Covid-19

Masyarakat Dihimbau Ikut Jaga Kondisi Nakes dalam Hadapi Omicron

Tesalonica — Asumsi.co

featured image
ANTARA/Hreeloita Dharma Shanti

Epidemiolog Griffith University, Dicky Budiman, menegaskan
seluruh masyarakat perlu ikut menjaga kondisi kesehatan tenaga kesehatan
(nakes) untuk tetap prima dalam menghadapi gelombang COVID-19 akibat varian
Omicron.

“Kalau ini tidak dibangun dengan baik, ini akan menjadi
sebuah gap (jarak) yang besar antara tenaga kesehatan dengan orang yang
sakitnya. Karena orang yang sakit Omicron, akan jauh lebih banyak dibandingkan
Delta,” kata Dicky saat dihubungi Antara.

Jangan Abai: Dicky menekankan meskipun negara telah menjaga
melalui penyediaan Alat Pelindung Diri (APD) dan vaksin booster, masyarakat
yang abai terhadap protokol kesehatan akan menciptakan ketimpangan besar pada
jumlah antara tenaga kesehatan dengan pasien yang sakit.

Hal itu disebabkan karena banyaknya pasien bergejala ringan
sampai tidak bergejala, tetap dapat menularkan COVID-19 kepada para tenaga
kesehatan yang memberikan perawatan di fasilitas kesehatan.

“Mereka akan terpapar bahkan akan kelelahan. Ini juga
terjadi di banyak negara karena Omicron ini,” tegas Dicky yang juga peneliti
pandemi dan global security health itu.

Sebagai contoh di Australia, Dicky mengatakan banyak orang
rela mengantre dari pukul dua dinihari hanya untuk memeriksakan diri di
sejumlah laboratorium.

Namun, pada saat tempat itu dibuka pada pukul delapan atau
sembilan pagi, tidak ada tenaga kesehatan yang bisa membantu memberikan
pemeriksaan akibat terinfeksi.

Ketimpangan: Menurut dia supaya ketimpangan itu tak terjadi,
masyarakat dapat membantu pemerintah menjaga tenaga kesehatan melalui disiplin
protokol kesehatan seperti memakai masker tepat di bagian hidung, rajin mencuci
tangan menggunakan sabun setidaknya selama 20 detik di bawah air yang mengalir
dan menjaga jarak antar sesama sejauh satu sampai dua meter.

Selain tenaga kesehatan, masyarakat juga bisa ikut
melindungi sesama yang tidak memiliki pilihan selain beraktivitas di luar rumah
melalui menghindari kerumunan dan mengurangi melakukan mobilitas bila tak
diperlukan.

“Sebagian dari kita, sebagian masyarakat kita, itu tidak
punya pilihan selain harus ada aktivitas keluar rumah, ada aktivitas ekonomi.
Karena kalau tidak, mereka tidak bisa mendapat penghasilan. Kita yang bisa,
dapat memilih untuk melakukan mitigasi,” ujarnya.

Pemberhentian PTM: Sebaliknya supaya tak banyak orang
terinfeksi virus SARS-CoV-2 penyebab COVID-19, pemerintah juga dapat membantu
melandaikan kurva kasus positif melalui pemberhentian sementara Pembelajaran
Tatap Muka (PTM) di sekolah dan kembali menerapkan sistem bekerja dari rumah
(WFH) agar kapasitas orang yang datang ke kantor berkurang.

“Kita harus sadari bahwa ada peran kita semua mengendalikan
pandemi ini. Salah satunya dengan cara tidak menunggu pemerintah untuk menyuruh
ini suruh itu. Semua harus berperan aktif,” katanya.

Baca Juga

Share: Masyarakat Dihimbau Ikut Jaga Kondisi Nakes dalam Hadapi Omicron