Pemerintah Rusia menyangsikan kemampuan kelompok teroris ISIS dalam melancarkan serangan di Crocus City Hall di Krasnogorsk, sebuah kota di sebelah barat Moskow pada Jumat (22/3/2024) malam waktu setempat.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova mengaku sulit mempercayai bahwa ISIS memiliki kapasitas untuk melancarkan serangan yang menewaskan sedikitnya 143 orang (sebelumnya dilaporkan 139) tersebut.
ISIS sendiri telah mengaku bertanggung jawab atas pembantaian tersebut. Para pejabat Amerika Serikat (AS) menguatkan klaim ISIS itu.
Mereka mengaku memiliki informasi intelijen yang menunjukkan bahwa pembantaian tersebut dilakukan oleh cabang jaringan ISIS di Afghanistan, ISIS Khorasan.
Zakharova mengulangi pernyataan Moskow bahwa Ukraina berada di balik serangan di Balai Kota Crocus itu. Namun sejauh ini Kremlin belum memberikan bukti atas tuduhan mereka.
Ukraina berulang kali membantah pihaknya ada hubungannya dengan serangan itu. Namun Zakharova mengatakan negara-negara Barat segera melemparkan tanggung jawab pada ISIS, sebagai cara untuk mengalihkan kesalahan dari Ukraina dan pemerintah Barat yang mendukung Kyiv.
“Untuk menghilangkan kecurigaan dari kolektif Barat, mereka sangat perlu menemukan sesuatu, jadi mereka menggunakan ISIS, mengeluarkan ‘Kartu AS’, dan hanya beberapa jam setelah serangan teroris, media Anglo-Saxon mulai menyebarkan versi-versi ini,” ujar Zakharova pada Rabu (27/3/2024), seperti dilansir dari Reuters.
Sementara itu, Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan serangan itu dilakukan oleh kelompok militan Islam, namun dia juga menyatakan serangan tersebut menguntungkan Ukraina. Ia juga menduga Kyiv punya peran dalam pembantaian tersebut.
Putin mengatakan bahwa seseorang di pihak Ukraina telah menyiapkan celah bagi orang-orang bersenjata itu untuk melarikan diri melintasi perbatasan, sebelum mereka ditangkap di Rusia barat pada Jumat (22/3/2024) malam.
Namun pemimpin Belarusia, Alexander Lukashenko pada Selasa (26/3/2024), mengatakan orang-orang bersenjata itu awalnya berusaha menyeberang ke negaranya sebelum berbalik dan menuju Ukraina setelah mereka menyadari bahwa penyeberangan ke Belarus telah ditutup.
Tudingan sewarna juga dilontarkan Kepala Intelijen Internal Rusia (FSB) Alexander Bortnikov yang mengatakan, Amerika Serikat (AS) bersama Inggris dan Ukraina menjadi dalang di balik penembakan massal di Crocus City Hall di Krasnogorsk.
Bortnikov menuduh Ukraina melatih para eksekutor yang diduga terlibat melakukan serangan, di Timur Tengah. Dia mewanti-wanti bahwa ancaman teroris di negaranya masih ada.
“Amerika Serikat, Inggris, dan Ukraina berada di balik serangan itu,” kata Bortnikov, sebagaimana dikutip melalui INews 24 TV.