Aksi modus penipuan pura-pura tabrak lari belakangan menjadi
perbincangan warganet menyusul viralnya video yang memperlihatkan kejadian
tersebut di medias sosial. Percobaan penipuan tersebut, dilaporkan terjadi di
daerah Pasar Rebo, Jakarta Timur pada pekan ini.
Kronologi
Akun Instagram @warungjurnalis mengunggah video yang
memperlihatkan aksi penipuan tersebut. Di dalam video, tampak dua pria yang
berboncengan sepeda motor tengah mengejar mobil Avanza. Berdasarkan keterangan
video, diketahui lokasi kejadiannya berada di depan PP Plaza, Pasar Rebo,
Jakarta Timur.
Pria berbaju hitam sambil menggendong ransel yang dibonceng
sepeda motor dan merupakan pelaku pemerasan ini, tampak menunjuk-nunjuk mobil
tersebut dan bermaksud menghentikannya sambil meneriaki maling.
Pria tersebut kemudian loncat dari motor yang sedang melaju
sambil berlari. Namun karena mobil yang dikejarnya melaju meninggalkannya, ia
langsung menjadikan mobil berikutnya yang melintas sebagai target.
Sambil berlagak pincang, pria itu kemudian menunjuk-nunjuk
mobil yang jadi sasaran penipuannya lalu memanggil massa untuk menyambangi
mobil tersebut.
Diusut Polisi
Masih dalam keterangan unggahan, diketahui adanya keterangan
saksi bernama Mamat yang mengatakan kalau pelaku meminta mobil yang dikejarnya
bertanggung jawab karena mengaku ditabrak.
“Katanya ditabrak patah. Teman saya teriak-teriak
modus. Modus dia sebenarnya nggak ketabrak,” ucapnya.
Mamat menyebutkan peristiwanya terjadi pada Rabu (26/1/2022)
lalu sekitar pukul 10.00 WIB. Adapun pengendara mobil yang menjadi sasaran,
langsung tancap gas meninggalkan pelaku.
“Dia (pelaku) langsung kabur di jalan ke arah
perempatan. Terus sama warga diteriakin modus,” lanjut kesaksian salah
satu warga tersebut.
Kasat Reskrim Polres Jakarta Timur AKBP Ahsanul Muqaffi
memastikan pihaknya bergerak cepat menyelidiki kasus pemerasan dengan modus
berpura-pura kaki terlindas mobil ini.
Ia membenarkan saat kejadian berlangsung, ada dua laki-laki
yang berboncengan motor mengejar sebuah mobil Avanza. Mereka hendak menyetop
mobil Avanza dengan dalih meminta pertanggungjawaban karena mengaku kaki salah
satunya dilindas.
Sementara itu, di dalam mobil ada seorang laki-laki yang
mengemudikan mobil dan dua orang perempuan yang merupakan penumpangnya.
Pelaku yang sebelumnya dibonceng langsung lari mengejar
mobil Avanza warna hitam untuk menyetopnya. “Rencana tindak lanjut
menangkap pelaku. Masih diselidiki,” ujar Ahsanul melalui keterangan
persnya.
Kapolsek Pasar Rebo Kompol Marbun mengatakan sejauh ini
belum ada laporan dari pengemudi atau penumpang mobil yang menjadi sasaran
modus penipuan tersebut. Namun, kata dia polisi tetap melakukan pengusutan.
“Nggak ada laporan (korban) karena nggak ada
kerugiannya. Sudah dipastikan modus,” ujar Marbun.
Pengawasan Kepolisian
Menyikapi kejadian ini, Komisioner Kompolnas Hamidah
mengatakan kalau belakangan aksi kejahatan di tengah masyarakat memang terlihat
semakin berani dan terang-terangan. Pelakunya, kata dia bahkan seolah tidak
takut dengan hukum.
Menurutnya, pengawasan yang cukup intens di jalanan yang
dilakukan oleh kepolisian sangat diperlukan demi menjaga keamanan, serta
mengantisipasi terjadinya aksi kriminal serupa.
“Polisi kan, memang sudah semestinya mengawasi
masyarakat selama 24 jam. Sekarang orang berbuat jahat karena faktor melihat
tidak ada polisi yang berjaga di jalanan,” ujarnya saat dihuhungi
Asumsi.co, Minggu (30/1/2022).
Selain itu, ia mengingatkan perlunya mengefektifkan
pemantauan sitiasi jalanan dengan kamera pemantau alias CCTV yang juga mesti
senantiasa diawasi polisi.
“Keterlibatan masyarakat untuk saling menjaga situasi
keamanan dan ketertiban juga diperlukan. Supaya kita bisa sama-sama waspada dan
melaporkan segera ke polisi daerah yang harus dijaga karena rawan
kejahatan,” tandasnya.
Rekam Peristiwa dan Saksi
Sosiolog dan pengamat kriminalitas dari Universitas
Padjajaran, Budi Rajab menimpali maraknya aksi kejahatan warga yang dilakukan
terhadap warga lainnya tak bisa dilepaskan dari dampak pandemi COVID-19.
Ia mengatakan, situasi pandemi yang memengaruhi kondisi
ekonomi masyarakat bisa memicu mereka melakukan aksi kejahatan dengan berbagai
modus agar bisa mendapatkan uang.
“Selalu warga yang bertindak kriminal terhadap warga
lainnya mencari cara dan modus yang baru untuk melakukan aksinya. Salah satunya
didorong karena pandemi untuk melakukan tindakan kejahatan, supaya punya
uang,” jelasnya saat dihubungi melalui sambungan telepon.
Menurutnya, aksi meneriaki pengemudi mobil dengan maling,
tengah menjadi modus yang dilakukan para pelaku kriminal saat ini. Penyebabnya,
kata dia, orang yang membawa mobil dianggap punya materi berlebih dan layak
menjadi sasaran empuk kejahatan di jalanan.
“Mulai dari bapak-bapak pengemudi mobil yang diteriaki
maling lalu dikeroyok, sampai yang baru pura-pura pincang ini. Korban umumnya
juga tidak menyadari mereka lagi jadi sasaran tindakan kejahatan itu,”
terangnya.
Budi menyarankan, hal yang perlu diperhatikan saat kita
merasa akan menjadi korban kejahatan semacam ini di jalanan, perlu untuk segera
merekam peristiwanya dengan gawai untuk memastikan ada siapa saja yang bisa
menjadi saksi.
“Mesti ada saksi. Harus ada saksi yang jelas, kita
harus sadar ada siapa saja orang yang ada di situ, ciri-ciri orangnya misalnya.
Rekam situasinya. Hal yang penting itu harus ada saksi yang jelas. Kemudian
rekaman itu bisa kita kirimkan ke keluarga atau orang terdekat supaya ada back
up bukti,” tandasnya.
Baca Juga