Lembaga survei Charta Politika Indonesia memetakan elektabilitas calon presiden (capres) dan wakil presiden (cawapres) di dalam survei bertajuk “Peta Elektoral Pasca Putusan MK & Pendaftaran Capres – Cawapres” pada periode 26-31 Oktober 2023.
Berdasarkan simulasi pasangan Capres-Cawapres head to head, elektabilitas Ganjar Pranowo – Mahfud MD bersaing ketat terus tempel Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka.
Ganjar – Mahfud mengantongi elektabilitas sebesar 40,6 persen, sedangkan Prabowo – Gibran 43,5 persen.
“Prabowo – Gibran dengan Ganjar – Mahfud ada di angka 43,5 persen melawan 40,6 persen jadi selisih 2,9 persen,” kata Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya saat membeberkan hasil survei melalui kanal YouTube “Charta Politika Indonesia”, Senin (6/11/23).
Namun, melihat kondisi perpolitikan saat ini khususnya pasca putusan MK soal batas usia capres-cawapres yang dinilai akan menimbulkan perspektif negatif dari masyarakat, ada potensi Ganjar-Mahfud bisa menyalip pasangan Prabowo-Gibran.
Yunarto menilai elektabilitas Prabowo Subianto telah mengalami penurunan pasca putusan MK dan pendaftaran capres-cawapres dilakukan.
Dari survei itu dapat dilihat tren elektabilitas Prabowo – Gibran periode 13-17 Oktober dan 26-31 Oktober merosot 2,5 persen dalam kurun waktu satu bulan.
“Artinya terkonfirmasi ada pola yang sama bahwa ada kecenderungan di tiga nama tidak banyak berubah, tapi penurunan cukup tajam terhadap Pak Prabowo itu terjadi ketika simulasi dua nama,” jelas Yunarto.
Pada periode survei sebelumnya, yakni periode 13-17 Oktober 2023 atau pasca putusan MK mengenai batas usia capres cawapres 40 tahun atau menduduki jabatan yang dipilih dari Pemilu/Pilkada, Prabowo-Gibran mendapati skor elektabilitas 46 persen.
Sedangkan kini, hasil jajak pendapat pada 26-31 Oktober 2023 atau setelah kedua pasangan ini resmi melakukan pendaftaran capres-cawapres ke KPU dan semakin berkembangnya isu dinasti politik, elektabilitas Prabowo – Gibran merosot ke 43,5 persen.
Pasangan Ganjar – Mahfud pada periode yang sama elektabilitasnya terus melejit. Di periode 13-17 Oktober 2023 duet Ganjar – Mahfud mendapati elektabilitas 39,5 persen, dan 40,6 persen pada 26-31 Oktober 2023.
“Pemilih Anies ini cenderung pemilih yang bisa dikatakan anti Jokowi. Lalu, kemudian berseberangan dengan Jokowi, dulu banyak bersinggungan dengan pemilih Pak Prabowo di 2014 2019,” ungkap dia.
Dampak Buruk Elektabilitas Prabowo
Menurut Yunarto atau kerap disapa mas Toto pemilihan putra sulung Jokowi, Gibran Rakabuming Raka sebagai cawapres membawa dampak buruk terhadap elektabilitas Prabowo.
“Mungkin masih memaafkan Pak Prabowo jadi menteri, Pak Prabowo diendorse oleh Pak Jokowi, tapi ketika menggandeng anaknya kena dengan isu politik dinasti, dan lain-lain itu kemudian kalau kita lihat di sini potensi bahkan sudah menjadi beban elektoral buat Pak Prabowo,” ucap dia.
Terlebih putusan MK mengenai batas usia capres – cawapres 40 tahun atau menduduki jabatan yang dipilih dari Pemilu/Pilkada ini dinilai menjadi karpet merah memuluskan langkah Gibran menjadi cawapres dari Prabowo.
“Artinya semakin isu dari mahkamah keluarga, politik dinasti ini masuk ke dalam alam pikiran masyarakat dan kemudian sentimennya masih tetap negatif saya pikir itu yang akan menjadi penghalang Pak Prabowo untuk unggul baik di simulasi tiga nama ataupun dua nama,” tutup Yunarto.
Charta Politika Indonesia menggelar survei bertajuk “Peta Elektoral Pasca Putusan MK & Pendaftaran Capres – Cawapres” pada 26-31 Oktober 2023.
Terdapat 2.400 responden dilakukan wawancara secara tatap muka dengan minimal usia 17 tahun atau sudah memenuhi syarat pemilih di seluruh wilayah Indonesia. Adapun, ditemukan margin of error sebesar 2 persen.