Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) berencana membuat seruan global untuk mengumpulkan dana sebesar 2,8 miliar dolar Amerika Serikat (AS) atau sekitar Rp45,7 triliun yang diperuntukkan bagi Jalur Gaza dan Tepi Barat, Palestina.
Kepala Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) di Wilayah Palestina, Andrea De Domenico mengatakan dua juta yang selamat dari genosida Israel di Gaza tengah berjuang untuk hidup setiap hari.
Namun, hanya sedikit bantuan yang bisa dibawa ke wilayah kantong yang penduduknya sejak lama hidup dalam blokade Israel itu.
“Kenyataannya hanya ada sedikit bantuan yang bisa kita bawa ke Gaza untuk mengatasi pengungsian dan kelaparan,” kata De Domenico, Selasa (16/4/2024), seperti dikutip ANTARA.
De Domenico menuturkan seruan global untuk dana bantuan akan diluncurkan pada Rabu (17/4/2024). Seruan tersebut guna mendukung tiga juta orang yang teridentifikasi di Tepi Barat dan Gaza.
Sebanyak 90 persen dari bantuan tersebut akan disalurkan ke Gaza dan PBB pada awalnya berencana meminta dana empat miliar dolar AS (Rp65,2 triliun) tetapi dikurangi karena terbatasnya kemampuan distribusi bantuan.
Kelaparan di Gaza, katanya, disebabkan oleh tidak adanya makanan, kebersihan, air dan fasilitas kesehatan. “Ketidakpastian menjadi kenyataan sehari-hari bagi masyarakat di Gaza,” katanya.
Lebih lanjut ia menyampaikan bahwa keluarga yang datang ke selatan Gaza telah mengungsi sebanyak tujuh kali dan dua hari lalu timnya melihat ribuan orang mengantre ke arah utara.
Terkait desas-desus pasukan Israel telah mengizinkan atau akan mengizinkan orang untuk kembali ke Utara, ia membenarkan bahwa beberapa warga memang menerima panggilan telepon yang dimaksudkan untuk menyarankan agar mereka dapat kembali.
“Lalu ketika ribuan orang muncul, militer Israel langsung menembaki lokasi tersebut karena mereka cukup kaget dengan jumlahnya,” ujarnya.
Tak hanya itu, PBB juga menilai Israel melakukan kombinasi strategi untuk menghindari narasi “kami menghalangi bantuan.”