Departemen Kepolisian New York (NYPD), Amerika Serikat (AS) menangkap 300 demonstran pro-Palestina di Universitas Columbia dan City College of New York di tengah gelombang aksi protes di negara Paman Sam tersebut.
“Sekitar 300 orang ditangkap di (Universitas) Columbia dan City College, kami mendesak dilakukannya penangkapan itu untuk membedakan mahasiswa dengan mereka yang tidak boleh berada di sana,” kata Wali Kota New York Eric Adams dalam konferensi pers, Rabu (1/5/2024), dikutip dari ANTARA.
Dia menjelaskan bahwa aksi protes tersebut dipicu oleh sejumlah aktor eksternal, dan bukan mahasiswa, untuk menciptakan kekacauan.
Pada Selasa, seorang koresponden Sputnik melaporkan bahwa petugas NYPD, yang mengenakan helm dan membawa pentungan dan borgol plastik, memasang barikade besi beberapa blok dari Universitas Columbia.
Para mahasiswa yang menentang agresi militer Israel di Jalur Gaza telah membarikade diri mereka sendiri dan menghalangi orang-orang menghubungi teman-teman mereka di kampus.
Rektor Universitas Columbia, Minouche Shafik mengirimkan surat kepada Wakil Komisioner Urusan Hukum NYPD Michael Gerber yang meminta polisi tetap berjaga di kampus, setidaknya hingga 17 Mei untuk menjaga ketertiban.
Demonstrasi pro-Palestina muncul di kampus-kampus AS dalam beberapa hari terakhir untuk menentang militer AS serta dukungan keuangan dan diplomatik terhadap agresi militer Israel di Gaza.
Agresi Israel ke Gaza telah menelan nyawa lebih dari 34.000 warga Palestina dan melukai lebih dari 77.000 orang lainnya.
Para mahasiswa menyerukan kepada pihak universitas untuk mengutuk operasi militer Israel di Gaza, melakukan divestasi di perusahaan yang terkait dengan Israel, dan menghentikan program studi di universitas-universitas Israel, serta tuntutan lainnya.