Teknologi

Abaikan Kesehatan Mental, TikTok Digugat Mantan Pegawainya

Ray Muhammad — Asumsi.co

featured image
Pixabay

Perusahaan jejaring sosial TikTok digugat oleh para mantan moderator, sekaligus kurator kontennya. Penyebab gugatan lantaran TikTok dinilai abai terhadap perlindungan kesehatan mental para kurator konten secara memadai.

Melansir The Verge, gugatan dilayangkan dalam bentuk class action atau perwakilan kelompok para pihak yang pernah terlibat sebagai kurator konten di Pengadilan Distrik Pusat California.

Guncang Kesehatan Mental: Candie Frazier, salah satu kurator konten yang ikut terlibat melayangkan gugatan mengatakan, TikTok sama sekali tidak mempedulikan kesehatan mentalnya dan para kurator lain dengan menekan mereka mengurasi video yang diunggah ke TikTok selama 12 jam.

Ia merupakan kurator dari perusahaan pihak ketiga rekanan TikTok, yakni Telus International. Sikap TikTokn yang memperkerjakan para kurator bekerja berjam-jam untuk memantau video yang bisa mengguncang mental, menurutnya sangat menyedihkan.

“Kami melihat (mengkurasi) ribuan tindakan kekerasan ekstrim dan sensitif, termasuk penembakan massal, pemerkosaan anak, mutilasi hewan, kanibalisme, pembunuhan geng, dan genosida,” ucapnya.

Waktu Istirahat: Selain itu, Frazier mengungkapkan kalau ia dan rekan-rekannya juga diminta TikTok untuk mampu menyaksikan tiga sampai sepuluh video secara bersamaan untuk dikurasi. “Masing-masing video baru dimuat setidaknya setiap 25 detik,” ucapnya.

Ia menyebutkan kalau selama ini para moderator dan kurator mempermasalahkan waktu istirahat yang diberikan oleh TikTok. Mereka hanya diperbolehkan istirahat selama 15 menit dalam empat jam pertama shift kerja.

Selanjutnya, tambahan waktu 15 menit baru diberikan kepada mereka untuk istirahat dua jam setelahnya. Hal ini, kata dia menunjukkan TikTok telah gagal bekeeja sama dengan baik bersama mitranya dari segi standar moderasi konten.

Alami Trauma: Frazier bahkan mengaku trauma atas perlakuan TikTok kepada dirinya selaku mitra kurator selama ini. “Saya mengalami trauma psikologis yang parah, hingga depresi dengan gejala dengan kecemasan, dan gangguan stres pascatrauma (PTSD),” ucapnya.

Melalui gugatannya, ia mengatakan selama bekerja dengan TikTok sering mengalami mimpi buruk yang mengerikan. Bahkan, dirinya kerap terbangun saat tidur karena video mengerikan yang dilihatnya di TikTok membayanginya.

Respons TikTok: Gugatan Frazeri dan rekan-rekannya telah diterima oleh Firma Hukum Joseph Saveri California. Pihak TikTok pun belum mau bicara banyak soal adanya gugatan ini.

Meski demikian, juru bicara TikTok Hilary McQuaide memastikan pihaknya senantiasa menjaga lingkungan kerja yang kondusif bagi seluruh karyawannya.

“Kami terus berupaya mempromosikan lingkungan kerja yang peduli bagi karyawan dan kontraktor kami,” ungkapnya.

Baca Juga

Share: Abaikan Kesehatan Mental, TikTok Digugat Mantan Pegawainya