Politik

Kaesang Ultimatum Ade Armando Keluar dari PSI: Kalau Gak Taat, Keluar Aja

Manda Firmansyah — Asumsi.co

featured image
Kaesang Pangarep/Portal PSI

Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Kaesang Pangarep mengultimatum Ade Armando usai pernyataan politik dinasti Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) viral di media sosial. Sebagai kader PSI, Kaesang menuntut Ade Armando taat konstitusi. Khususnya, terkait keistimewaan dari DIY.

Ia mempersilahkan Ade Armando dan kader lainnya hengkang dari PSI jika tidak bisa taat dengan konstitusi. “Jadi buat kader PSI yang tidak bisa mengikuti undang-undang maupun undang-undang dasar (UUD), itu juga buat bang Ade (Ade Armando) maupun kader yang lain yang enggak bisa taat, bisa keluar saja dari PSI,” kata Kaesang dalam sebuah pernyataan.

Sebelumnya, Ade Armando disorot usai menyebut representasi politik dinasti sesungguhnya berada di Yogyakarta. Pernyataan itu bermula ketika Ade mengkritik aksi mahasiswa dari berbagai universitas di Yogyakarta yang memprotes praktik politik dinasti menjelang Pilpres 2024.

Ade menganggap aksi tersebut sebagai ironi karena politik dinasti sesungguhnya terpampang nyata di Yogyakarta yang merupakan lokasi aksi para mahasiswa tersebut.

“Ini ironis sekali karena mereka sedang berada di wilayah yang jelas-jelas menjalankan politik dinasti dan mereka diam saja. Anak-anak BEM ini harus tahu dong. Kalau mau melawan politik dinasti, ya politik dinasti sesungguhnya adalah Daerah Istimewa Yogyakarta,” ujar Ade dalam sebuah video.

Setelah videonya viral, muncul undangan penangkapan Ade di media sosial pada Minggu (3/12/2023). Seruan penangkapan Ade mengajak masyarakat DIY menyuarakan pendapatnya dalam aksi yang digelar pada Senin (4/12/2023). Kemudian, massa aksi yang berkumpul di parkiran andong Pasar Beringharjo akan bersama-sama menuju kantor DPW PSI DIY pukul 12.00 WIB.

Menanggapi hal itu, Ade akhirnya meminta maaf terkait pernyataannya yang menyebut politik dinasti sesungguhnya ada di Yogyakarta.

“Melalui video ini saya ingin mengajukan permohonan maaf sebesar-besarnya seandainya video saya yang terakhir tentang politik dinasti telah menimbulkan ketersinggungan dan kegaduhan terutama di Daerah Istimewa Yogyakarta,” tutur Ade dalam sebuah video.

Ade meminta maaf usai mendengar kabar aksi masyarakat yang ingin menangkapnya dan rencana mendatangi Kantor dewan pimpinan wilayah (DPW) PSI. “Saya harus clear kan, apa yang saya sampaikan di video saya tersebut, sepenuhnya adalah pandangan saya, sikap politik saya. Ini tidak ada hubungannya dengan pandangan politik sikap politik maupun open policy dari DPP PSI dan DPW PSI Yogyakarta,” ucapnya.

Namun begitu, Aliansi Masyarakat Jogja Istimewa kadung berang dengan sikap Ade. Mereka melaporkan Ade Armando terkait pernyataannya yang menyebut DIY sebagai perwujudan dinasti politik ke Polda Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) pada Rabu (6/12/2023).

“Hari ini kami melaporkan Ade Armando terkait ujaran kebencian kepada Sultan dan DIY,” ujar Koordinator Masyarakat Jogja Istimewa, Prihadi Beny Waluyo.

Aliansi Masyarakat Jogja Istimewa menyertakan barang bukti berupa video Ade Armando yang viral di media sosial beberapa waktu lalu. Aliansi Masyarakat Jogja Istimewa melaporkan Ade Armando ke Polda DIY untuk memberikan efek jera.

Sebab, Ade Armando dinilai kerap melempar pernyataan yang memicu kegaduhan. Laporan tersebut teregister dengan nomor: STTLP/B/945/XII/2023/SPKT/POLDA D.I YOGYAKARTA.

Baca Juga:

KemenPAN-RB Rancang Rekrutmen ASN Tiap 3 Bulan Sekali

Ma’ruf Amin Sebut Debat Cawapres untuk Ukur Kemampuan, Lebih Elok Tak Didampingi Capres

Sejumlah Advokat Somasi Presiden Jokowi atas Dugaan Penyalahgunaan Wewenang

Share: Kaesang Ultimatum Ade Armando Keluar dari PSI: Kalau Gak Taat, Keluar Aja