap dan dipalak. pic.twitter.com/QG0pXjYxa6
— Aurelia V (@senjatanuklir) December 17, 2024
Diketahui, DWP merupakan salah satu festival musik elektronik terbesar di Asia Tenggara yang diselenggarakan Ismaya Live, bagian dari Ismaya Group.
Festival ini kali pertama diadakan pada 2008 dan telah berkembang menjadi acara tahunan yang menarik minat penggemar musik, terutama musik dance/elektronik (EDM) dari berbagai negara.
Sejumlah nama-nama beken pemusik yang berasal dari genre tersebut turut memeriahkan DWP 2024. Seperti di antaranya, Steve Aoki, Timmy Trumpet, Armin Van Buuren, Morten, Zedd, dan Anyma.
Sejauh ini belum ada tanggapan resmi dari kepolisian mengenai kabar tersebut. Sementara itu, pihak penyelenggara DWP mengaku bahwa hal itu di luar jangkauan mereka. Namun, mereka memastikan bahwa selalu berkoordinasi dengan pihak berwenang dalam menyelenggarakan acara tersebut.
Pihak DWP menyarankan agar mereka yang mendapat pemerasan dan intimidasi dari oknum polisi supaya menghubungi Divisi Humas Polri di kontak (021) 72120599.
“Kami mendengar kekhawatiran Anda dan sangat menyesali tantangan dan frustrasi yang Anda alami. Meskipun aspek-aspek tertentu dari situasi ini berada di luar kendali langsung kami, kami sepenuhnya memahami dampaknya terhadap Anda. Keamanan Anda, kesejahteraan Anda, dan pengalaman Anda akan selalu tetap menjadi prioritas utama kami. Kami secara aktif bekerja sama dengan pihak berwenang dan badan pemerintah terkait untuk menyelidiki secara menyeluruh apa yang terjadi dan memastikan tindakan nyata diterapkan untuk mencegah kejadian serupa terjadi lagi di masa mendatang..” demikian tulis penyelenggara DWP.
Baca Juga:
DWP 2017 Mampu Menambah Devisa Negara Sekitar Rp 350 miliar
Ogah Datang ke Festival Dugem DWP, Ternyata Ini Aliran Musik Sandiaga Uno
Beda dengan Singapura Cs, RI akan Daftarkan Kebaya ke UNESCO Lewat Single Nomination