Lembaga-lembaga survei menunjukkan semakin tingginya elektabilitas Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo sebagai calon presiden untuk Pilpres 2024. Namanya unggul dibandingkan tokoh-tokoh lainnya, mulai dari Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, hingga Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Puan Maharani.
Bersaing ketat dengan Prabowo
Survei teranyar Charta Politika yang baru dirilis Senin (20/12/2021) menunjukkan, Ganjar Pranowo meraih elektabilitas dan popularitas tertinggi untuk dipilih sebagai capres yang paling potensial.
Dengan melibatkan jumlah sampel sebanyak 1.200 orang melalui wawancara tatap muka, dengan margin of error sebesar 2,83 persen, Ganjar meraih elektabilitas sebesar 25,8 persen.
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto menjadi pesaing ketatnya. Pada survei yang dilakukan pada periode survei 29 November sampai 6 Desember 2021 ini, Prabowo memperoleh elektabilitas dari responden sebesar 22,3 persen.
Kuatnya Ganjar menjadi pesaing Prabowo pun terlihat dari hasil survei Polmatrix Indonesia pada periode 21 hingga 30 November 2021. Survei yang melibatkan responden sebanyak 2.000 orang ini, memperlihatkan hasil survei Prabowo sebesar 19,5 persen dan Ganjar menyusul 19,2 persen.
Sementara itu, lembaga survei Indikator juga memaparkan hasil serupa. Dengan jumlah sampel 2.000 responden, survei pilihan calon presiden terfavorit menunjukkan Prabowo meraih persentase sebesar 26,9 persen.
Nama Ganjar Pranowo bersaing ketat dengan Prabowo berada di posisi kedua meraih 23,2 persen. Keseluruhan hasil survei ini, terkesan menjadi refleksi harapan rakyat Indonesia yang merasa sudah saatnya negeri ini dipimpin oleh pasangan kepala negara muda dan dikenal oleh milenial.
Puan Semakin Tenggelam
Di sisi lain, nama Ketua DPR Puan Maharani yang selama ini dianggap bakal mendapatkan dukungan kuat untuk diusung PDIP sebagai capres 2024, justru semakin tenggelam elektabilitasnya.
Survei Charta Politika menunjukkan Ketua DPR Puan Maharani berada di posisi terakhir dengan perolehan hasil survei 0,83 persen. Bahkan, namanya dikalahkan oleh mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti dengan perolehan 0,93 persen.
Hasil survei Indikator posisi elektabilitas Puan juga menempatkannya di posisi rendah dengan perolehan 1,1 persen. Survei Polmatrix yang melibatkan 2.000 orang responden juga memperlihatkan, elektabilitas Puanhanya meraih 1,5 persen, makin tenggelam sebagai capres dibandingkan Ganjaryang notabene adalah kader PDIP.
Tanggapi Santai
Elite PDIP Hendrawan Supratikno menyikapi santai seluruh hasil survei yang menunjukkan, unggulnya Ganjar dari segi elektabilitas dan popularitas ketokohan untuk Pilpres 2024.
Menurutnya, masih terlalu dini untuk merespons serius seluruh hasil survei tersebut. Sebab, hasil survei ini bersifat dinamis ke depannya sehingga tak menutup kemungkinan posisi nama-nama yang diunggulkan akan mengalami kenaikan atau penurunan elektabilitas.
“Hasil survei ini kan, sifatnya dinamis dan bisa diselingi sejumlah kejutan. Nama-nama baru masih mungkin muncul dan nama-nama lama masih mungkin bergeser. Waktu masih cukup lama. Jadi, semua masih mungkin berubah,” katanya melalui pesan singkat kepada Asumsi.co, Selasa (21/12/2021).
Buka Peluang Buat Ganjar
Hendrawan memastikan, PDIP selama ini mengamati seluruh hasil survei elektabilitas sejumlah tokoh yang dirilis ke publik. Ia pun tak menutup kemungkinan partainya bakal menjadikan hasil survei tersebut dalam mengambil keputusan sosok yang bakal diusung maju di Pilpres 2024.
Dengan demikian, Ganjar Pranowo bisa saja masuk pertimbangan kuat PDIP sebagai sosok yang berpeluang diberikan tiket pencapresan nanti secara langsung oleh Megawati Soekarnoputri selaku Ketua Umum.
“Nama-nama yang muncul, kami catat sambil ditimang dan ditimbang. Tiket tinggal diberikan oleh Ketum kepada figur yang memenuhi kualifikasi sebagai capres terbaik. Bagi PDIP yang sudah punya tiket pencapresan, sikap yang paling bijaksana adalah tenang dan cermat,” jelasnya.
Di samping mengamati pergerakan elektabilitas tokoh-tokoh untuk Pilpres mendatang, ia mengatakan PDIP juga bakal melihat dinamika politik yang terjadi, khususnya pergerakan seluruh partai politik untuk mempersiapkan diri menghadapi Pilpres 2024.
“Kami mencermati semua yang bergejolak maupun yang sekadar beriak. Kami melakukan itu sambil terus menatap lalu lalang manuver semua parpol,” ucapnya.
Ganjar Capres, Puan Ketum
Sementara itu, peneliti Center for Strategic and International Studies (CSIS), Arya Fernandes menilai Ganjar memang berpeluang menjadi kandidat terkuat yang diusung sebagai capres oleh PDIP.
Namun, melihat sikap PDIP yang sampai saat ini belum terlihat menunjukkan sikap tegas terhadap tingginya elektabilitas Ganjar berdasarkan hasil berbagai lembaga survei, menunjukkan kalau mereka masih mengharapkan Puan bisa terus mendongkrak elektabilitasnya.
“PDIP sejauh ini belum memberikan sikap yang jelas siapa yang bakal diusung meski publik menduga tengah mempersiapkan Puan. Semuanya kembali pada kebijakan tunggal Bu Mega. Jadi, menurut saya peluang Ganjar diusung PDIP masih 50-50,” katanya saat dihubungi terpisah.
Ia menduga, sebagai partai politik yang paling kuat di pemerintahan saat ini PDIP juga tengah melakukan kajian internal soal seberapa besar peluang Ganjar bisa menang dan memberikan dampak positif dari segi politik kepada partai.
“Saya merasa saat ini Ganjar sudah masuk dalam pertimbangan cuma PDIP juga sedang berpikir secara strategis soal calon yang diusung dan tidak punya pilihan lain selain Ganjar, maka seberapa besar peluang politinya,” ungkapnya.
Arya menambahkan, jika pada akhirnya PDIP menetapkan pilihan untuk mengusung Ganjar di Pilpres 2024, maka Puan akan mendapatkan posisi kehormatan sebagai ketua umum pengganti Megawati Soekarnoputri.
“Kita tahu beberapa kali Bu Mega bicara regenerasi. Saya merasa ini juga menunjukkan kalau beliau sudah mulai menyiapkan Puan sebagai penggantinya. Perjalanan politik Puan sejauh ini yang sudah menjadi menteri dan ketua DPR, saya kira sangat mungkin Puan jadi ketum PDIP kalau dia tidak diusung jadi capres,” tandasnya. (zal)
Baca Juga: