General

Kemenag Rilis Panduan Ibadah Natal di Tengah PPKM Level 3

Thomas — Asumsi.co

featured image
Kemenag

Kementerian Agama pada Kamis (2/12/2021) menerbitkan surat edaran pencegahan dan penanggulangan COVID-19 saat perayaan Natal yang tertuang dalam SE. 31 Tahun 2021 dan ditandatangani Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas pada 29 November 2021.

Kenapa itu penting: Surat edaran ini diterbitkan dalam rangka mencegah, menanggulangi, dan memutus mata rantai penyebaran COVID-19 di gereja sekaligus memberikan rasa aman dan nyaman kepada masyarakat dalam perayaan Natal.

Dalam keterangannya, Kemenag mengatakan surat edaran diterbitkan sebagai panduan umat Kristiani yang akan menyelenggarakan ibadah dan perayaan Natal di rumah ibadah masing-masing dengan tetap menaati protokol kesehatan, terutama dalam rangka pencegahan persebaran COVID-19 dan perlindungan masyarakat dari risiko ancaman dampaknya.

Perayaan di tengah PPKM Level 3: Menag menegaskan pelaksanaan kegiatan keagamaan inti dan perayaan Natal di rumah ibadah harus dilakukan dengan memberlakukan kebijakan sesuai dengan Pelaksanaan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 3.

Gereja wajib membentuk satuan tugas (Satgas) protokol kesehatan penanganan COVID-19 yang berkoordinasi dengan Satgas Penanganan COVID-19 Daerah.

Sederhana dan tidak berlebih: Pelaksanaan ibadah dan perayaan Natal hendaknya dilakukan secara sederhana dan tidak berlebihan, serta lebih menekankan persekutuan di tengah-tengah keluarga.

Kemenag menyarankan perayaan Natal dilaksanakan di ruang terbuka. Apabila dilaksanakan di gereja, diselenggarakan secara hybrid, yaitu secara berjamaah/kolektif di gereja dan secara daring dengan tata ibadah yang telah disiapkan oleh para pengurus dan pengelola gereja.

Jumlah umat 50 persen: Lalu jumlah umat yang dapat mengikuti kegiatan ibadah dan perayaan Natal secara berjamaah/kolektif tidak melebihi 50 persen dari kapasitas ruangan atau 50 orang.

Di sisi lain, pengurus dan pengelola gereja wajib menyediakan petugas untuk menginformasikan serta mengawasi pelaksanaan prokes, menyediakan alat pengecekan suhu di pintu masuk bagi seluruh pengguna gereja, dan melakukan pemeriksaan suhu tubuh untuk setiap jemaah menggunakan alat pengukur suhu tubuh.

Pengelola/pengurus juga harus menyediakan hand sanitizer dan sarana mencuci tangan menggunakan sabun dengan air mengalir di pintu masuk dan pintu keluar gereja, melakukan pembersihan dan disinfeksi secara berkala di area gereja.

Penggunaan aplikasi PeduliLindungi: Umat diminta menggunakan aplikasi PeduliLindungi pada saat masuk dan keluar dari gereja serta hanya yang berkategori kuning dan hijau yang diperkenankan masuk. Pengurus/pengelola mengatur arus mobilitas jemaah dan pintu masuk dan pintu keluar gereja guna memudahkan penerapan dan pengawasan protokol kesehatan.

Surat edaran itu juga memuat pelaksanaan khotbah harus memenuhi ketentuan bahwa pendeta, pastur, atau rohaniwan wajib memakai masker dan pelindung wajah (faceshield) dengan baik dan benar, dan mengingatkan jemaah untuk selalu menjaga kesehatan dan mematuhi protokol kesehatan.

Umat dilarang untuk melakukan pawai atau arak-arakan dalam rangka perayaan Natal yang melibatkan jumlah peserta dalam skala besar. (zal)


Baca Juga:

Share: Kemenag Rilis Panduan Ibadah Natal di Tengah PPKM Level 3