Politik

Blak-Blakan Fahri Hamzah Kenapa Gencar Kritik Oposisi

Ray Muhammad — Asumsi.co

featured image
Asumsi

Mantan Wakil Ketua DPR RI, Fahri Hamzah mengungkapkan alasan dirinya belakangan gencar mengkritik oposisi melalui cuitan-cuitan di akun Twitter pribadinya. Fahri mengaku prihatin dengan kondisi oposisi pemerintah saat ini.

Ia mengaku kepekaannya mengamati isu oposisi menjadi motif terbesarnya untuk gencar melontarkan kritik.

Oposisi lemah: Sikap Fahri saat ini pun dinilai sebagai sebuah enigma. Ketika berada di dalam Parlemen, ia begitu gencar mengkritik pemerintah. Namun ketika tak lagi menjadi wakil rakyat, dirinya kini sibuk mengkritik oposisi.

Di dalam kritiknya, Fahri kerap menyudutkan oposisi pemerintah saat ini lemah dan tidak menjalankan tugasnya dengan baik. Seperti diketahui, hanya dua partai di parlemen yang saat ini menempatkan diri sebagai oposisi pemerintah, yaitu partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Demokrat.

Tagar kritik: Sejumlah tagar pernah disampaikan fahri di Twitter sebagai bentuk ekspresinya mengkritik oposisi.

#OposisiPenakut dicuitkan Fahri sebagai kritiknya terhadap oposisi pemerintah yang saat ini dianggap tidak bernyali. 

Ada pula #Oposisiplangaplongo yang berisikan kritiknya terhadap oposisi yang menurutnya, gagal paham menempatkan diri sebagai pihak yang berseberangan dengan pemerintah karena “tidak kebagian kursi”.

Politisi tak paham kerja: Fahri menyebutkan saat ini memang banyak isu terkait oposisi yang perlu menjadi perhatian. Menurutnya, saat ini banyak politisi yang tidak paham bekerja di dalam sistem perpolitikan saat ini.

“Pertama-tama, sebenarnya, pengertian banyak orang tentang the name of the system. Jadi, banyak politisi juga yang tidak paham bagaimana itu bekerja,” katanya dalam program Pangeran di kanal YouTube Asumsi.

Oposisi itu penting: Wakil Ketua Umum Partai Gelora ini juga menilai, publik juga perlu diedukasi soal pentingnya oposisi, di dalam sistem demokrasi yang dijalankan negeri ini.

Ia bahkan membuat metafora tentang Tuhan membiarkan iblis hidup untuk menggoda manusia yang menjadi acuannya mengkritik oposisi pemerintah dewasa ini.

Gagal paham: Di dalam sistem demokrasi, Fahri mengingatkan kalau keberadaan oposisi mutlak diperlukan. Sayangnya ia menilai di Indonesia sistem presidensialisme yang berjalan dipahami sebagai bentuk parlementarisme.

Ia mencontohkan kegagalan pemahaman ini seperti adanya partai politik karena mengusung calon presiden dan terpilih menjadi kepala negara terpilih maka ditarik masuk ke kabinet untuk berkoalisi. Pemahaman seperti ini menurutnya merupakan kesalahan

“Setelah presiden terpilih, dia ditarik, diajak masuk ke dalam kabinet. Dianggap itu adalah koalisi pemerintahan yang tidak boleh oposisi,” ucapnya.

Berhak kritik pemerintah: Kondisi seperti ini, menurut Fahri menciptakan tren ketika pemerintahan terbentuk, maka presiden terpilih ingin menarik sebanyak-banyaknya anggota partai masuk ke dalam kabinet. hal ini, kata dia agar tidak ada partai politik yang mengkritik pemerintah.

Padahal setiap partai politik juga tergabung di dalam struktur Dewan Perwakilan daerah (DPD) misalnya, DPD yang mestinya berhak berlaku selayaknya oposisi untuk menyampaikan kritik terhadap pemerintah.

“Saya dulu tiga periode jadi DPR, dua periode di bawah Pak SBY. Kan, saya nggak berhenti. Saya hajar aja menterinya, presidennya saya kritik. Kita dapat empat kursi kabinet, nggak peduli,” ucapnya.

Simak perbincangan selengkapnya di kanal Youtube Asumsi(zal)


Baca Juga:

Share: Blak-Blakan Fahri Hamzah Kenapa Gencar Kritik Oposisi