Isu Terkini

Rusia Nyatakan Islamofobia Sebagai Tindakan Rasisme

Manda Firmansyah — Asumsi.co

featured image
Pengunjuk rasa yang tergabung dalam komunitas Muslim Malang Bergerak membawa poster saat berunjuk rasa di depan Balai Kota Malang, Jawa Timur, Jumat (27/1/2023). Selain mengecam aksi pembakaran kitab suci Al Quran yang dilakukan oleh politisi asal Swedia Rasmus Paludan, mereka juga menyerukan kepada sesama umat Islam agar tidak terprovokasi. ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto/YU (ANTARA FOTO/ARI BOWO SUCIPTO)

Rusia menganggap Islamofobia sebagai bentuk rasisme yang tidak bisa diterima. Rusia menyatakan solidaritasnya dengan pendekatan negara-negara Muslim dan Organisasi Kerjasama Islam (OKI) mengenai masalah ini.

“Kami menentang diskriminasi dan pelecehan terhadap umat Islam atas dasar afiliasi keagamaan serta untuk memastikan kebebasan beragama berdasarkan penghormatan tidak hanya terhadap individu tetapi juga hak kolektif umat beriman,” ujar juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova, dilansir dari Trtworld.

Zakharova menjanjikan dukungan Rusia terhadap rancangan resolusi negara-negara Muslim di Majelis Umum PBB bertajuk ‘Langkah-Langkah untuk Memerangi Islamofobia’. Itu didedikasikan untuk Hari Internasional untuk Memerangi Islamofobia yang diperingati setiap tahun pada tanggal 15 Maret.

Menurut Zakharova, resolusi itu menetapkan penghormatan terhadap Islam sebagai komponen prinsip keragaman budaya dan agama. Resolusi tersebut juga menetapkan penetapan mandat Utusan Khusus PBB untuk memerangi bentuk intoleransi beragama.

“Rusia adalah salah satu sponsor rancangan resolusi tersebut,” tutur Zakharova.

Ia mengecam Islamofobia di Eropa pekan lalu. Di Majelis Parlemen Dewan Eropa, Zakharova menyebut Islamofobia telah mencapai skala yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Dalam beberapa hari terakhir, salah satu perempuan Muslim pertama yang terpilih menjadi anggota House of Commons, Shabana Mahmood, telah menyuarakan kekhawatiran tentang ledakan Islamofobia yang tidak dilaporkan ke polisi. Sekretaris negara bayangan Partai Buruh untuk bidang keadilan itu mengungkapkan, Islamofobia meningkat 365% di tengah insiden kebencian anti-Muslim di seluruh Inggris setelah serangan Hamas terhadap Israel pada Sabtu (7/10/2023).

Lebih dari 65% kejahatan kebencian Islamofobia secara khusus menargetkan perempuan Muslim. Khususnya, perempuan Muslim yang mengenakan jilbab atau niqab, sehingga menyoroti fokus yang tidak proporsional pada demografi ini.

Share: Rusia Nyatakan Islamofobia Sebagai Tindakan Rasisme