EksklusifPolitik

Viral Mural Prabowo Diprotes Seniman Grafiti

Yopi Makdori — Asumsi.co

featured image
Doc. Akun X @san_zr_

Sebuah unggahan di X yang menarasikan mural bergambar Prabowo Subianto menimpa karya seniman grafiti, beredar luas di media sosial.

Mural yang menggambarkan bakal calon presiden (bacapres) Prabowo Subianto dengan latar merah-putih itu menuai protes dari sejumlah seniman grafiti.

Pengunggah yang beralamat akun @san_zr_ menjelaskan, sejumlah karya grafiti yang diduga berada di Cilacap, Jawa Tengah itu ditimpa dengan mural kampanye Prabowo. Para seniman mengklaim bahwa aksi itu tanpa seizin mereka maupun pemilik rumah tempat mural itu tergambar.

“Kami anak2 komunitas grafiti selalu ijin pemilik rumah dan gedung jika ingin menggambari. Kita beli pilok dan cat dg uang kita sendiri. Karena itu bagian dari seni,” demikian tulis @san_zr_ , dikutip pada Kamis (5/10/2023).

Disebut bahwa insiden ini bukan hanya terjadi di Cilacap, tetapi juga di Wonosobo dan Kebumen, Jawa Tengah.

Akhirnya sebagai aksi protes, para seniman memodifikasi mural kampanye itu dengan mengubah rupa kepala bacapres yang masih menjabat Menteri Pertahanan tersebut. Kepala Prabowo pada mural itu digambar dengan berbagai rupa.

Ada yang diganti dengan kepala layaknya maling. Ada pula yang berwajah binatang dan tokoh kartun.

Seniman Grafiti Kebumen yang dikenal sebagai Mine mengaku begitu menyangkan aksi vandalisme bermutan politis yang diduga dilakukan orang-orang Prabowo itu. Bagi dia, tindakan itu seakan-akan bentuk ketidakadilan terhadap seniman.

“Merasa gak adil aja sih Mas, kok mereka ngiklanin segala sesuatunya kayak bendera aja deh, mulai bendera, baliho-baliho. Aku ngeliat di setiap sudut kota kan udah ada tuh, kenapa kok sampai ke tembok?” kata Mine ketika dihubungi Asumsi.co, Kamis (5/10/2023).

Pasalnya titik untuk menumpahkan ekspresi seni grafiti di Kebumen jumlahnya terbatas. Sementara politisi sebetulnya sudah ada banyak ruang untuk berkampanye. Namun, kata Mine, lahan seniman grafiti untuk mengekspresikan seninya justru dirampas atas nama politik praktis.

“Apalagi di Kebumen yang gambar cuma beberapa orang aja, segelintir orang aja. Gak kayak yang di Jogja, emang bener-bener pelaku grafitinya tuh banyak sekali,” katanya.

Mine menjelaskan, karya grafiti bagi seniman mempunyai arti tersendiri. Sebab para seniman bersusah payah untuk membuat karya tersebut supaya bisa dinikmati khalayak.

“Nah, untuk membuat sebuah graffiti teman-teman kan mengeluarkan waktu, tenaga, bahkan sampai biaya yang besar juga buat kita memproduksi sebuah karya. Saya juga di Kebumen lagi berusaha memperbaiki citra teman-teman grafiti,” kata Mine.

Mine mengungkap bahwa tindakan itu dilakukan secara masif, bukan hanya di Kebumen. Bahkan dia mendengar laporan bahwa di Cilacap pelaku berjumlah lima orang dengan menggunakan mobil.

Para pelaku, kata Mine ketika ditanya mengaku berasal dari luar daerah, seperti Karawang dan Cikarang, Jawa Barat, serta Probolinggo, Jawa Timur. Di Kebumen saja setidaknya terdapat empat karya grafiti yang ditimpa gambar kampanye Prabowo.

“Ada yang udah jadi. Yang satu yang paling parah, yang saya posting itu yang sedang saya kerjakan sih Mas. Emang masih setengah jadi dan mau dilanjutin ternyata udah ada gitu kan,” katanya.

Mine mengaku heran mengapa akhirnya seniman grafiti diusik oleh tingkah pola aktor politik. Padahal mereka telah banyak disediakan ruang untuk berkampanye.

“Itu yang disayangin sih Mas dari temen-temen graffiti sih, kenapa sih kok politik sampai nyenggol temen-temen grafiti. Padahal, ya itu balik lagi, saking banyaknya spot, kenapa mereka milih di atas gambar-gambar temen-temen grafiti?” katanya.

“Kenapa harus ngerusak? Kenapa harus gambar yang gak semestinya di situ, ditaruh di situ? Itu kan gak semestinya kan Mas, dan mereka juga gak ada izin sama si pemilik tembok juga kan,” sambungnya.

Pengamat Seni Grafiti Sulton menilai, aksi itu sebagai bentuk kekerasan pemerintah terhadap seniman. Mengingat aktor politik itu dengan sewenang-wenang menimpa karya-karya grafiti milik seniman tanpa seizin mereka.

Sulton menyayangkan aksi itu. Termasuk terhadap pelaku seni yang menggambar mural kampanye tersebut.

“Nah, kalau saya boleh bilang nih, fenomena kayak gini itu bisa disebut sebagai kekerasan simbolik bahkan, kan vandalisme dari pemerintah Indonesia kepada masyarakatnya, terutama pelaku graffiti dan seniman jalanan ya,” kata Sulton, Kamis (5/10/2023).

Pengamat Politik Lucius Karus menilai prilaku itu tidak etis dilakukan oleh aktor politik. Mestinya jika ingin bermain pada seni politik, maka kata Lucius, mereka harus menghargai karya seniman lain.

“Ya saya kira tak etis memang cara yang dilakukan oleh pemasang iklan bergambar Prabowo dan Jokowi yang menimpa graffiti hasil karya seniman di situ,” ujar Lucius kepada Asumsi.co, Kamis (5/10/2023).

Seni berpolitik, kata Lucius harusnya memunculkan wajah politisi yang punya etika, tahu sopan santun, tidak arogan, serta tidak sewenang-wenang.

Bahkan aksi itu dilihat Lucius justru akan kontra produktif terhadap citra Prabowo. Tak hanya merusak wajah Prabowo, hal itu juga berpotensi menggerus simpati publik terhadap bacapres itu.

“Tindakan tim Prabowo yang menimpa grafiti seniman lain yang duluan berkarya di tempat itu bisa merusak citra Prabowo… Prabowo dengan mudah akan disematkan sebagai figur yang tak menghargai karya seni bahkan tak punya selera seni,” katanya.

Tim Asumsi berusaha menghubungi pihak Partai Gerindra guna meminta keterangan akan masalah tersebut, namun hingga berita ini diturunkan belum ada respons.

Share: Viral Mural Prabowo Diprotes Seniman Grafiti