Kementerian Agama (Kemenag) berencana untuk memberikan pelatihan peningkatan kapasitas terhadap 22 ribu imam masjid se-Indonesia pada 2024. Tujuan pelatihan itu guna membuat para imam masjid di Indonesia lebih berpandangan moderat.
Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah (Urais Binsyar) Kemenag, Adib mengatakan kegiatan itu sebagai bagian dari Rencana Strategis (Renstra) Kemenag Tahun 2020—2024. Tahun lalu, kementerian yang dikomandoi Yaqut Cholil Qoumas itu telah melatih lebih dari 16 ribu imam masjid.
“Sejak 2021 Kemenag telah melakukan peningkatan kapasitas imam masjid sebanyak 5.500 orang, sebanyak 11.000 orang pada tahun 2022, 16.500 orang pada tahun 2023, dan 22.000 orang ditargetkan terlaksana pada tahun 2024,” kata Adib melalui keterangannya di Jakarta, Rabu (27/3/2024).
Adib mengatakan bahwa sasaran pesertanya merupakan imam masjid besar di Tanah Air, yaitu imam masjid raya, masjid agung, masjid besar, masjid jami, masjid bersejarah, dan masjid di tempat publik.
“Pada tahun ini kami akan menggelar pelatihan tersebut melalui Massive Open Online Courses (MOOC), kemudian secara hybrid bersama imam Masjid Istiqlal,” ujarnya.
Menurut Adib, program ini merupakan salah satu upaya menjadikan masjid sebagai pelopor moderasi beragama. “Kami berharap terjadi revitalisasi peran masjid untuk makin profesional secara pengelolaannya, kian moderat cara pandang dan paham keagamaan seluruh ekosistemnya, juga berdaya dan memberdayakan jemaahnya,” katanya.
Masjid Ramah
Selain itu, pihaknya juga akan menggencarkan kampanye rintisan masjid ramah pada tahun 2024. Salah satu instrumen yang disiapkan adalah program bantuan.
Adib menjelaskan bahwa masjid ramah adalah masjid (termasuk musala) yang kondisinya memenuhi kriteria dalam lima kategori ramah, baik dilihat dari sisi pola pikir (mindset), keterampilan (skillset), segenap ekosistem, maupun ketersediaan sarana prasarananya (toolset).
Lima kategori ramah tersebut adalah ramah perempuan dan anak, ramah difabel dan lansia, ramah lingkungan, ramah keragaman, serta ramah duafa dan musafir.
“Kami juga sudah memberi bantuan operasional rintisan Masjid Ramah 2024 tahap pertama pada Januari lalu. Bantuan ini hanya untuk dukungan pada sisi toolset (sarana prasarana) saja. Selain tidak besar, sarana-prasarana lebih mudah dilihat sebagai evidence pengukurannya,” ujar Adib.