Budaya Pop

Gemerlap Dunia Hiburan yang Erat dengan Narkoba

Ray Muhammad — Asumsi.co

featured image
ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga

Kasus narkoba yang menjerat musisi sekaligus aktor Ardhito Pramono menambah panjang daftar artis yang tersandung narkoba. Seperti yang diketahui, pelantun lagu Fine Today ini diamankan di kediamannya di Duren Sawit, Jakarta Timur pada Rabu (12/1/2022) pukul 02.00 WIB dini hari karena kasus penyalahgunaan ganja.

Sebelum Ardhito, sejumlah artis silih berganti tersandung kasus narkoba belakangan ini. Pesohor yang juga heboh menjadi sorotan publik karena terjerat kasus narkoba adalah artis Nia Ramadhani dan suaminya, Ardi Bakrie.

Setidaknya dalam sebulan terakhir ada sejumlah nama artis yang tersandung kasus narkoba. Antara lain aktor Bobby Joseph yang diciduk polisi saat melakukan transaksi narkoba pada 10 Desember 2021.

Selanjutnya ada pesinetron Jeff Smith yang diamankan polisi karena kasus serupa. Ia diamankan polisi di kediamannya di daerah Depok, Jawa Barat pada 8 Desember 2021.

Lalu Rizky Nazar yang diamankan polisi dalam kasus dugaan penyalahgunaan narkoba jenis ganja. Ia diamankan di kediamannya yang terletak di kawasan Kramat Jati, Jakarta Timur pada 13 Desember 2021.

Semakin Parah

Ramainya artis yang tersandung kasus narkoba belakangan ini, menguatkan opini publik soal lekatnya dunia hiburan dengan narkoba. Jurnal Penyalahgunaan Napza dalam Dunia Entertainment yang ditulis akademisi dari Program Studi Kesejahteraan Sosial Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Padjadjaran, Sofia Zahara (2020) mencoba mengkaji soal ini.

Sofia menuliskan, peredaran narkotika, psikotropika, dan zat adiktif lainnya alias Napza di dunia hiburan, saat ini semakin parah. Hasil penelitian menyebutkan, lekatnya narkoba dengan pelaku dunia hiburan karena faktor lingkungan dan pekerjaan.

Menurutnya, ada beberapa dari mereka menggunakan Napza dilatarbelakangi karena untuk menghilangkan tekanan hidup alias stres, kelelahan, kesedihan, dan untuk meredakan emosi. Dari situlah, akhirnya memunculkan adanya kecanduan penggunaan Napza.

Jurnal yang sama menerangkan, banyak pesohor yang menggunakan narkotika yang disebabkan oleh adanya oknum yang tidak bertanggung jawab yang menawarkan mereka. Sayangnya, banyak dari mereka yang ditawarkan narkotika tidak mengetahui bahwa itu adalah obat terlarang.

“Kebanyakan pengedar narkotika menjual obat-obat terlarang tersebut kepada selebritis karena dianggap memiliki penghasilan yang tinggi sehingga mempengaruhi profit pengedar tersebut,” lanjut riset.

Stigma Negatif

Lebih lanjut, Sofia mengemukakan banyaknya penggunaan narkotika di kalangan selebriti akan menimbulkan stigma negatif di lingkungan masyarakat, khususnya bagi para penggemar.

Terjerat kasus narkoba ini, bahkan dinilai bisa mengancam popularitas serta pekerjaannya, yang tentunya akan berdampak buruk bagi selebriti yang terjerumus dalam narkotika.

Dalam jurnal yang ditulisnya, Sofia turut mengungkapkan banyak artis menggunakan narkoba sebagai doping untuk menambah energi mereka selama menjalani pekerjaan di industri hiburan. Pekerjaan dalam industri hiburan, selama ini dianggap para pesohor tak mudah untuk dijalani.

“Selebriti dituntut untuk selalu terlihat fit dengan jadwalnya yang padat. Pagi sampai malam syuting, sementara waktu istirahat kurang. Maka dari itulah narkoba menjadi suatu jalan sebagai doping untuk meningkatkan stamina dalam pekerjaan tersebut,” terang isi jurnal tersebut.

Faktor Lingkungan

Psikolog klinis dari Personal Growth, Radityo Hatibie yang selama ini beberapa kali menangani pasien konseling dari kalangan pesohor menyebutkan hal yang membuat narkoba bisa lekat dengan dunia artis karena dipengaruhi faktor dinamika psikologis mereka.

