Baru-baru ini, muncul istilah Delmicron yang disebut sebagai kombinasi dari mutasi COVID-19 varian Delta dan Omicron. Kabar ini pun memicu kekhawatiran publik di tengah masifnya varian Omicron di berbagai negara. Benarkah kombinasi kedua varian virus ini menjadi ancaman baru pandemi saat ini?
Bukan Varian Virus
Melansir India Today, dijelaskan bahwa Delmicron bukanlah varian virus kombinasi Delta dan Omicron. Adapun sebutan Delmicron pertama kali dikemukakan oleh anggota gugus tugas Covid-19 India, Shashank Joshi.
Delmicron disampaikannya senagai sebutan untuk lonjakan kasus infeksi COVID-19 akibat varian Delta dan Omicron yang sama-sama masih melanda berbagai belahan dunia. Bukan sebagai varian baru, namun masing-masing virus melakukan penyebarannya tersendiri.
“Delmicron, lonjakan kembar Delta dan Omicron, di Eropa dan AS yang telah menyebabkan tsunami kecil kasus,” kata Joshi.
Dengan demikian, Delmicron merupakan sebutan untuk situasi penyebaran masing-masing varian virus yang memicu lonjakan kasus Corona, bukan kemunculan varian virus baru.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) hingga Pusat Pengendalian Penyakit AS (CDC) belum memberikan tanggapan lebih lanjut soal Demicron. Namun WHO menegaskan kalau selama ini, tidak sembarangan memberi nama varian virus.
Penamaan Virus
WHO menjadikan urutan huruf Yunani sebagai acuan penamaan virus. Sehingga, penamaan Delmicron tidak sesuai dengan standar penamaan virus yang selama ini dilakukan oleh WHO.
“Jika ada varian baru virus corona, maka penamaannya sesuai alfabet yang mengikuti ‘Omicron’, yaitu, pi, rho, sigma dan lain-lain. Pemilihan namanya juga diputuskan setelah melalui pertimbangan dan tinjauan yang potensial,” demikian ditulis India Today.
Selain itu, lanjut sumber yang sama setiap mutasi virus memiliki nama ilmiahnya tersendiri umtuk mengkategorikannya secara medis seperti varian Omicron yang memiliki nama ilmiah B.1.1.529.
Epidemiolog Universitas Griffith Australia, Dicky Budiman pun memastikan kalau isu yang menyebutkan Delmicron merupakan varian baru virus Corona merupakan hoaks. Ia meminta masyarakat tak termakan isu yang menyebutkan Delmicron adalah varian virus Corona yang lebih berbahaya.
“Kabar Delmicron itu hoaks. Pentingnya masyarakat untuk melakukan cross check info dan tidak termakan isu ini,” kata Dicky kepada Asumsi.co melalui pesan singkat, Minggu (26/12/2021).
Ia mengamini kalau WHO selama ini menjadikan ururan huruf Yunani sebagai dasar penamaan kemunculan varian virus baru. “Selain Omicron belum ada varuan baru lagi. Tidak ada nama Delmicron dalam dasar penamanan varian virus,” ucapnya.
Lebih lanjut, Dicky meminta masyarakat untuk lebih banyak mencari tahu seputar perkembangan virus Corona dari sumber-sumber rujukan yang terpercaya dan bertanggung jawab secara ilmiah.
“Bisa dicek di situs GISAID untuk mengetahui perkembangan varian virus Corona saat ini. Di situ bisa jadi sumber rujukan resmi bagi publik,” kata dia.
Penurunan Efikasi Vaksin
Epidemiolog Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI), Tri Yunis Miko Wahyono menimpali kalau setiap virus memang bisa bermutasi menjadi nama-nama baru.
Akan tetapi, menurutnya tidak sembarangan varian virus berbeda nama bisa melebur menciotakan varian baru. Ia pun memastikan kalau Delmicron bukan varian baru dari virus mematikan ini.
“Semua virus COVID-19 memang bisa bermutasi karena rantai virusnya yang panjang. Cuma dia bermutasinya masing-masing enggak bisa asal bergabung gitu. Delta sendiri, Omicron sendiri,” ujarnya saat dihubungi terpisah.
Ia mencontohkan seperti varian Delta yang bisa bermutasi lagi menjadi Delta Plus tanpa berubah nama dasarnya. “Iya, jadi enggak ada varian Delmicron. Dipastikan kalau tidak ada gabungan kedua varian beda jadi varian baru,” tegasnya.
Adapun dari segi risiko penularan dan risiko kematian, masing-masing varian virus memang memiliki karakteristik yang berbeda bahkan bisa menurunkan efikasi vaksin yang ada telah tersedia saat ini.
“Kalau dari risiko penularan kan, memang kayak Omicron itu lebih menular. Dia juga bisa menurunkan efikasi vaksin sampai 20 persen. Seluruh jenis vaksin menurun efikasinya melawan varian ini,” ucapnya.
Oleh sebab itu, menurutnya pemberian vaksin booster bagi masyarakat umum sudah semestinya dilakukan yang diiringi kesadaran masyarakat untuk senantiasa menjaga kedisiplinan protokol kesehatan.
“Mestinya memang sudah mulai siap-siap bosoter nih, kita. Saya sih lebih khawatir ada mutasi baru lagi dari Omicron yang namanya berbeda bukan jadi kombinasi sama Delta. Masyarakat yang belum vaksin buruan vaksin dan tetap jaga disiplin protokol kesehatan. Jangan mulai anggap enteng enggak lagi oakai masker,” tandasnya.
Baca Juga