“Ada faktor eksternal justru yang paling banyak jadi penyebabnya, yaitu dekatnya akses lingkungan dunia hiburan dengan narkoba. Ketika lingkungan sekitarnya banyak yang menggunakan atau membuat mereka merasa lebih nyaman dengan narkoba, akhirnya ikutan mencoba,” jelas Radityo kepada Asumsi.co melalui sambungan telepon, Kamis (13/1/2022).

Selain itu, faktor eksternal yang juga memicu para artis tertarik menjadi pengguna narkoba karena adanya tekanan hidup yang berasal dari lingkungan pekerjaan. Melalui narkoba, banyak dari mereka yang menemukan jalan instan untuk merasa bisa keluar dari masalah tersebut.

Kemampuan Menjaga Diri

Lebih lanjut, Raditya menerangkan dari sisi internal terdapat faktor yang membuat banyak artis tersangkut kasus narkoba, seperti masih lemahnya kemampuan menjaga diri serta ketidak siapan mereka dalam menghadapi pergaulan di dunia hiburan yang beragam.

Menurutnya, banyak artis yang tersangkut kasus narkoba lalu menjalani rehabilitasi dan memutuskan berhenti menjadi pengguna. Namun tak sedikit pula pesohor yang kembali tergoda mengonsumsi narkoba meski sebelumnya telah menjalani rehabilitasi dan berjanji tak akan menggunakannya lagi.

“Hal yang bisa membuat seorang artis jadi pemakai lagi karena misalnya mereka mendadak teringat lagi saat pakai obat itu, memberikan sensasi yang menyenangkan. Ditambah dukungan ada yang menawarkan lagi atau orang sekitarnya masih menjadi pengguna narkoba,” ujarnya.

Oleh sebab itu, menurutnya penting bagi para artis yang menjalani rehabilitasi karena kasus narkoba benar-benar memanfaatkan layanan konsultasi yang disediakan untuk menumpahkan segala beban hidup yang selama ini menjadi akar penyebab dirinya tertarik menggunakan narkoba.

“Jadi saat rehabilitasi itu ada konseling, maka mesti benar-benar memanfaatkan bekal yang disampaikan saat momen itu untuk membentengi diri serta memanfaatkannya dengan benar sebagai refleksi diri supaya tidak lagi terperosok ke jurang yang sama,” imbuhnya.

Sanksi Sosial

Sementara itu, pengamat Kebijakan Publik dari Universitas Padjajaran (Unpad), Suprayogi Sugandi menilai kalau rehabilitasi tak selalu menjadi langkah yang tepat untuk membuat para artis yang terjerat kasus narkoba, tak mengulanginya kembali di masa mendatang.

Ia mengatakan, sanksi hukum pidana seperti yang juga dikenakan ke Nia Ramadhani misalnya, merupakan upaya yang baik untuk menunjukkan ketegasan hukuman terhadap kasus narkoba di negara ini.

“Rehabilitasi kan, juga sudah ada tapi memang ini tidak cukup. Banyak artis yang tertangkap narkoba, direhabilitasi, tapi ujungnya jadi pengguna lagi. Hukuman pidana disertai rehabilitasi perlu tentunya sebagai efek jera,” katanya saat dihubungi terpisah.

Yogi menambahkan, penerapan sanksi hukum pidana terhadap para artis yang terjerat kasus narkoba juga diperlukan untuk memnbangun sanksi sosial di tengah masuyarakat.

“Tentu ini bisa jadi bagian munculnya dari sanksi sosial. Kita tahu seharusnya mereka, publik figur jadi contoh buat masyarakat. Dengan adanya hukuman penjara karena narkoba ini jadi pelajaran berharga bagi masyarakat kalau setelah pakai narkoba, mereka tidak lagi layak dianggap sebagai teladan,” pungkasnya. (zal)

Baca Juga:

Bantu Konsentrasi Kerja Jadi Alasan Ardhito Pakai Ganja

Ardhito Pramono Tersangka dan Ditahan, Terancam Penjara 4 Tahun

Ardhito Pramono Pernah Mengaku Pilih Meditasi Daripada Pakai Narkoba

Share: Gemerlap Dunia Hiburan yang Erat dengan Narkoba